logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bahagia Pasca Cerai

Bahagia Pasca Cerai

fatmanadia


Kondisi keluarga Eva dan Tama, gambaran pekerjaan Eva dan Tama serta keseharian keutuhan keluarga Eva dan Tama sebelum bercerai.

Malam ini Semarang begitu dingin, selain karena angin malam, hujan deras baru saja mengguyur kota ini. Jam jaga siang Eva berakhir setengah jam lagi, tak lupa ia mengirim pesan ke Tama, untuk segera menjemputnya.
Setelah melaporkan kondisi semua pasien di Bangsal Melati ke semua anggota tim jaga malam, Eva bersiap pulang. Ia mengeratkan jaketnya dan menyusuri lorong rumah sakit menuju pintu keluar. Berjalan sambil menyapa teman- temannya, Eva tak sabar bertemu dengan ketiga jagoannya yang menunggu di rumah.
Eva Rosmalawati, seorang bidan yang bekerja di salah satu rumah sakit di Kota Semarang, bertugas di bangsal khusus ibu bersalin. Pekerjaannya sebagai bidan menuntutnya untuk ikut 3 shift jaga di rumah sakit.
Eva, bukan tak bisa naik motor, namun kendala jalanan yang sepi dan demi keamanan dirinya di malam hari, membuatnya berpikir ulang untuk membawa motornya saat jaga siang atau malam.
Jarum jam menunjukkan pukul 22.00, Eva masih setia menunggu jemputan Tama di kafe depan UGD, bukan sekali dua kali Tama tak tepat waktu menjemputnya. Namun berkali- kali, alasan Tama bermacam- macam, rasa cinta Eva yang besar, membuat kesalahan Tama selalu termaafkan.
Badan Eva yang lelah setelah seharian bekerja, membuatnya terkantuk-kantuk, bahkan tak jarang Eva tertidur di kursi saat Tama tak segera datang.
Tepat pukul 23.30 mobil Tama terlihat di depan UGD. Tama segera membangunkan Eva yang tertidur di kursi dengan posisi kepala menyender di meja. Seringkali Tama hanya membunyikan klakson mobilnya saat datang, namun karena tak tega melihat sang istri kelelahan, Tama datang menghampiri dan membangunkannya.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Tama menyebutkan alasan keterlambatan menjemput sang istri, Tama beralasan mobilnya mogok saat sepulang survey mobil, sehingga terlambat menjemput Eva.
Tama, seorang penjual mobil bekas/ second, ia seringkali melakukan survey mobil ke berbagai kota. Kali ini, Tama ke Salatiga, seharusnya waktu tempuh ke Semarang hanya 2 jam, namun karena mobilnya mogok, perjalanannya pun menjadi 3 jam.
Setelah sampai di rumah, Eva segera membersihkan dirinya dan menuju kamar ketiga jagoannya. Ia merasa bersalah, ketiganya menunggunya hingga tertidur di depan TV dengan TV yang masih menyala. Eva menciumi satu per satu anaknya dan merapikan selimutnya. Ketiga jagoannya tidur bersama dalam 1 kamar.
Rasyid, jagoan pertamanya, berusia 11 tahun, kelas 5. Rayyan, anak kedua, 9 tahun dan Reza 7 tahun. Karena ketiganya laki-laki, seringkali ketiganya bercanda dengan adu fisik dan seringkali berkelahi. Saat berjauhan, ketiganya saling merindukan. Begitulah tingkah anak- anak, Eva selalu menasehati mereka agar kelak tetap rukun tiga bersaudara sampai dewasa.
******
"Kakak, Abang, Adik, ayo bangun, sholat subuh dulu," ucap Eva saat membangunkan jagoannya.
Setiap hari, Eva membiasakan dirinya untuk bangun pukul 04.00, lalu beribadah salat memohon pada Tuhan untuk melindungi keluarganya dan mempermudah urusannya. Setelah selesai ibadah sunnah. Eva membangunkan suami dan anak- anaknya untuk shalat berjamaah.
Berbeda dengan ketiga anaknya yang langsung terbangun dan bersiap shalat. Tama seringkali menolak saat Eva mengajaknya shalat berjamaah. Tama akan mengamuk dan marah saat Eva membangunkannya untuk shalat berjamaah. Tama merasa tidurnya terganggu hingga ia mengusir Eva dari kamarnya dan memilih untuk melanjutkan tidurnya. Hal ini membuat Tama seringkali tak pernah shalat karena selalu bangun kesiangan.
Setelah shalat berjamaah, Eva menyiapkan sarapan dan dilanjutkan membersihkan rumah. Bila ada pesanan puding, maka Eva pun menyempatkan membuatnya di sela- sela waktu luangnya.
Selain sebagai bidan, Eva juga membuka usaha online shop di rumahnya, berbagai barang ia tawarkan, mulai dari makanan, peralatan rumah tangga dan baju.
Sadar suaminya bukan seorang pegawai tetap, Eva membantu suaminya menambah penghasilan dengan usaha online shop bersama suaminya. Bila Eva bertugas memasarkan, maka Tama bertugas membungkus dan mengirimkan pesanan pembeli.
*******
Eva mendapat shift jaga siang 4 hari dalam minggu ini, hari ini adalah hari kedua jaga siangnya. Seringkali Eva menginginkan perhatian suaminya untuk mengantar jemputnya bekerja,  namun seringkali itu hanya angannya saja. Seperti hari ini, setelah menyelesaikan sarapannya, Tama bersiap pergi ke Solo untuk survey mobil, hal ini membuyarkan angan Eva. Untuk kali ini, Eva harus berangkat dan pulang  bekerja sendiri dengan mengendarai motornya.
Mobil keluarga yang dimilikinya, digunakan Tama untuk keluar kota, Eva juga belum bisa mengemudikannya. Alhasil Eva harus mampu mandiri, agar bisa melakukan berbagai aktivitasnya. Setelah mengantar anaknya sekolah, Eva menuju ke pasar untuk berbelanja kebutuhan harian dan pesanan puding.
Sesampai di rumah, Eva memasak untuk makan siang keluarganya. Sehingga saat mereka berada di rumah, makanan telah tersedia. Seringkali Eva merasa bersalah pada anak-anaknya, karena meninggalkan ketiganya untuk bekerja, terlebih saat Tama harus menginap di luar kota dan Eva mendapat shift jaga malam.
Semua pekerjaan rumah telah selesai, saat Eva bersiap untuk kembali bekerja. Tama tak pernah tahu betapa pusing dan repotnya Eva saat mengurus rumah dan keluarga. Tama hanya tahu, tugasnya  memberikan nafkah sekedarnya pada istrinya, karena Tama merasa gaji istrinya lebih besar, sehingga Tama tak perlu memberinya nafkah yang besar.
Demi meraih ridha suaminya, Eva ikhlas melakukan semua pekerjaannya. Baik di rumah maupun di rumah sakit, ia melakukan semua pekerjaannya di rumah tanpa  bantuan ART.
Penghasilan Tama tak menentu, terkadang bila tengah ramai penjualan, dalam seminggu mobilnya bisa terjual 2-4 mobil, namun bila sepi, terkadang seminggu tak satupun laku. Hal ini seringkali membuatnya minder, karena penghasilan istrinya jauh lebih besar.
Tama yang merasa minder dengan kondisinya, seringkali beralasan survey mobil daripada berlama-lama menghabiskan waktunya dengan keluarga, ia lebih memilih nongkrong bersama teman-temannya di kafe.
Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi Eva yang sibuk dengan pekerjaannya, Tama lebih sering menganggur, bila dalam 1 bulan sudah ada 1-3 mobil yang laku. Maka, ia tak mau lagi sibuk menawarkan dagangannya, ia memilih sibuk mencari gadis- gadis SMU yang mau dipacarinya.
Hal ini telah berlangsung selama 2 tahun terakhir pernikahan Eva dan Tama, sikap Tama mulai terlihat berubah. Bila sebelumnya, Tama bekerja sebagai tenaga IT suatu sekolah, namun karena Tama frustasi, tak pernah lulus PNS, Tama memilih keluar dari pekerjaannya dan memilih menjadi penjual mobil bekas.
Selama menjadi penjual mobil bekas, Tama berusaha ulet dan ramah terhadap pembeli, hal ini menjadi kuncinya untuk bisa laku keras, hingga selama 6 bulan pertama ia mampu menjual sebanyak 10 mobil bekas.
Penghasilan Tama melesat, bila sebelumnya gajinya jauh dari UMR, kini penghasilannya dapat mencapai angka 20 juta, angka yang sangat fantastis. Untuk biaya hidup 5 orang di Semarang, biaya sekolah 3 orang anak, masih cukup, bahkan Tama menabung sebagian sisanya untuk berangkat umroh bersama Eva.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (122)

  • avatar
    IrafRafaini

    Bagus ceritanya kak. Terasa sangat dekat degan kehidupan. Best👍

    16/05/2022

      0
  • avatar
    WidiyastutiReniasih

    Semangat lanjut, Thor! Cerita yang keren! 😍😍🔥🔥

    07/04/2022

      0
  • avatar
    RachmawatiLeny

    bagus banget ceritanya..sekilas hampir mirip sm crt rmh tanggaku...di tunggu lanjutan ceritanya ka

    30/01/2022

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด