logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 7 Raline Menggugat Cerai

"Maaf, Mas, tetapi aku nggak bisa lagi percaya sama kata-kata kamu. Aku mau kita pisah!" ucap Raline tegas.
Galih pun syok. Begitupun dengan Nyonya Amira, Ibu Galih.
"Line, aku mohon. Jangan kamu bilang pisah sama aku, Raline," pinta Galih memohon agar istrinya itu mau memaafkannya.
"Aku mohon. Tolong kasih kesempatan aku, tolong ...." jerit Galih.
Galih tidak pernah menyangka jika permainan keisengannya di dunia maya justru menghancurkan rumah tangganya. Raline tetap bersikeras bercerai. Ia tidak lagi bisa memberi kesempatan pada suami yang telah mengkhianatinya.
"Mas, maafin aku, Raline ...."
"Aku sudah memaafkan kamu. Tetapi, untuk menjalani rumah tangga lagu bersama kamu, aku minta maaf. Aku nggak bisa, Mas," jawab Raline tegas dengan keputusannya.
"Jadi mulai saat ini, kita jalani saja hidup kita masing-masing!" pinta Raline tegas. Tanpa airmata.
"Raline, Ibu dukung kamu, Nak. Tetapi, tolong ijinkan Ibu ikut sama kamu. Ibu nggak mau pisah sama cucu Ibu," ucap Nyonya Amira.
Raline pun tersenyum
"Iya, Bu."
"Ayo, kita pergi dari sini, Raline," ajak Bu Amira sambil membawa Austin.
"Bu, Ibu ...."
Panggilan Galih pun tidak diperdulikan. Sang Ibu memilih pergi bersama menantu yang telah dikhianati anaknya itu.
"Raline, tolong maafkan aku ..."
"Bu ...."
"Raline, jangan tinggalin aku, Raline ...." teriak Galih memanggil 2 wanita penting dalam hidupnya itu.
Raline dan Nyonya Amira tetap melangkah pergi meninggalkan Galih yang dilanda ketakutan akan hancurnya rumah tangganya.
.....
Galih dan Dion kembali bertemu di pelataran parkir gedung tempatnya bekerja. Galih memohon pada Dion agar membantu memecahkan semua permasalahannya dengan Raline.
"Dion, lo harus bantu gue, Dion. Raline udah tahu semua kebusukan gue dan parahnya Ibu gue ngedukung dia, Dion," celetuk Galih meminta bantuan sang sahabat.
Dion pun bingung
"Aduh, Lih. Gue juga lagi pusing sama istri gue nih, Lih. Gue diusir dari rumah. Semua fasilitas dia cabut. Secara dia punya segalanya," ungkap Dion dengan wajah lelah. Pikirannya pun kacau.
"Diusir?"
"Iya, Galih. Tadinya malah gue mau numpang di rumah lo, Lih," kata Dion memelas .
"Duh, kenapa jadi gini sih?" gerutu Galih.
"Terus gimana dong sekarang?" pikir Galih.
"Nggak, nggak. Gue nggak mau pisah. Gue harus balikan sama Raline. Gue nggak mungkin hidup sendiri," ujar Galih.
Dion pun hanya dingin menanggapi perkataan sahabatnya itu.
Galih pun kembali ke rumahnya
Saat memasuki rumah mewahnya bersama Raline. Ia sudah ditunggu di teras rumah oleh Raline dan sang Ibu, Nyonya Amira. Terlihat koper miliknya pun sudah terpampang di depan.
"Raline, Ibu ...." sapa Galih.
"Ini kenapa? Kenapa koper aku ada di sini?" tanya Galih dengan wajah panik.
Raline menatap Galih dengan tatapan penuh kebencian.
"Aku sudah bilang sama kamu Mas. Kita pisah!" sahut Raline yang tegas dengan keputusannya.
Galih pun terbelalak menatap Raline.
"Mulai sekarang kita nggak punya hubungan apapun lagi!" lanjut Raline.
Galih pun berlutut. Memegangi tangan Raline dan meminta maaf. Galih berharap, masih ada kesempatan kedua baginya.
'Aku benar-benar minta maaf sama kamu.Tolong maafkan aku, Raline. Maafkan aku. Aku janji ...."
Raline pun menepis tangan yang tadi dipegang Galih itu.
"Raline, aku ini manusia. Aku khilaf. Aku janji sama kamu. Aku akan menjadi suami yang bertanggungjawab sama kamu dan Austin. Aku janji sama kamu, Raline. Tolong, pikirkan Austin ...." ucap Galih memohon.
"Harusnya kamu pikirkan itu sebelum kamu mengkhianati aku, Mas!" bentak Raline.
Nyonya Amira pun membela sang menantu dan meminta Galih segera pergi meninggalkan rumah itu.
"Walaupun kamu anak Ibu, kamu sudah terlalu membuat Ibu kecewa, Galih," pekik Nyonya Amira.
Galih pun bangkit dan mendekati sang Ibu.
"Tolong, Bu. Maafin aku, Bu. Aku benar-benar khilaf," ucap Galih memohon maaf pada sang Ibu.
"Kamu tidak pantas, mendapatkan istri sebaik Raline," ujar sang Ibu ketus.
"Cukup, Mas! Aku minta sekarang juga kamu pergi dari sini secepatnya," bentak Raline.
"Silakan bawa barang-barang kamu," usir Raline.
Galih tidak dapat berbicara apapun lagi. Galih sudah pasrah akan keputusan Raline yang sudah memantapkan hatinya untuk berpisah.
"Surat pisah akan aku kirim ke kantor kamu," ucap Raline menatap wajah Galih dengan yakin.
"Ayo, Bu, kita masuk!" ajak Raline menggandeng Ibu mertuanya itu. Raline pun langsung mengunci pintu rumahnya.
"Bu, Raline, maafkan aku ...."
Galih masih tetap berusaha membujuk Raline dan Ibunya agar mau memaafkan semua kekhilafannya.
Galih tetap tak beranjak. Ia mengetuk pintu rumahnya berulang kali. Namun, Raline dan Nyonya Amira tetap tidak mau membukakan pintunya.
"Raline ...." lirih Galih.
"Tolong kasih aku kesempatan, Raline," ucap Galih memelas maaf dari istri dan Ibunya itu.
Galih pun terpuruk.
"Aku benar-benar menyesal ya Allah," ucap Galih dengan wajah murung dan sedihnya.
"Aku sudah menyakiti hati istriku. Aku sibuk mencari kesenangan di luar sana dan sekarang aku kehilangan istri dan anakku ya Allah. Bahkan orang tuaku sendiri ...."
"Jangan pernah bermain api kalau kamu tidak ingin terbakar. Jangan pernah berkata cinta, kalau kamu tidak tahu maknanya. Karena cinta tidak butuh kata-kata. Jaga belahan jiwa kamu, rawat dengan sepenuh hati. Karena ketika ia pergi, penyesalan itu tidak akan ada gunanya lagi ...."
.....
Hari-hari Galih sejak kepergiannya dari rumah hanya dipenuhi dengan rasa penyesalan. Semua akun sosial medianya pun dihapus. Bahkan Galih sudah mengganti nomor ponselnya demi menghindari wanita-wanita kekasih dunia mayanya itu.
Kehilangan Raline dan Austin membuat hidupnya hancur. Pekerjaannya pun berantakan. Bahkan Galih harus menerima surat peringatan dari kantor karena pekerjaannya yang menurun.
Dion pun merasa bersalah. Karena hasutannya, Galih yang baik berubah menjadi Galih yang berbeda. Keisengannya di dunia maya, sudah menghancurkan semuanya.
Pagi itu ....
Seperti biasa Galih dan Dion berangkat bareng. Mereka kini memutuskan mengontrak rumah bersama sejak keduanya diusir dari rumahnya sendiri. Galih bernasib lebih baik karena masih memiliki mobil yang pernah ia menangkan saat taruhan dengan Dion.
Sesampainya di kantor
Seorang teman kantornya pun memanggilnya.
"Mas Galih, ini ada surat dari kurir," ujar seorang teman Galih.
"Oke, makasih ya."
Galih pun membuka amplop coklat itu. Betapa terkejutnya kalau isi dari amplop coklat itu adalah surat panggilan dari pengadilan agama.
Dion pun mendekati Galih. Ia pun merasa terkejut melihat surat itu.
"Sabar ya, Lih," kata Dion menepuk pundak sang sahabat.
Galih yang tidak terima pun langsung menyobek dan membuangnya. Ia pun langsung masuk ke dalam ruangannya.
Di dalam ruangannya, Galih pun menangis histeris. Bukan ini yang diinginkannya. Semua barang yang ada didekatnya pun ia banting ke lantai.
Dion pun masuk dan menenangkan sang sahabat.
"Galih, tenang!"
"Ingat, Galih. Lu udah dapat surat peringatan. Jangan sampai ...."
Belum usai Dion menyelesaikan ucapannya, Galih sudah mengamuk.
"Dipecat? Gue nggak perduli!" teriak Galih.
"Ini semua gara-gara lu! Kalau gue nggak ngikutin semua kegilaan lu, hidup gue nggak akan berantakan begini," pekik Galih.
Terjadi pertengkaran di antara dua sahabat itu. Dion pun tidak terima karena terus disalahkan atas gugatan perceraian Raline. Baku hantam pun tak terelakkan.
Kericuhan yang terjadi di antara keduanya membuat beberapa karyawan mencoba merelainya. Namun, keduanya tetap baku hantam. Sulit dipisahkan, hingga akhirnya Pak Pramono atasannya datang.
"Galih, Dion, Stop!" teriak Pak Pramono.
"Apa-apaan kalian. Ini kantor bukan ring tinju!"
"Kalian berdua, segera ke ruangan saya. Yang lain, kembali ke tempatnya masing-masing," perintah sang atasan.
"Awas lu!" ancam Galih.
Galih dan Dion akhirnya datang menghadap Pak Pramono.
"Galih, saya tahu apa permasalahan yang terjadi antara kamu dan istri kamu. Saya sangat simpatik untuk itu. Tetapi, dalam dunia kerja, seberat apapun masalah pribadi, kamu tetap harus professional."
"Saya sudah kasih peringatan pertama untuk kamu. Ini adalah peringatan terakhir buat kamu,Galih. Setelah ini, jika kinerja kamu tidak berubah atau kamu buat ulah lagi di kantor, saya nggak akan segan-segan memecat kamu!" pungkas sang atasan tegas.
"Tetapi, Pak ...."
"Kamu juga, Dion. Kamu akan saya beri peringatan. Kantor saya ini buat bekerja, bukan ajang perkelahian! Sekali lagi kalian buat onar, kalian silakan hengkang dari sini!" pekik Pak Pramono.
"Sekarang lanjutkan pekerjaan kalian masing-masing," perintah sang atasan.
"Baik, Pak."
Dion dan Galih pun keluar dari ruangan sang bos dan kembali ke ruangannya masing-masing.
Pukul 16.30
Setelah jam usai, Galih pun bergegas membawa laju kendaraannya menuju rumah Raline. Galih tidak ingin bercerai dan berusaha kembali meminta maaf dan membujuk Raline agar mau menerimanya kembali.
"Aku harus menemui Raline. Aku juga sudah kangen sama Austin," gumam Galih.
Galih pun terpaksa menempuh macetnya jalanan demi menemui Raline di rumahnya.
Sesampainya di depan rumah Raline yang dulu ia tinggali bersama, Galih pun bergegas turun dari mobilnya.
"Kok sepi?" pikir Galih.
Galih pun langsung menuju pintu utama rumah yang mempunyai banyak kenangan itu.Ia mengetuk pintu berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban. Saat Galih hendak menuju samping rumah, pintu utama itu akhirnya terbuka.
"Maaf, cari siapa ya?" tanya seorang wanita berhijab dengan lesung pipi dan senyum manisnya.
Galih pun bingung, ia berpikir ke mana Raline dan Ibunya.
"Eh, maaf, Raline-nya ke mana ya?" tanya Galih tanpa basa-basi lagi.
"Oh, Mbak Raline sudah menjual rumah ini pada saya sekitar seminggu yang lalu," jawab si wanita yang diketahui bernama Laras.
"Dijual?"
Galih pun syok saat mengetahui jika rumahnya ini telah dijual oleh Raline.
"Baiklah, terimakasih," ucap Galih yang kemudian berpamitan.
Galih pun kembali menuju mobilnya.
"Apa mungkin dia pindah ke rumah Ibu?"
"Ya, aku harus ke sana sekarang!" gumam Galih. Ia pun langsung tancap gas menuju rumah sang Ibu.
Satu jam berlalu
Sesampainya di rumah sang Ibu, terlihat plang 'DIJUAL'.
"Bu, Raline, begitu benci kalian padaku?"
bersambung .....

หนังสือแสดงความคิดเห็น (56)

  • avatar
    syauqimuhammad arsyad

    ya allah dapat

    10d

      0
  • avatar
    Malla Pratama

    bagus cerita ny

    10d

      0
  • avatar
    RendraNa

    AKU DMSANGAT SENANG DALAM MEMBACS

    10/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด