logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 33 Aku Cemburu

Lanny mendorong keras tubuh Nathan agar menjauh darinya. Seketika itu membuat Nathan kaget. Wajahnya terlihat kebingungan, mengapa perempuan di depannya menolak pelukannya? Salahkah jika dia memeluk seseorang yang selama ini dirindukannya? Sebentar, dia bukan Samantha! Dia Lanny! Mengapa aku tolol sekali? Umpat Nathan dalam hati.
Plak!
Tamparan keras mendarat di pipi kanan Nathan. Nathan tidak bereaksi apa pun. Hanya mengelus pipinya yang mulai terlihat kemerahan karena tamparan itu.
"Apa-apaan kau ini?! Datang-datang langsung memelukku! Kau tidak sadar perlakuanmu kemarin pada kakekku, hah?! Tadi kau bilang apa? Maaf? Orang sepertimu ternyata bisa mengucapkan kata maaf. Kupikir itu pasti cuma pura-pura, kan?"
Liu sedikit gelisah lantaran mendengar pembicaraan Lanny dan Nathan yang sepertinya agak sengit. Namun, dia enggan turun dari ranjang. Dia berpikir, lebih baik tidak ikut campur urusan antara Lanny dan Nathan. Dia cukup paham bahwa kedua anak itu pasti bisa menyelesaikan permasalahan yang ada. Akhirnya dia pun memilih memejamkan mata.
"Dasar anak muda. Benar, kan. Jika dibandingkan denganku, mereka anak-anak muda. Lebih baik aku tidur saja," gumam Liu seraya merapatkan selimutnya.
Sementara itu, Nathan mendekatkan tubuh ke arah Lanny. Lanny melotot tajam pada Nathan karena seolah ingin menciumnya. Namun, ternyata dugaannya salah. Tangan kiri Nathan meraih handle pintu tepat di belakangnya dan menutup pintu dengan rapat. Setelah itu, dia kembali menjauh.
"Aku takut kakekmu terganggu. Menutup pintu dengan rapat adalah solusi yang bagus, bukan? Sudah selesai bicaranya, Nona? Ah, ya. Terima kasih atas tamparan kerasnya."
"Peduli apa kau pada kakekku?! Kau memang pantas mendapatkan tamparan itu, Orang Sombong!" balas Lanny seraya meninggalkan Nathan.
Namun, Nathan segera menangkap pergelangan tangan kanan Lanny. Membuat Lanny mau tidak mau menghentikan langkah. Dia mendengus kesal.
"Maaf kalau tadi aku tidak sengaja memelukmu, Lanny."
"Huh, kau tahu namaku rupanya!"
"Sit down, please. Can we talk?"
Lanny menatap tajam mata Nathan. Entah mengapa dia seperti tersihir. Atau memang dia menangkap ketulusan di hati Nathan? Entahlah. Sekarang perlahan dia menuju kursi tunggu dan mendaratkan pantatnya.
"Lanny ... selain dengan sekretarisku, Helena, aku tidak pernah menceritakan ini pada siapa pun. Selama di Amerika, aku hanya sendiri. Membangun ceritaku secara mandiri. Lebih tepatnya aku dipaksa mandiri. Sampai aku menemukan Samantha. Hari ketika aku akan mengajaknya menikah, justru itu adalah hari terakhir dia meninggalkan dunia."
"Lalu?"
"Kau sangat mirip dengan Samantha, Lanny. Walau sebenarnya Anggita lebih mirip dengan Samantha."
"Are you crazy, Nathan? Kau sengaja memberitahukan semua ini agar aku dan Anggita terperangkap dalam lingkaran cinta yang kauciptakan? Hebat sekali!"
"Maksudmu?"
Lanny beranjak dari kursi. Berjalan sedikit menjauh dari Nathan. Nathan menunggunya berbicara. Lanny bersedekap sebelum akhirnya bersuara.
"Ceritamu itu ... apa yang bisa membuatku percaya padamu, Nathan?"
"Terserah kau mau percaya atau tidak. Tapi aku berusaha memberitahumu. Soal amanah Sammy ... tentang perjodohanku dengan Anggita ... kupikir itu tidak penting bagiku. Anggita sudah bahagia bersama dengan Rama dan anak-anaknya. Untuk apa aku mengusik kebahagiaan mereka. Untuk apa, Lanny?"
"Lalu apa hubungannya denganku, Nathan?"
"Tentu ada, Lanny. Sampai sekarang kau masih sendiri. Kau belum menikah. Tidak ada salahnya kalau aku membuka hati untukmu. Sungguh, aku menyesali perbuatanku kemarin."
"Kau benar-benar gila, Nathan! Aku minta sekarang kau pergi. Pergi!" bentak Lanny tanpa menatap mata Nathan sedikit pun.
Entah mengapa Nathan tidak membalas perkataan Lanny. Bahkan dari raut wajahnya, tidak tersirat bahwa dia marah. Lanny mampu membuatnya berubah dalam waktu singkat. Tetapi ... benarkah dia benar-benar berubah? Atau dia hanya menjadikan Lanny sebagai tempat pelampiasan karena Anggita sudah menikah dengan Rama?
Nathan perlahan mengelus lembut kepala Lanny. Lanny memejamkan matanya dan menahan tangis sekaligus amarah yang menggunung dalam dada. Jujur, dia tidak tahu sama sekali, apa yang harus diperbuat. Nathan perlahan meninggalkan Lanny yang masih bergeming.
Sementara itu, tak jauh dari tempat Lanny dan Nathan berdiri, ada sepasang mata yang melihat mereka. Mata yang begitu cemburu karena menatap kelakuan mereka. Entah sejak kapan sepasang mata itu berdiri di sana. Tiba-tiba, sepasang mata itu mengeluarkan air mata. Ketika tengah tenggelam dalam tangis, ada yang memanggilnya.
"Ibu!" seru si anak perempuan.
"Ibu!" seru si anak laki-laki.
Sementara, ada seorang laki-laki yang mengiringi langkah anak-anak itu. Kemudian bergegas menghampiri sepasang mata yang tengah menangis. Namun, sepasang mata itu masih terus saja menangis. Tidak sadar bahwa ada yang mendatanginya.
"Sayang, ternyata kau sudah sampai?" tanya seorang laki-laki pada sepasang mata yang menangis.
Sepasang mata itu baru tersadar dan segera mengusap matanya. Membersihkan dari sisa-sisa tangis.
"Eh, Sayang. Iya, aku ke sini dulu. Sebetulnya aku ingin bicara dengan Lanny, tapi tadi dia masih bersama seseorang, karenanya aku menunggu di sini."
"Ibu baru saja menangis, ya?" tanya si anak perempuan dengan polosnya.
"Tidak, Nata. Ibu hanya kelilipan."
"Ibu tidak apa-apa?" tanya si anak laki-laki.
"Ibu baik-baik saja, Han."
Laki-laki itu memandang sepasang mata yang menangis dengan penuh rasa curiga. Kemudian dia juga ikut bersuara.
"Han dan Nata tunggu di kursi sebelah sana, ya. Ibu dan ayah mau bicara dulu," ucap laki-laki itu seraya menunjuk kursi tunggu.
Anak-anak itu--Han dan Nata--segera menuruti perintah orang tuanya. Berjalan menuju kursi tunggu, dekat dengan kamar Liu.
"Ada apa, Anggita?"
"Tidak ada apa-apa, Rama."
"Yakin?"
"Sure."
Dalam hati, sepasang mata yang menangis yang tidak lain adalah Anggita itu menjadi bimbang. Tidak mungkin dia mengatakan kalau menangis karena cemburu. Cemburu melihat Lanny dan Nathan bersama. Bahkan Nathan mengelus rambut Lanny. Apakah salah jika aku cemburu, batinnya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (108)

  • avatar
    Uyun AL Varo

    sangat menarik untuk dibaca dan isinya juga seru banget menghibur diwaktu senggang

    03/02/2022

      4
  • avatar
    LakambeaIndrawaty

    👍👍👍

    26/07

      0
  • avatar
    ErlanggaRendy

    seru banget kak cerita nya menarik.

    28/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด