Kabuuan : 45Awal Kecewa
"Maaf Sayang jika Mas harus pergi keluar kota, Mas janji akan cepat kembali," ucap Hanan sembari men
readmore Pertemuan
Waktu sudah menunjukan pukul satu siang, Naya pun segera bersiap menuju cafe tempatnya bertemu denga
readmore Penjelasan
Netra Naya seakan enggan sekali memejam, dilihatnya jam di atas nangkas sudah menunjukan pukul dua m
readmore Tanda Kehamilan
Naya terbangun dan berlari menuju kamar mandi, dia merasakan perutnya bergejolak, mual ingin mengelu
readmore Menyesal
Hanan pulang dengan langkah gontai, setelah diusir oleh Naya. Hanan tahu kesalahannya tak bisa dimaa
readmore Kecelakaan
Hanan terbangun setelah mendengar panggilan Ratih, dia beranjak turun dari pembaringan menuju pintu,
readmore Menata Hidup
Semenjak mengetahui kehamilannya, Naya berusaha melupakan penghianatan Hanan padanya. Dia memutuskan
readmore Bertemu Melisa
Tak terasa sudah hampir dua minggu sejak Naya mengusir Hanan, akan tapi Hanan tidak berusaha menemui
readmore Terus Mengganggu
"Bu, ada yang ingin bertemu dengan Ibu." Dinda memasuki ruang kerja Naya setelah mengetuk pintu. "Sia
readmore Menjenguk Hanan
Mentari pagi telah menampakkan diri. Naya pun beranjak bangun dari tempat tidur. Setelah sholat Subu
readmore Bertemu Ratih
Setelah membantu Hanan kembali berbaring di ranjang Naya berniat untuk pergi. Naya takut jika terlal
readmore Kedatangan Hanan
Pov Naya "Jadi saya tidak perlu menjemput Ibu hari ini?" tanya Dinda melalui sambungan telfon. "Tidak
readmore Melisa Hamil?
"Terima kasih sudah mau memberikan Mas kesempatan, Sayang," ucap Hanan melepaskan pelukannya. Naya ma
readmore Bersiap Berpisah
Setelah pulang dari rumah sakit Naya hanya termenung terdiam tanpa bisa melakukan apa-apa. Dia meras
readmore Janji Ratih
Sudah satu minggu Hanan tidak pulang ke rumah Naya, hanya banyak panggilan telfon dan pesan yang dik
readmore Anak Kita?
Kedatangan Ratih sedikit banyak membuat Naya semakin ingin berpisah dari Hanan. Dia ingin Ratih meny
readmore Membujuk Naya
Pov Hanan Selama enam hari dirawat di rumah sakit kondisi Melisa sudah membaik, hari ini dia sudah di
readmore Kedatangan Pengacara Naya
Mentari pagi mulai menampakkan dirinya, Hanan pun bersiap mulai bekerja kembali setelah cuti karena
readmore Pertengkaran
"Assalamu'alaiku Ibu Naya," sapa Alan melalui sambungan telfon. "Wa'alaikum salam Pak Alan. Ada apa B
readmore Semakin Terluka
Dering bunyi alarm ponsel membangunkan Naya dari tidur, setelah kelelahan karena bertengkar dengan
readmore Pergi
Netra Naya mengerjap pelan memandang cahaya lampu, dia mulai tersadar dari pingsan karena tak kuasa
readmore Trauma
"Kenapa bisa menjadi seperti ini, Ibu Naya?" tanya Alan memandang Naya iba saat melihat kondisi waja
readmore Penangkapan Hanan
Hanan terbangun dari tidurnya, dia meraba kasur di sebelahnya yang sudah kosong. Hari masih gelap sa
readmore Keributan
"Ada apa, Din? Kenapa menelfonku?" tanya Naya melalui sambungan telfon. "Maaf, Bu. Ada yang ingin ber
readmore Sidang Pertama
"Kita berangkat sekarang atau nanti, Bu?" tanya Dinda begitu tiba di ruangan Naya. "Sebentar lagi, Di
readmore Melisa Keguguran
"Lalu bagaimana dengan anakku, Bu? Bagaimana dengan anakku yang hampir saja lenyap karena ulah ayahn
readmore Kehancuran Keluarga
"Ibu Naya! Tunggu sebentar." Naya menoleh mendengar suara Alan memanggilnya saat akan memasuki mobil
readmore Melisa Sadar
Setelah kepergian Naya, Hanan pun kembali dibawa oleh polisi ke penjara saat Melisa berhasil diopera
readmore Tak Sampai Hati
Langkah kaki Naya terasa berat meninggalkan Hanan dalam keadaan terpuruk seperti itu. Akan tetapi di
readmore Melisa Gangguan Mental
Satu minggu berlalu semenjak sidang pertama perceraiannya. Setiap hari Naya lalui dengan rasa gundah
readmore Permohonan Ratih
Setelah melihat keadaan Melisa rasanya Naya tidak tahan untuk tetap berada di tempatnya berdiri. Lal
readmore Sidang Vonis Hanan
Hari berlalu begitu cepat, tidak terasa hari sidang vonis Hanan akan digelar. Sejujurnya Naya enggan
readmore Pasrah
Pov Hanan Aku hanya memandang sendu Melisa yang terus berteriak dan menangis. Pikiranku kosong, menye
readmore Melisa Bunuh Diri
"Huh ... setiap hari aku harus mengurus Melisa. Kapan sih dia sembuhnya, capek aku kalau Melisa seda
readmore Darah Untuk Melisa
Ratih berjalan mondar-mandir di depan ruang UGD, hatinya gelisah memikirkan bagaimana kondisi Melisa
readmore Hancur Tak Tersisa
Pov Melisa. Sejak Mas Hanan berada dipenjara hidupku rasanya hampa. Aku sudah tak semangat lagi menja
readmore Akhir Pernikahan
Tak terasa waktu sudah berlalu dengan cepatnya, persidangan perceraian Naya dengan Hanan hari ini ad
readmore Melisa Meminta Maaf
Naya berjalan diiringi Dinda di belakangnya menuju parkiran. Di sana Irham sudah menunggunya dari ta
readmore Status Baru Hidup Baru
Pov Naya Setelah Melisa pergi aku bergegas masuk ke dalam ruanganku untuk beristirahat. Kurebahkan tu
readmore Kehilangan Segalanya
Pov Hanan Netraku mulai meneteskan air mata begitu mendengar ketukan palu dari Hakim pertanda berakhi
readmore Akhir Penantian
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, Naya melalui hari-hari damainya di rumah Irham. Di rumah I
readmore Tergantikan
Pov Hanan Dua tahun masa hukumanku akan segera berakhir, aku tidak sabar keluar dari sini dan mencari
readmore Kembali
"Sudah sampai, Bu," ucap sopir pada Naya yang sedang melamun sembari mengelus-ngelus puncak kepala A
readmore Alan
Naya bergegas kembali ke dalam restoran saat tak menemukan sosok Hanan. Dia berjalan menunduk kembal
readmore Akhir
Pov Naya. "Bagaimana, Mbak? Apakah Mbak masih mengharapkan laki-laki yang sudah membuatmu menderita?
readmore
sangat bagus cerita nya
4d
0terimakasih novela saya bisa tukar ini dengan diamon dan yang lain sekali lagi terimakasih novela ya
13/08
0cerita nya bagus
11/08
0terimakasih atas cerita yang telah di tulis
09/08
0sangat bagus kak
25/07
0AKU INGIN MENARIK SALDO
06/07
0Niceee
02/07
0👍 good
25/06
0mantab
09/06
0⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
29/05
0