logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Love Revenge For You

Love Revenge For You

Meimei


บทที่ 1 Satu

Satu
Sore hari, sebuah keluarga tampak tengah bersantai. Seorang bocah lelaki duduk dan bercengkrama di ruang depan bersama pria yang tidak lain adalah ayahnya. Bocah tersebut tampak begitu antusias menanyakan berbagai hal. Sesekali dia dan sang ayah juga tertawa bersama. Tidak lama seorang wanita berparas ayu keluar dari dapur sambil membawa sepiring kue. Dia tidak lain adalah istri si pria sekaligus ibu dari si bocah. Sang suami segera menyuruh wanita itu untuk duduk. Tangannya segera merangkul pinggang sang istri. Tidak lama mereka kembali mengobrol dan bercanda dengan sang anak hingga suara ketukan di pintu membuat mereka herhenti. Sang istri berdiri tertegun saat membuka pintu. Di hadapannya, tampak dua orang petugas berseragam.
"Permisi, Nyonya, apa Tuan Graham ada di rumah?" tanya salah seorang dari mereka. Wanita tersebut hanya diam karena terlalu terkejut. Sang suami kemudian muncul dari dalam dan bertanya ada apa. Tidak membuang waktu, petugas segera menanyakan tentang identitas pria itu.
"Benar, saya adalah Tuan Graham, ada masalah apa?" ucap pria itu sambil menatap bingung.
"Masalah ini, sebaiknya Anda ikut dengan kami untuk menjelaskan. Jangan khawatir, jika Anda tidak bersalah, Anda pasti akan bisa segera kembali untuk berkumpul dengan keluarga Anda," tukas salah seorang petugas. Tuan Graham mengangguk setuju. Ia kemudian berjalan pergi diiringi oleh dua petugas menuju pada mobil polisi yang telah menanti.
Tidak berapa lama, istrinya segera berlari menyusul dan memegang tangan dia.
"Kau harus segera kembali. Berjanjilah padaku untuk kembali. Ingatlah, aku dan putramu akan selalu menunggumu."
Tuan Graham hanya mengangguk. Seorang petugas membuka pintu dan menyuruh dia masuk. Tuan Graham hanya menurut. Mobil tersebut tidak lama melaju pergi dari sana.
***
"Kalian tidak usah bermain dengannya. Dia itu anak pembunuh," ucap seorang anak lelaki pada teman-temannya sambil menunjuk pada putra Tuan Graham yang berdiri dekat mereka.
"Ayahku bukan pembunuh. Dia tidak membunuh siapa pun!" tukas putra Tuan Graham.
"Tentu saja dia pembunuh, jika tidak mana mungkin dia dihukum mati?" sahut anak yang tadi bicara pada teman-temannya itu.
"Ayahku bukan pembunuh!" teriak putra Tuan Graham tersebut lagi. Ia kemudian segera berlari pulang. Namun, saat tiba di rumah, para tetangga telah berkerumun.
"Usir mereka, anak istri pembunuh tidak seharusnya tinggal di sini!" teriak salah seorang wanita. Di tengah, tampak istri Tuan Graham tengah duduk dengan tatapan mata terpukul.
"Ayahku bukan pembunuh!" teriak sang anak yang baru pulang tersebut. Ia kemudian segera menyeruak kerumunan dan menghampiri sang ibu.
"Ibu, beritahu mereka, beritahu mereka kalau ayah bukan pembunuh!" tukas bocah lelaki tersebut sambil meraih tangan ibunya.
"Itu benar, suamiku bukan pembunuh. Suamiku bukan pembunuh!" teriak wanita itu kemudian. Akan tetapi, sebuah lemparan batu kemudian mendarat pada tubuhnya. Disusul lemparan-lemparan batu yang lain. Orang-orang di sekeliling mereka yang melakukan itu. Segera istri Tuan Graham melindungi putranya dari lemparan batu.
"Suamiku bukan pembunuh!" teriak wanita itu sambil terus mendekap putranya untuk melindungi anak tersebut. Orang-orang tersebut tetap tidak percaya. Mereka terus saja melempar batu.
"Kalian tidak percaya pada kami. Baiklah, jika tidak percaya, aku tidak akan memaksa, tapi jangan berbuat seperti ini," tukas istri tuan Graham sambil melonggarkan pelukan pada sang putra dan melihat pada orang-orang tersebut.
"Kita harus tetap melakukan ini. Kita harus mengusir mereka," tukas salah seorang.
Istri tuan Graham tersenyum miris. Ia kemudian mengeluarkan pisau yang telah ia bawa. Semua melihat ketakutan, berpikir apa yang akan dilakukan wanita itu. Dia mungkin berniat untuk melukai mereka, duga orang-orang tersebut.
"Ibu," panggil sang putra yang cemas sambil meraih tangan ibunya.
"Kalian boleh tidak percaya padaku dan suamiku, tapi jangan pernah melukai putraku. Ia tidak tahu apa-apa. Aku akan membayar semua, tapi kalian tidak boleh melibatkan dia."
"Ibu!" Sang anak kembali memanggil. Wanita itu menoleh dengan mata berkaca-kaca. Ia kemudian segera memeluk putranya itu. Tangannya bergerak cepat dan menusuk tubuh dia sendiri.
"IBU!" teriak bocah lelaki tersebut saat wanita yang melahirkannya tersebut merosot jatuh terkulai. Darah segar mengalir keluar dan sebagian telah membasahi bagian depan baju putih sang putra. Bocah lelaki tersebut kembali berteriak sambil menangis. Tangan ibunya terulur pelan menyentuh pipi anak semata wayangnya itu. Air mata juga mengalir deras di wajahnya.
"Ma-af," ucapnya pelan kemudian tangan tersebut jatuh terkulai. Sang putra segera meraih tangan ibunya, menggenggam orang sambil terus menangis. Orang-orang hanya berdiri menatap. Darah wanita itu terus mengalir keluar membasahi tanah di sekitarnya dan ia kemudian meregang nyawa, meninggalkan kehidupan untuk selamanya.
Tuan Graham yang berada di penjara juga mendengar kabar tersebut. Terpuruk dalam kesedihan dan rasa bersalah mendalam, ia kemudian juga mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri menggunakan selimut di penjara tersebut. Kasus itu kemudian ditutup dan waktu dua puluh tahun berlalu. Orang-orang telah melupakan kasus tersebut.
***
Gadis itu melangkah sambil melambaikan tangan kepada beberapa orang yang mengambil gambar dirinya. Nama dia Calista McGregor. Tuan McGregor adalah seorang terpandang di kota tersebut. Calista sendiri adalah sosok gadis cantik dengan tulang pipi tinggi, mata biru memikat, hidung bangir, serta bibir tipis yang nyaris membuat semua laki-laki jatuh hati. Dengan kecantikan wajah itu, Calista kini menjadi aktris muda yang populer. Meski keluarganya yang kaya-raya bisa memenuhi kebutuhan dia, tetap saja Calista ingin berkarir menjadi aktris karena ia suka menjadi populer dan dikagumi banyak orang seperti sekarang ini.
"Calista, aku membencimu. Kau gadis munafik!" teriak seorang perempuan yang merangsek maju. Calista tahu, selain banyak orang yang menggemari dirinya, tentu ada orang yang tidak menyukainya. Ia sudah biasa dengan hal itu. Yang tidak biasa adalah dirinya diserang langsung seperti yang terjadi sekarang ini oleh orang yang membenci dia.
"Baguslah, aku juga tidak suka dengan orang kasar sepertimu," sahut Calista.
"Kau!" Perempuan itu berteriak marah. Matanya tampak membara saat menatap Calista, sementara dua petugas keamanan di tempat itu menghalangi dia untuk mencegah keributan yang akan berlanjut.
"Kau pasti iri denganku karena tidak ada yang menyukaimu," ucap Calista lagi.
Si perempuan yang tidak menyukai Calista tersebut kembali berteriak geram dan membentak gadis itu. Amarah dia telah di ambang batas dengan penuh amarah ia kembali berteriak, tetapi kali ini tidak hanya itu, perempuan tersebut maju dan mendekat. Tangannya melayang untuk menghantamkan bogem mentah pada dua petugas keamanan yang berjaga. Keduanya tersuruk jatuh. Mata Calista membeliak lebar saat perempuan itu dengan cepat menyergap dia hingga terjatuh kemudian menjambak rambutnya panjangnya yang telah tertata rapi. Orang-orang yang tadi mengambil foto Calista, kini kembali mengambil gambar dari perkelahian dua perempuan tersebut.


หนังสือแสดงความคิดเห็น (28)

  • avatar
    Qwinx T

    aku suka bangattt!!!

    11d

      0
  • avatar
    Apry Ana

    akun 3

    21/08

      0
  • avatar
    TuyulTopan

    keren bgt cerita nya

    17/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด