logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Part 6 : Menyerah?

'Pengusaha terkenal ber inisial BA ditangkap di kantornya usai ditetapkan menjadi tersangka kasus penyalahgunaan narkotika jenis sabu, polisi menemukan barang bukti serbuk sabu - sabu seberat 0,62 gram di dalam map kerja dan sebuah alat penghisap sabu di koper kerjanya' Suara dari televisi.
Seseorang di balik televisi itu tersenyum miring, hatinya puas karna rencana nya berhasil. Ternyata Bima tak sekuat itu, buktinya ia telah berhasil menjebaknya hingga masuk penjara.
.....
Suasana pagi ini cerah, biasanya rayna akan bersemangat untuk sekolah jika suasananya seperti ini, tapi tidak dengan hari ini sangat berbanding terbalik dari biasanya rambut acak - acakan, mata sembab dan tidak ada senyum yang lebar seperti biasa. Ia masih tidak menyangka dengan peristiwa kemarin yang menimpa papanya, bagaimana bisa satu - satunya orang yang ia harapkan malah semakin membuatnya terpuruk.
"Cantik, ayo makan dulu bibi udah masak kesukaan cantik loh." Bi Inah berusaha membujuk.
"Ray belum laper bi, nanti aja ya."
Bi inah sangat khawatir dengan keadaan anak majikannya itu, pasalnya dari semalam rayna belum mau makan. Bi inah khawatir jika nantinya rayna malah sakit dan pingsan seperti kemarin.
Dibalik pintu kamar itu, seorang gadis tak kunjung pergi dari meja belajar seraya menimang - nimang foto mamanya, rasanya ia ingin menyusul mamanya ke surga agar ia tak merasakan lagi pahitnya hidup.
"Ma, bisa jemput rayna.?"
"Ray capek ma."
"Ray udah ga kuat."
"Ray pengen peluk mama."
Tangisnya pecah sembari meletakan kepala di meja dan memeluk foto mamanya. Disela - sela tangisannya ia merasa ada yang menyentuh kepalanya sebuah usapan lembut itu membuat rayna menoleh.
"Mama?."
"Halo, sayang anak cantik." jawab mamanya lembut.
Rayna lalu bangkit dan memeluk mamanya ia menumpahkan semua beban yang selama ini ia tahan, beban karna kurangnya kasih sayang orang tua.
"Lihat mama sayang."
"Sekarang dengar mama ya?."
"Mama sangat senang ketika kamu lahir di dunia, mama berjuang sekuat tenaga mama agar kamu bisa lahir dengan sempurna. Saat ini, mama bangga sekali punya kamu nak, kamu satu - satunya cahaya mama. Jangan menyerah sayang, badai pasti berlalu." ucap mamanya lembut sambil membelai surai hitam milik rayna.
"Tapi ray takut ma."
"Kamu tidak perlu takut sayang, mama akan selalu ada di samping kamu. disini." menunjuk bagian hati rayna.
"Kamu kan juga masih punya Allah, kamu bisa bercerita lewat doa kamu. kamu masih ada Bi Inah yang sayang sama kamu, ada temen - temen kamu juga. Jadi jangan takut yah."
Rayna mengangguk mengerti dengan ucapan mamanya.
"Sekarang mama harus pergi, tapi tenang seperti yang mama bilang tadi. Mama akan selalu ada di hati kamu. Dan mulai sekarang kamu nggak boleh sedih lagi ya? kalau kamu sedih mama, papa, bi inah semuanya ikut sedih, dan kamu harus tau membuat orang lain bersedih itu bukan perbuatan baik sayang, kamu kan anak baik. anak baik harus berbuat baik, mengerti?" Ucap mamanya seraya menghapus air mata menggenangi pipi putrinya.
"Jangan ma, jangan pergi lagi. temenin ray disini ya." Mohon rayna serasa menggenggam tangan mamanya.
"Mama pergi dulu ya sayang, tetap jadi anak baik ya?." Pamit mamanya
Rayna berusaha menahan mamanya untuk tidak pergi, namun tak bisa mamanya semakin menjauh darinya.
"mama jangan pergi." teriaknya
Nihil yang di ditemuinya hanyalah bingkai foto mamanya yang tadi ia peluk, ternyata hanya mimpi. Ia terlalu lelah menangis hingga tak sadar ia tertidur di meja belajarnya. rayna memikirkan perkataan mamanya barusan, yang paling ia ingat adalah mamanya selalu ada menemaninya di dalam hatinya. di tengah - tengah lamunannya ia disadarkan oleh adzan dhuhur yang sudah berkumandang. Ia memutuskan untuk mandi dan melaksanakan sholat dhuhur sembari menenangkan pikirannya.
......
Di tempat lain Sinta tidak bisa fokus ke pelajaran karna berita yang ia dengar di tv tadi pagi. ia memikirkan bagaimana berantakannya hati rayna, ia bahkan lebih sering menolah kesamping tempat rayna duduk daripada ke papan tulis. Sinta sangat khawatir dengan keadaan Rayna, maka dari itu ia berencana sepulang sekolah ia akan menemui Rayna di rumahnya.
....
Setelah sholat dhuhur rayna merasa lebih tenang, lalu ia memutuskan untuk membuka ponselnya yang sengaja dari semalam ia matikan. Ratusan pesan masuk dari teman - temannya, tapi yang paling tidak masuk akal adalah pesan dari sahabat yang mengirimkannya 687 pesan.
"Astaga sinta, kamu segabut apa coba sampe ngirimin aku chat sebanyak ini." Ucapnya sambil membuka room hatnya dengan bestinya itu
10 pesan pertama memang sinta mengirimkan kalimat penyemangat untuk Rayna, tapi sisanya sinta hanya spam stiker kelinci joget yang membuat Rayna memutar bola matanya malas.
"krucuk.. krucuk.. krucuk."
Di sela - sela ia menjawab chat dari teman - temannya, Rayna merasa lapar karna memang dari semalam ia belum makan. Lalu ia meletakan ponselnya dan segera turun untuk makan.
"Bi.. Bi Inah?." Panggil Rayna
"Eh iya cantik, ya ampun akhirnya kamu turun juga. Bibi khawatir banget sama kamu, takut nanti kamu sakit."
"Hehe, iya bi maaf ya ray bikin bibi khawatir."
"Iya iya udah nggak papa yang penting sekarang kamu udah lebih tenang kan.? Kamu mau makan? dari semalam kamu belum makan." Tawar bi inah
"Iya udah laper hehe." jawab rayna seraya tersenyum.
"Alhamdulillah yaudah ayok makan, bibi udah masak enak. Harus dihabisin ya." Balas bibi lalu menggandeng rayna menuju meja makan.
Rayna bersyukur masih ada Bi Inah di sisinya setidaknya ia bisa merasakan sosok seorang nenek, karna nenek asli rayna sudah meninggal sebelum rayna lahir.
"Alhamdulillah kenyang banget bi." Ucap rayna setelah mengosongkan piringnya.
"Alhamdulillah, bibi baru pertama kali loh lihat cantik makan selahap itu, lihat nih piringnya kinclong ini mah bibi ga perlu cuci lagi."
"Ihh, bibi mah gt kan ray dari semalem juga belom makan jadi ya wajar lah ray kelaperan."
"Iya, iya bibi cuman bercanda, lagian bibi malah seneng kalo cantik makannya lahap gini."
"hehe, makasi ya bi. Ini juga gara - gara masakan bibi enak banget. Jadi rayna lahap deh makannya.
"Ahh cantik bibi jadi malu, udah ah bibi mau cuci piring dulu kalo gitu ya." Pamit bibi sambil mengumpulkan beberapa piring kotor untuk di cuci.
"Mau, aku bantu bi?." Tawar Rayna
"Nggak usah, udah cantik ke kamar aja istirahat biar tenang ya."
"Yaudah, kalo gitu aku ke kamar lagi deh. Semangat bi cuci piringnya."
"Siap cantik." Jawab bi inah dengan posisi tangan hormat. Membuat rayna tersenyum.
.....
Tok..tok..tok
"Assalamualaikum, rayna."
Bi inah yang mendengar suara orang di luar segera membuka pintu rumah itu.
"Eh, non sinta cari cantik non?."
"Ihh bibi, gausah pake non segala sinta aja s i n t a, sinta oke?.
"Eh, iya non eh sinta maksudnya."
"Iya, aku mau ketemu rayna, raynanya ada bi?." Tanya sinta
"Ada ada baru aja selesai makan, ayok silahkan masuk." Bibi mempersilahkan, diikuti sinta memasuki rumah rayna.
"Cantik ada di atas, kamu langsung ke kamar nya aja ya, tau kan kamarnya yang mana?." Ucap bibi
"Iya tau kok bi, yaudah sinta ke atas dulu ya." Pamit sinta lalu bergegas menuju kamar rayna.
Sesampainya di depan kamar rayna, sinta memutar knop pintunya tanpa berniat mengetuk dahulu, ini sudah hal biasa diantara mereka berdua.
"OMG RAYNA." Pekik sinta
............
" Sebanyak apapun masalah yang datang, pasti akan selesai jika kita berani menghadapinya." ~ Rayna
.............
TBC

หนังสือแสดงความคิดเห็น (35)

  • avatar
    suesuzaini

    ok best

    20/08/2022

      0
  • avatar
    IrfaniHakim

    mau uang dana

    16/08/2022

      0
  • avatar
    AsninaNas

    best reading

    24/07/2022

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด