logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bab 3 Waspada

Tempat yang indah di sebuah daratan yang tidak berpenghuni. Mereka datang ke sana dengan harapan dalam benaknya terjadi hal yang dapat mengisi kenangan musim panas. Di balik keindahan yang terlihat menghipnotis mata. Terdapat hamparan hijau dan laut yang seperti berada di surga. Di sisi yang berbeda tepatnya di dekat sebuah air terjun, Selena mendengar teriakan seseorang yang membuatnya berpaling ke arah utara. Suara gemerincik air terjun membuatnya tidak bisa mendengar dengan jelas dari mana asal muasal suara tersebut. Arron yang bersama dengannya mendengar hal yang sama dan membuat mereka terdiam. Sebelum akhirnya bergerak. Tidak lama setelahnya, seseorang menembakan jarum kepada Arron dan itu membuatnya terluka di bagian kaki. Selena yang mencoba mencaritahu siapa yang melakukannya ternyata tidak kunjung di temukan. Di tempat yang berbeda seseorang tengah di sekap dan membuatnya ketakutan. Sekelompok orang melihat ke arahnya dan kemudian seseorang tersebut menjerit.
Hari ini tanggal 18 Januari 2024. Marchell kemudian bangun dari tidurnya dan dirinya segera pergi mandi. Tidak lama setelah dirinya selesai mandi, tiba-tiba saja ponselnya berdering dan rupanya itu adalah Ethan. Dengan cepat, Marchell mengangkat panggilan tersebut.
“Ada apa?” ucap Marchell kepada Ethan yang menelponnya.
“Jangan lupa datang ke tempat kerjaku okay.”
“Memangnya sekarang kau tidak akan masuk kelas?”
“Tentu saja akan. Maksudku nanti malam kau jangan lupa datang.”
“Oh, kau kebagian dinas malam rupanya. Tentu saja lagi pula aku bosan.”
“Bagus. Oh iya, ku dengar sebelum musim panas nanti kita akan ujian tengah semester. Apa itu sungguhan?”
“Aku justru belum mendengarnya sama sekali.”
“Apa?”
“Memangnya kau mendapatkan informasi itu dari mana?”
“Ada orang yang mengirimkannya di grup.”
“Oh ya?”
“Ya. Coba saja kau lihat.”
“Okay. Akan ku periksa nanti.”
Panggilan tersebut kemudian berakhir dan sekarang Marchell bersiap untuk pergi ke kampus. Di tempat yang berbeda tepatnya di dekat halte bus, Selena kemudian memasuki bus tersebut begitu datang. Dirinya kemudian duduk di kursi tengah sambil mendengarkan musik. Tidak terasa sudah sampai dan kemudian dirinya keluar dari bus tersebut dan berjalan menuju ke tempat kuliahnya. Selena yang terlihat misterius di kalangan banyak orang membuatnya merasa selalu menjadi bahan pembicaraan mereka di mana pun tempatnya. Namun, semua itu tidak pernah membuatnya merasa terbebani sama sekali dan membuatnya biasa saja. Ketika Selena hendak pergi ke lantai 3, dirinya kemudian bertemu dengan Arnette yang juga akan pergi ke lantai 3.
“Oh, Selena apa itu kau?” tanya Arnette kepadanya sambil berlari ke arahnya.
“Arnette.”
“Kau baru saja datang?”
“Ya. Apa kau juga sama?”
“Benar.”
“Bagaimana harimu?”
“Tidak jauh berbeda dengan biasanya.”
“Wow.”
“Oh iya, musim panas ini apa kau ada rencana?”
“Aku tidak yakin soal itu. bagaimana denganmu?”
“Sebenarnya, ketika aku melihat beberapa postingan orang-orang ada sebuah tempat yang cocok untuk berlibur. Tapi lumayan jauh.”
“Dimana?”
“Sebuah pulau. Dan sepertinya hanya bisa di akses oleh wisatawan saja.”
“Kedengarannya menyenangkan.”
“Sudah kuduga.”
Mereka terus mengobrol sampai akhirnya masuk kelas untuk menghadiri pembelajaran pagi ini. Ternyata pfofesor datang lebih cepat di banding biasanya dan mereka pun langsung menjalani harinya itu. kelas berlangsung selama tiga jam. Suasana di dalam kelas terlihat begitu tenang dan profesor terus menjelaskan pembelajarannya. Ethan terlihat memperhatikannya dengan seksama berbeda dengan Arron yang tertidur. Hari ini semua orang terlihat sedang berbahagia. Di waktu yang sama tepatnya di sebuah tempat yang rupanya adalah kediaman milik seorang pengacara yang bernama Hilton. Pria itu terlihat sedang sibuk dan kemudian pergi ke biro hukum miliknya. Di sana, orang-orang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka begitu juga dengan dirinya yang kemudian langasung duduk di kursi yang ada di dalam ruangannya. Tidak lama setelahnya, seorang wanita melaporkan sebuah kasus kepada polisi dan mereka mengambil tindakan hukum atas kasus tersebut. Pengacara yang akan mendampingi korban yang tidak lain adalah Hilton. Saat ini, wanita yang menjadi korban kasus tersebut berada di depannya.
“Apa anda yakin dengan pilihan itu?” ucap Hilton kepada wanita tersebut yang ada di depannya.
“Tentu saja. Saya yakin dengan hal tersebut.”
“Baiklah.”
Wanita yang menjadi korban stalker itu kemudian melacak siapa yang selama ini menguntitnya dan akhirnya dirinya dapat mengetahui hal tersebut dan melaporkannya kepada polisi. Di saat itu, polisi langsung menyelidiki kasus tersebut dan kemudian menangkap orang yang di yakini adalah stalker seorang model bernama Meredy tersebut. Pria itu kemudian di tahan dan sekarang akan mendapatkan persidangan karena Meredy menuntutnya ke jalur hukum. Sekarang adalah waktu di mana orang tersebut akan mendapatkan pengadilan atas tuntutan yang di berikan oleh Meredy. Pria tersebut adalah fotografer yang memiliki obsesi terhadapnnya dan kemudian menguntitnya selama tiga tahun lamanya dan baru saja ketahuna beberapa bulan yang lalu. Meredy yang mengetahui hal itu langsung merasakan trauma dan kemudian melaporkannya kepada pihak berwajib. Sekarang dirinya berada di ruangan pengacara dan bersiap untuk pergi ke pengadilan bersama dengan pengacaranya.
Berita mengenai penangkapan stalker yang menguntit Meredy menjadi trending di berbagai platform internet dan bahkan seluruh media. Arnette yang merupakan penggemar model tersebut marah akan sikap stalker tersebuat dan kemudian dirinya terus melihat siaran berita di televisi. Di tempat yang merupakan sebuah ruangan sidang, Meredy bersama dengan pengacaranya datang ke sana dan kemudian di sana di mulai lah persidangan tersebut. Hakim memutuskan akan menjatuhkan hukuman mati kepada stalker tersebut dan kemudian hukuman itu di berikan kepadanya. Setelah persidangan ini selesai, semua orang pergi dari sana dan pelaku langsung di bawa ke penjara. Hukuman mati akan di laksanakan ke esokan harinya. Meredy yang langsung pergi bersama dengan pengacaranya itu mendapatkan banyak sorotan dari media dan membuatnya lelah akan hal itu. penagcaranya kemudian membawanya pulang ke kediamannya. Berita tersebut sampai saat ini masih menjadi trending mengalahkan berita lainnya.
“Kau sedang melihat apa?” ucap Selena kepada Arnette yang dari tadi terus melihat ponselnya.
“Oh ini, katanya stalker yang selama ini menguntit Meredy akan mendapatkan hukuman mati besok.”
“Kau penggemarnya?”
“Ya.”
“Hmmm.... aku baru tahu soal itu.”
“Eh? Ini kan trending.”
“Aku jarang sekali mengikuti selebriti atau pun model.”
“Begitu rupanya.”
Saat ini tepatnya di kediaman Meredy. Dirinya sedang duduk dan kemudian pengacaranya berpamitan untuk pulang. Setelah itu, seseorang datang ke rumahnya. Orang yang datang adalah pria muda yang berpenampilan sangat rapi dan juga di lihat dari mana pun orang lain pasti akan mengira dirinya adalah idola. Orang itu tidak lain adalah Marchell adik laki-laki Meredy. Setelah Marchell sampai di rumahnya, dirinya melihat Meredy yang sedang meminum alkohol dari tadi. Marchell kemudian duduk di sofa dan mengobrol dengan kakak perempuannya itu.
“Apa semuanya berjalan sesuai rencana?” tanya Marchell.
“Ya. Bajingan itu besok akan mati.”
“Baguslah. Selama ini anda sudah menderita ulah orang itu. oh iya, bagaimana dengan agensimu?”
“Jangan khawatirkan soal itu. aku bisa mengatasinya sendiri. Sejauh ini mereka membantuku dengan baik dan lagi, jika kau mendapatkan tawaran dari dunia entertainment sebailknya kau menolaknya.”
“Itu tidak akan terjadi. Aku sudah bilang kan sebelumnya, sama sekali tidak tertarik bekerja di sana.”
“Baguslah. Aku hanya tidak ingin kau mengalami hal yang sama sepertiku.”
Meredy kemudian meneguk lagi alkohol yang ada di gelasnya. Marchell melihat ponselnya dan ternyata beberapa temannya mengajaknya kumpul di bar malam ini. Tidak lama setelahnya, kali ini tepatnya di sebuah Cafe tempat di mana sekarang Arnette sedang bersama dengan seseorang dan mereka terlihat membicarakan sesuatu.
“Oh iya, kau satu kelas dengan Marchell?” tanya temannya Arnette kepada dirinya.
“Ya.”
“Sungguh?”
“Iya. Memangnya ada apa?”
“Aku penggemarnya.”
“Apa?”
“Jangan terkejut seperti itu. sebenarnya aku sudah lama mengaguminya bahkan semenjak masih sekolah menengah.”
“Kenapa harus orang itu?”
“Entahlah. Menurutku orang itu keren. Bukankah Marchell memang memiliki banyak penggemar? Karena itulah anak itu populer bahkan semenjak kemunculannya.”
“Jujur saja, aku tidak pernah tahu soal itu. dan lagi apa pentingnya.”
“Kau ini.”
Di Cafe yang ada di dekat sebuah taman, mereka berdua terlihat bersenag-senang dengan terus mengobrol sampai lupa waktu. Hari sudah mulai gelap. Arnette kemudian memutuskan untuk pulang ke rumahnya dan dirinya sekarang pergi dari tempat tersebut. Begitu dirinya berjalan menuju ke sebuah halte, tiba-tiba saja dirinya merasakan sesuatu yang selama ini di tahan olehnya. Arnette terlihat murung dan begitu bus datang, dirinya tidak menaikinya. Pandangannya terlihat berbeda dari sebelumnya. Bayangan kehampaan mulai muncul dalam dirinya dadanya terasa sesak dan kemudian mencoba untuk menahan semua itu hingga akhir. Di kediamannya kini Arnette berada di dalam kamarnya dan kemudian berbaring sambil melihat ke langit-langit dan membayangkan sesuatu yang indah. Di luar kamarnya terdengar suara adik laki-lakinya yang terus berisik memainkan game online. Arnette kemudian membuka sebuah forum internet dan di sana dirinya membaca beberapam postingan mengenai paradoks. Arnette kemudian mendapat sebuah pesan dari seseorang. Dirinya kemudian membacanya. Pesan yang tertulis seperti sebuah undangan untuk pergi liburan di musim panas nanti. Merasa tidak yakin, dirinya hanya membiarkannya saja. Di tempat yang berbeda, rupanya beberapa temannya juga mendapatkan sebuah undangan yang sama seperti itu. mereka terlihat mengabikannya karena tidak yakin juga.
Tidak lama setelahnya, mereka langsung menulis pesan di grup dan mengatakan mengenai pesan yang baru saja mereka terima itu. Arnette kemudian mengirimkan sebuah pesan kepada mereka yang ada di grup dan ternyata mereka juga sama sepertinya. Malam hari yang menjadi heboh satu grup karena pesan tersebut dan beberapa di antara mereka yang mengatakan bahwa itu hanyalah sebuah trik promosi pasar. Arnette kemudian menutup ponselnya dan hendak tidur. Di sebuah ruangan yang gelap di suatu tempat, seseorang beberapa menit yang lalu mengirimkan pesan tersebut kepada mereka.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (97)

  • avatar
    BuwieKebuwie

    lumayan lah mata gw jadi sakit malah langsung pakai kacamata enak banget anjing

    17d

      0
  • avatar
    Yunitafr

    500

    17d

      0
  • avatar
    Marshel Harefa

    kerja bagus

    17d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด