logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Part 5 : Patah

"Bima Alexander, 42 Tahun, jenis kelamin laki - laki." Ucap polisi itu membeberkan biodata Bima
"Berdasarkan tes urine yang telah bapak lakukan, bapak dinyatakan positif menggunakan zat narkotika berjenis sabu - sabu." Jelas polisi itu tegas
Bima hanya bisa diam mendengar penuturan polisi tadi, dia yakin dia sedang dijebak. Tapi siapa? siapa yang tega melakukan ini padanya. Hatinya hancur ketika wajah rayna kembali terpampang di fikirannya. Air matanya mulai berjatuhan, tak sanggup memikirkan apa kata yang pantas untuk menjelaskan ini semua pada Rayna.
"Pak ta, tapi pak saya bersumpah saya tidak melakukan itu pak." Bima berusaha membela.
"Maaf pak, bukti sudah kami kantongi. Selanjutnya kami akan melakukan penggeledahan terhadap tempat tinggal bapak dan kantor bapak secara menyeluruh untuk mencara tahu apakah ada bukti lain." ucap polisi itu menjelaskan
"Tolong bawa saudara Bima menuju sel sementara, saya dan tim akan mencari barang bukti lain." Ucap polisi pada rekan lainnya. Lalu di balas anggukan.
"Mari pak ikut saya." Ucap petugas lain, sembari memborgol kedua tangan Bima.
Apa ini? apakah aku diciptakan hanya untuk menderita? Tuhan engkau telah mengambil istriku. Sehingga putri ku kehilangan bidadari nya. Lalu, mengapa sekarang engkau beri kami cobaan yang begitu berat lagi?. Apa salah ku Tuhan?. Bima hanya bisa menangis memikirkan putri semata wayang nya, bagaimana nasibnya nanti. Apa kata tetangga dan teman - teman sekolahnya, Rayna pasti sangat hancur.
....
"Sin aku pulang duluan ya?." Pamit Rayna pada Sinta.
"Loh tapi kan lo belum di jemput Ray?."
"Aku udah pesen taksi online kok, mungkin papa lagi sibuk." Ucap rayna
"Yaudah, nih taksi nya udah datang. Duluan ya byee." Lanjutnya sembari menaiki taksi yang sudah ia pesan lewat aplikasi.
Entah mengapa hati rayna tak tenang sejak melihat papanya kemarin melamun, belum lagi papanya yang pergi kekantor malam - malam. Dan sekarang tidak ada kabar sama sekali bahkan WhatsApp nya hanya centang 1.
Sesampainya di halaman rumah Rayna dikejutkan dengan adanya mobil polisi dan juga beberapa warga yang berkumpul. Terlihat juga Bi Inah yang tengah menangis, melihat hal itu Rayna segera membayar taksinya dan bergegas turun menghampiri Bi Inah.
"Assalamualaikum, bi ada apa ini kok ada polisi?." Tanya nya panik seolah firasatnya memang benar ada yang tak beres.
"Cantik." Ucap bi Inah sambil menangis tersedu - sedu dan memeluk Rayna.
Tak kunjung mendapat jawaban dari Bi Inah, rayna bertanya pada salah satu petugas polisi yang ada di dekatnya.
"Maaf pak ada apa ya? kok rumah kami di geledah?." Tanya Rayna polos.
"Maaf adek ini siapanya Pak Bima?." Tanya petugas polisi itu.
"Saya anaknya pak, papa saya kenapa?." tanya nya dengan suara yang mulai gemetar.
"Maaf ya dek, papa kamu kami tangkap karna terbukti melakukan penyalahgunaan narkoba jenis sabu - sabu." Terang polisi itu.
Sabu - sabu? seketika otaknya berputar mengingat benda itu. Dan ya Rayna ingat bahwa narkotika bukan lah hal yang di legalkan di Indonesia. Dan bagi yang menyalahgunakannya akan dihukum penjara.
"Ha?? Ap apa?." Ucapnya terbata - bata
"Nggak mungkin, nggak mungkin papa kayak gt, nggak mungkin." Tangisnya pecah
"Mana papa saya, lepaskan papa saya pak, lepaskan papa saya." Teriak rayna pada petugas itu sambil memukulinya.
Bi inah yang melihat itu segera memeluk dan menenangkan Rayna.
"Cantik, cantik yang sabar ya masih ada bibi." Ucap Bi Inah menenangkan
"Bi, aku gamau bi, papa mana bi nggak mungkin bi." ucap rayna semakin histeris
"Pak lepasin papa saya, saya mohon saya udah nggak punya siapa - siapa lagi." Ujarnya memohon sambil menangis.
"Cantik, cantik udah, tenang sayang." Ucap Bi inah lagi.
Tak lama petugas yang menggeledah seisi. rumah sudah selesai melakukan tugasnya dan segera kembali ke kantor.
"Terima kasih atas kerja samanya, kami permisi." Ucap polisi itu pada bi inah dan beberapa warga yang ada disitu.
"Pak jangan pak, kembalikan papa saya saya mohon." Teriak Rayna semakin histeris ketika polisi akan segera pergi.
"Bi, kejar bi tolong bi aku mau papa, bibi tolong." Ujar Rayna masih dalan tangisannya, dan tak lama rayna pingsan.
Bi Inah yang menyadari Rayna tak sadarkan diri panik dan meminta warga untuk menggendong rayna lalu menidurkan nya di sofa. Bi inah sengaja tak memberinya bau - baunya seperti minyak kayu putih karna Bi inah pernah diberi tau orang pingsan bisa sadar dengan sendirinya. Selain itu, Bi Inah ingin membiarkan Rayna sedikit lebih tenang dulu.
......
"Pak Bima kami menemukan barang bukti tambahan di dalam koper kerja bapak berupa alat penghisap sabu. Dengan ini bapak sudah resmi dinyatakan bersalah." Jelas polisi itu pada bima.
Bima hanya diam memikirkan apa yang sedang terjadi sebenarnya, bagaimana dia bisa dihukum atas perbuatan yang tidak ia lakukan.
"Sebentar lagi akan diadakan konferensi pers dengan awak media, jadi silahkan bapak mengganti pakaian bapak dengan baju tahanan." Lanjutnya lagi.
Media? itu berarti beritanya akan tersebar kemana - mana. Lagi - lagi Bima hanya mengkhawatirkan putrinya bagaimana keadaannya sekarang, apakah dia sudah pulang sekolah, apakah sudah makan. Dia merasa dia adalah orang tua yang buruk bagi Rayna. Setelah kepergian ibunya dialah satu - satu nya orang yang bertanggung jawab di kehidupan rayna. Tapi lihat sekarang dia malah memakai baju tahanan, dan juga tangan diborgol.
Diluar kantor polisi, sudah ramai wartawan yang menodongkan mic dan kamera ke arah petugas kepolisian. Memastikan berita yang mereka dengar benar atau salah.
Salah satu petugas kepolisian menghampiri bima dan membawanya untuk bertemu awak media.
"Mari pak, pers akan segera di mulai." Ajaknya.
....
"Kami dari petugas kepolisian, mengkonfirmasi bahwa Saudara Bima Alexander, berusia 42 tahun, seorang pengusaha telah terbukti melakukan penyalahgunaan narkoba berjenis sabu - sabu. Dengan barang bukti berupa serbuk sabu - sabu seberat 0,62 gram, alat penghisap sabu, dan juga hasil dari tes urine yang menunjukan hasil positif. Maka dari itu, menurut peraturan perundang - undangan saudara Bima Alexander dihukum 4,5 tahun penjara dan denda sebesar 325 juta rupiah, Terima Kasih. Pers selesai. Jelas petugas polisi kepada awak media
Dalam perjalan menuju sel, bima merasa menjadi manusia paling tidak berguna di dunia ini. Ia telah dititipkan seorang putri yang sangat sempurna, tapi ia tidak bisa menjaganya.
"Pak, ini sel bapak. Mohon bersikap baik selama berada di lingkungan tahanan jika bapak tidak ingin diberikan hukuman tambahan. Jelas polisi yang membawa bima
"Baik terima kasih."
.....
"Bi, papa bi." Ucap rayna setelah siuman dan kembali terisak.
"Cantik, tenang ya cantik harus kuat kan masih ada bibi disini."
"Dosa aku besar banget ya bi? Tuhan udah ambil mama saat aku kecil, sekarang Tuhan misah in aku sama papa. Apa aku diciptakan hanya untuk menderita?." Ujar rayna dengan tatapan kosong.
Bi Inah pun hanya bisa terdiam mendengar penuturan Rayna. Mulutnya tak sanggup menjawab apa yang di katakan anak majikannya itu. Ia hanya bisa terus memeluk gadis cantik itu berharap dia bisa tenang
......
Tamat.
Selesai, kedua sayap ku telah patah. Jika dulu aku masih bisa terbang walau pincang. Kini? aku telah lumpuh. Dipatahkan oleh support sistem paling utama adalah hal paling menyakitkan. ~ Rayna
....................................
Hai, terima kasih sudah membaca ceritaku sebenernya ini bukan beneran tamat. Tapi aku sengaja buat cerita ini jadi 3-4 season. Dan di season ke 2 nanti akan menceritakan Rayna yang bangkit dan duduk di bangku SMA. Season 2 akan ku buat jika antusias di season ini cukup tinggi, Jadi mohon bantuannya ya teman - teman. Sekali lagi atas dukungan dan apresiasinya aku ucapkan terima kasih.
See u next season

หนังสือแสดงความคิดเห็น (35)

  • avatar
    suesuzaini

    ok best

    20/08/2022

      0
  • avatar
    IrfaniHakim

    mau uang dana

    16/08/2022

      0
  • avatar
    AsninaNas

    best reading

    24/07/2022

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด