logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 2 Persiapan keberangkatan

Sampai di rumah, terlihat Citra dan Reno tersenyum sendiri.
"Ren, sepertinya jadwal pendidikanmu dimajukan," tukas bu Risma.
"Bukannya masih dua hari lagi, Ma?" Reno terlihat terkejut mendengar info dari mamanya.
"Pamanmu barusan mengabarkan, jika nanti sore kamu harus segera berangkat. Nanti paman Ikhsan menjemputmu," jawab bu Risma.
"Baiklah, Ma. Tapi--
"Semua perlengkapanmu sudah mama siapkan," tukas bu Risma.
"Sekarang mandi dan istirahat. Jam 4 sore paman jemput kamu," pungkas bu Risma.
"Iya, Ma." Langkah berat karena harus meninggalkan Citra dalam waktu yang lama.
Segera Reno melakukan apa yang sudah diperintahkan mamanya. Sejenak Reno menulis surat untuk Citra. Surat permintaan maaf karena harus pergi mendadak tanpa pamit dulu padanya. Rasa kecewa tak bisa terbendung, baru saja mengungkapkan rasa cintanya namun dirinya akan meninggalkannya.
Tak lama terdengar suara mobil paman Ikhsan tersengar sudah di depan rumah.
"Ren, Reno. Segera turun, paman Ikhsan sudah menjemputmu," suara lantang dari bu Risma.
"Iya, ma. Reno turun," jawaban dari Reno. Tak lama Reno sidah sampai di depan.
"Ma, Reno mau titip surat ini untuk Citra," Reno menyerahkan sebuah amplop kecil berwarna biru. Warna kesukaan Citra.
"Ada yang galau nih, Kak," sindir paman Ikhsan.
"Jangan bersedih, yang namanya jodoh itu gak akan kemana. Meskipun jauh di seberang sana kalau sudah tertulis di suratan takdir, ya tetep aja berjodoh. Sebaliknya meskioun dekat juga belum tentu jodoh meskipun disambung - sambungin," nasehat dari bu Risma untuk anak lelakinya.
"Kamu laki - laki, raihlah cita - citamu. Untuk urusan cintamu serahkan padaNya. Ketuklah langit di sepertiga malam. Biarlan yang di Atas yang menentukan. Kamu harus sukses supaya bisa membahagiakannya nanti, jangan sampai jodohmu merasa kekurangan karena kamu belum sukses," Paman Ikhsan kembali menimpali ucapan kakaknya.
"Baik, paman. Reno akan sekolah dengan sungguh - sungguh dan Reno akan jadi orang sukses," Reno kembali bersemangat. Bersemangat melanjutkan cita - citanya dan kembali untuk melamar Citra.
"Ayo berangkat taku keburu malam," paman Ikhsan kembali mengingatkan untuk segera berangkat.
"Baik, paman."
"Ma, mama jaga diri baik - baik ya. Reno akan selalu menghubungi mama melewati telpon paman Ikhsan," Reno pamit pada mamanya.
"Hati - hati. Mama di sini bersama adikmu, kamu tak perlu khawatirkan mama. Mama selalu mendoakanmu menjadi orang yang sukses," bu Risma memeluk Reno tanda perpisahan.
"Reno berangkat, Ma. Assalamu alaikum," Reno kemudian masuk ke dalam mobil paman Ikhsan.
"Waalaikum salam. Hati - hati Ikhsan, jika sudah sampai jangan lupa kabari aku!" Bu Risma mengingatkan pada dik semata wayangnya.
"Tenang saja kakakku," paman Ikhsan sengaja menggoda kakaknya.
Dari kejauhan terlihat seorang gadis yang memperhatikan Reno di bawah pohon dan menangis melihat kepergian Reno.
"Reno, kau pergi tanpa pamit," Citra menangis terisak di bawah pohon. Bu Risma yang melihatnya dari kejauhan segera mendekati Citra.
"Apa kamu gadis yang bernama Citra?" Citra terkejut melihat wanita oaruh baya mendekatinya dan mengenalnya.
"Iya, tante." Jawab Citra dan mengusap air matanya.
"Reno titip ini padamu. Maafkan Reno jika kepergiannya mendadak. Memang seharusnya dua hari lagi tetapi dari pihak sekolah memajukan jadwalnya, sehingga Reno harus berangkat mendadak. Maafkan Reno nak," bu Risma menyodorkan surat dari Reno untuk Citra.
"Tante--
"Jika memang Reno jodohmu, kemanapun dia pergi pasti akan kembali padamu. Kamu lercaya cinta sejati kan?" pertanyaan bu Risma untuk meyakinkan Citra.
"Iya, saya percaya tante. Saya mungkin sangat terkejut sekali, pagi tadi saya barusan bersamanya dan sekarang harus berpisah dengannya." Citra masih dengan pandangan menerawang ke depan.
"Sebutlah dia dalam doamu, semoga Reno jodohmu. Tapi jika memang bukan jodohmu maka kamu harus ikhlas."
"Baik, tante. Semoga ini hanya perpisahan sementara. Semoga setelah dia kembali, kita tak akan pernah terpisahkan," pungkas Citra.
Citra segera pamit pulang ke rumah. Begitupun bu Risma yang kembali ke rumah.
"Saya ingin melakukan perjodohan antara Citra dengan Andi. Saya dengar Citra anak yang cerdas dan Andi anak saya seorang mahasiswa," ucapan dari seorang laki - laki dewasa. Citra tak sengaja mendengarnya begitu sampai di deoan pintu rumahnya.
'Aku dijodohkan?' batin Citra
"Ya, sepertinya Citra dan Andi adalah pasangan yang serasi," tukas ayahnya Citra.
'Ayah setuju, mengapa mereka menjodohkanku?'
"Baiklah, besok saya akan bicara sama Andi. Semoga Andi mau menerima perjodohan ini." tukas lelaki dewasa itu.
"Saya juga akan memberi pengertian pada Citra supaya menerima perjodohan ini," tukas ayahnya Citra.
"Baiklah saya pamit dulu," pria dewasa pamit undur diri. Segera Citra bersembunyi supaya tak ketahuan jika dirinya sudah pulang.
"Hati - hati, semoga ini awal kebahagiaan dari keluarga kita," ucap ayahnya Citra.
Pria dewasa itu menuju ke mobil mewahnya dan berlalu. Citra hanya termenung setelah mendengar pembicaraan ayahnya.
"Assalamu alaikum," Citra segera masuk ke rumahnya.
"Waalaikum salam," jawab ayahnya Citra.
"Kamu sudah pulang, ayah mau bicara denganmu," Citra sudah mengetahui jika ayahnya akan membicarakan hal perjodohan.
"Bicara apa, Yah?"
"Kamu ayah jodohkan dengan Andi, kamu harus menerimanya karena Andi adalah pria yangbbaik," terang ayahnya Citra.
"Kenapa harus dijodohkan?" Citra bertanya oada ayahnya.
"Ayah rasa kamu sudah cukup dewasa," tukas Pak Dirman ayahnya Citra.
"Kenapa ayah tak bertanya padaku soal perjodohan ini?" Citra terlihat kesal pada ayahnya.
"Ayah tak ingin kamu bergaul dan menjadi fitnah, setan akan selalu mengaja manusia ke dalam hal yang tak benar," jawaban bijak dan logis namun tidak bagi Citra.
"Tapi, Citra masih ingin sekali mengejar cita - cita yah. Citra ingin lebih fokus menjadi petinju profesional," jawaban dari Citra.
"Kamu perempuan, sudah saatnya kamu berhenti dari dunia tinju. Ayah ingin kamu menikah," ucap Pak Dirman dan pergi meninggalkan Citra yang amsih terdiam.
Citra segera melangkahkan kakiknya ke kamar. Langkah kaki yang terasa berat baginya setelah mendengar berita perjodohannya dengan lelaki yang tak dikenalnya.
Apakah Citra akan menerima perjodohan ini? Atau apakah Citra akan kabur karena perjodohan yang tak diinginkannya? Baca terus ya!

หนังสือแสดงความคิดเห็น (29)

  • avatar
    AprianiSiti nur

    bagus kisah nya

    21/08

      0
  • avatar
    SulastriReni

    bagus dan sangat menarik udah itu aj

    29/07

      0
  • avatar
    AjahArka

    sangat kagum

    16/04

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด