logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 2 Pacar

“Jelas koq, kan dia manusia bukan makhluk alus? Ucapnya dengan begitu polosnya.
“Cape gue ngomong sama lo engga ada nyambungnya Hen,”jawabnya Bobby mengacak-acak rambut miliknya karena frustasi dengan jawaban yang di berikan oleh temannya itu.
"Hen, gue punya kabar buat lo...." Sambungnya belum selesai pembicaraannya harus terpotong karena suara motor ninja merah milik Jafar yang begitu keras terdengar sudah datang terlebih dahulu, membuat dirinya tak jadi memberikan kabar menyenangkan untuk Henny.
Jafar pun melepas helm miliknya dan melihat Henny sedang duduk bersama dengan Bobby pria kemayu yang tak ia sukai itu, mereka selalu bertengar jika bertemu.
“Ngapain loh disini Bob?” sinis Jafar melihat Bobby duduk bersama kekasihnya itu.
“Loh enggak liat, gue lagi ngobrol sama cewek loh,” jelas pada Jafar yang mulai turun dari motornya dan mendekati mereka berdua.
“Jauh-jauh loh dari cewek gue Bob, entar dia ketularan sinting kaya lo,” menarik tangan Henny agar menjauhkannya dengan Bobby.
“Yee, suka-suka gue mau deket Henny atau enggak!” menjulurkan lidahnya untuk mengejek Jafar yang tak sudah dirinya dekat dengan Henny.
Jafar yang tak menjawab perkataan dari Bobby, ia langsung menaik tangan Henny agar ikut dengan dirinya semenjak Henny mengenalkan dirinya dengan Bobby mereka memang tidak pernah akrab bahkan seperti Tom and Jerry jika bertemu.
"Bob, gue pergi dulu ya, da da...cowo ganteng" ucapnya sambil mencolek dagu Bobby dan meninggalkan Bobby sendirian di halte sambil melambaikan tangannya kearah Bobby dan tersenyum.
Henny sudah biasa dengan pertengkaran antara pacarnya dan teman kemayunya itu, ia pun memakai helm yang di bawa Jafar untuk dirinya dan naik ke motor yang sudah ditumpangi oleh pacarnya itu.
Motor itu pun melaju meninggalkan halte bus tersebut, pria yang sedang membonceng pacarnya tersebut melajukan kendaraan yang lama kelamaan kecepatan mulai kencang membuat wanita itu memeluk erat pinggang Jafar.
“Yang, jangan kenceng-kenceng dong, aku takut,”teriaknya tetapi suaranya tak terdengar jelas oleh pria yang sedang mengendarai motor itu.
“Apa? kamu mau kentut?” tanyanya yang juga tak terdengar jelas oleh wanita itu.
“BUKAN ITU YANG, AKU TAKUT” teriaknya agar Jafar bisa mendengar apa yang dia ucapkan tetapi sayang, suaranya terbawa oleh angin membuat pria itu tak mendengarkan dirinya.
“HAH, KAMU NGOMONG APA?”
Karena tak bergitu jelas mendengarkan perkataan Henny dan tak mendapatkan jawaban dari wanita itu ia pun mulai fokus memperhatikan jalan dan tak mengajak Henny untuk berbicara lagi.
Beberapa jam berlalu ia masih dalam perjalanan memang pasar biasa untuk belanja mingguan itu lumayan jauh dari tempat tinggalnya membuatnya harus tiba di pasar sore hari, dan kemungkinan ia akan sampai di rumah Fita malam hari.
Sesampainya motor itu pun berhenti tepat di parkiran pasar yang cukup padat itu, Henny pun turun dari motor ninja merah tersebut.
“Yang, kamu pulang aja ya, aku nanti lama mau mampir ke tempat temen tante aku dulu,” pintanya pada Jafar untuk meninggalkan dirinya karena tak ingin merepotkan pacarnya itu.
“Kamu yakin enggak papa di tinggal sendirian?” tanyanya dengan penuh keraguan, tak tega harus meninggalkan wanita itu sendirian.
“Iya yakin, aku bisa jaga diri koq,” meyakinkan pacarnya agar tak khawatir kepada dirinya.
“Yaudah kalau gitu, aku pulang duluan ya sayang, nanti kalau kamu ada apa-apa telpon aja aku,” jawabnya Jafar pun menuruti permintaan wanitanya itu.
Henny pun melangkah menjauh dari pacarnya yang masih ada di motor tetapi baru beberapa langkah suara Jafar terdengar memanggilnya lagi.
“SAYANG! Teriaknya dari kejauhan untuk menghentikan wanita yang baru pergi beberapa langkah itu.
Wanita itu hanya menghela nafasnya karena panggilan dari pacarnya itu membuat kembali lagi ke tempat Jafar berada.
“Sayang, aku kan udah bilang aku bisa sendiri!” protesnya di fikirnya Jafar tak ingin meninggalkan dirinya pergi sendirian.
“Itu!” menunjuk suatu benda yang ada di kepala wanita itu yang lupa di lepaskan oleh Henny.
“Kamu ke pasar mau pake helm?” sambungnya untuk menyadarkan Henny kalau ia masih memakai helm di kepalanya.
Ia hanya tersemyum dengan sedikit malu melepaskan helm tersebut dan memberikanya pada Jafar yang masih di motor tersebut, ia hanya tersenyum malu-malu kucing karena lupa melepaskan helm di kepalanya.
Setelah selesai dari pasar, hari pun mulai gelap menandakan datangnya waktu malam, ia pun berjalan dengan terburu-buru memang jarak antara pasar dan rumah Fita lumayan dekat jadi dia tidak harus naik bus lagi. sesampai di depan pintu Fita ia pun mengetuk pintu tersebut.
Tok
Tok
Tok
Pintu pun terbuka menampakan sosok Wanita yang ia kenal sikapnya yang hangat selalu lembut dan ramah padanya selalu memperlakukan dirinya dengan baik, ia selalu betah jika berkunjung kerumahnya karena sikapnya sama percis seperti mendiang ibunya.
“Malem Tante Fita,maaf saya kesini mau antar paket dari Tante Anita” ucapnya dengan memberikan sebuah paket yang ia bawa tadi. Tangannya juga penuh membawa sekantong tas besar yang berisikan belanjaan yang ia beli di pasar.
“Kamu malam-malam datang kesini hanya antar paket aja, harusnya sekalian bawain tante martabak biar kaya orang ngapel gitu, Hen" ucapnya sambil bercanda ketika melihat Henny datang kerumahnya malam hari hanya untuk mengantarkan sebuah paket untuk dirinya.
Henny hanya tersenyum mendengar perkataan dari Fita wanita yang seusia almahumah ibunya itu memang suka sekali bercanda, ia tak pernah kaget dengan candaan yang terlontar dari Fita.
“Kamu abis belanja Hen?” tanyanya melihat beberapa kantong kresek yang penuh di bawa oleh Henny seorang diri.
“Iya Tante, tadi sekalian aku lewat sini makanya mampir dulu kerumah tante,” jawabnya dengan wajah yang tersenyum manis pada Fita.
"Kayanya kamu lagi sakit ya, muka kamu terlihat pucat?”tanyanya ketika melihat wajah pucat gadis itu membuat dirinya menjadi khawatir, pasalnya ia sudah mengaggap gadis itu seperti anaknya sendiri sejak kepergian orangtua Henny.
“Ayo masuk dulu Hen, Tante tuh kangen loh sama kamu Hen, udah lama nggak ketemu sama kamu,“ Sambungnya mempersilahkan Henny untuk masuk dulu kerumahnya, ia tak tega melihat Henny dengan kondisi seperti itu.
Gadis itu pun langsung menerima tawaran wanita yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri, ia langsung masuk ke rumah yang bergaya minimalis itu dengan dekorasi yang dominan berwarna putih itu. ia selalu ingin lama berada di rumah tersebut karena nyaman.
“Silahkan duduk dulu ya Henny, Tante mau buatkan kamu teh dan beberapa cemilan dulu di dapur,” ucapnya mempersilahkan gadis itu untuk duduk, ia pun meninggalkan Henny sendirian di ruang tamu dan langsung pergi ke dapur.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (955)

  • avatar
    KhanifudinMuhammad

    novelnya keren banget👍👍

    05/04/2022

      0
  • avatar

    cerita ni best sangat sangat

    05/04/2022

      0
  • avatar
    AdawiyahArya

    I like thisss❤️❤️❤️

    29/03/2022

      5
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด