logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 4 Hello Kitty

Menyusuri jalan. Aku dan Nani masih tampak kaku, tinggal seratus meter menuju rumahku, jantungku terpacu saat rumah Tuan Lee sebentar lagi kulewati. Kuatur nafas agar jika tuan Lee ada di depan rumahnya, ku siap untuk meminta maaf.
"Nan, aku malu ah," aku mulai ragu.
"Tenang Cha, mudah-mudahan dia gak ada, tapi tetap Cha, kamu harus minta maaf," saran Nani.
Sampai di depan pagar tinggi milik Tuan Lee. Aku dan Nani berhenti, ternyata Tuan Lee tengah membersihkan taman. Ada dua orang tukang yang membantunya.
Aku mulai gugup. Haruskah aku meminta maaf. tapi kayanya gak perlu. Tapi kalau tak meminta maaf, aku akan malu jika berpapasan dengannya. Mana namanya sengaja kupakai lagi, untuk mengerjai Wenni. Dengan mengaku-ngaku punya pacar orang Korea segala. Menyesal aku sudah berbohong. Kenapa lagi bibir ini keceplosan dengan mengatakan pacarku orang Korea disebelah rumahku. Beginilah jadinya. Karena kebohonganku aku terpaksa harus meminta maaf pada padanya.
Antara takut dan gugup aku mencoba mendekat. Ku pegang pagar besi kokoh di depanku. bibirku menganga tak mampu berucap. Sementara Nani terus mendesakku agar memanggil tuan Lee.
"Ayo Cha, itu orangnya mumpung ada disana, cepat panggil," tekan Nani seraya mencubit punggungku.
Aku memberanikan diri memanggilnya. Tapi sebelum ku panggil Tuan Lee menoleh ke arahku.
Tuan Lee tampak tersenyum melihatku.Tuan Lee berjalan mendekat padaku.
"Maaf, ada apa, ya?" sapanya begitu lembut.
Tanganku semakin kuat memegang pagar. Aduh. Aku rasanya tak sanggup mendengar suaranya yang begitu lembut sampai lidahku ini mendadak kaku, entah kenapa. Tuan Lee semakin mendekat dan bertanya padaku. Tapi mulutku seakan terkunci. Ya tuhan. wajahnya kini begitu dekat dengan mukaku, aku tak tahan lagi, Tuan Lee ini memang tampan sekali dan itu suaranya. Terdengar jelas suaranya. Wangi aroma tubuhnya tercium di hidungku. Ku hisap dalam-dalam aroma wangi dalam setiap desahan nafasku.
"Cha, lepasin tanganmu. Kamu itu gimana, sih!" tegur Nani memecah khayal ku. Sesaat aku sadar.
Tuan Lee semakin heran melihat tingkahku. Ya ampun, tanganku ini kok gak bisa lepas sih! Semakin tuan Lee mendekat, tanganku semakin kuat memegangngi pagar. Jadinya aku seperti orang tak waras saja memegang pagar sambil bergelayut pada pagar yang kokoh.
Nani berusaha membantuku dengan mencoba melepaskan tanganku.
"Cha, lepasin tanganmu ih, kamu itu bikin malu saya aja," bisik Nani kesal dengan ulahku.
"Nan, tolong Nan, kok tanganku gak bisa lepas sih," keluhku memohon pada Nani yang kepayahan mencoba menolongku.
Gila nya aku ini, mendengar Tuan Lee menyapa. Aku jadi tegang dan salah tingkah hingga tanganku ini tak bisa ku lepas. Mungkin aku saking terkesima atau apalah, aku gak ngerti. Kini bukan saja aku bertambah malu tapi aku terkesan macam orang tolol saja di depan Tuan Lee.
Nani terus menyuruhku untuk melepaskan tanganku, semakin Tuan Lee menatapku semakin kuat tanganku memegang pagar hingga sulit tuk ku lepas.
Bukan itu saja Tuan Lee jadi ikut menolongku berusaha melepaskan tanganku. kini tangannya menyentuh tanganku. Duh. Aku semakin malu. Niatku mau meminta maaf padanya tapi malah sekarang aku malah bikin repot dia.
Saat itu rasanya aku ingin menangis menjerit-jerit karena tingkahku yang memalukan. Bisa-bisanya tanganku ini mendadak tak bisa lepas seakan ada magnet yang kuat dipagar itu yang membuat tanganku lengket.
Mungkin karena suara Tuan Lee yang begitu memukau membuat aku terlena.
Nani temanku berusaha melepaskan tanganku. sial sekali aku, tanganku mendadak kaku dan tak bisa ku lepaskan. Tuan Lee mulai heran dengan ulahku. AkhirnyaTuan Lee dan Nani berusaha melepas tanganku. Nani memegang pinggangku dari belakang berusaha menarik ku kuat-kuat sementara Tuan Lee berusaha melepaskan tanganku yang semakin kuat menggenggam pagar.
"Cha, ayo lepasin tanganmu! Ada apa dengan kamu, Cha? Bikin malu, saja!" teriak Nani.
"Aku gak tahu Nan, tolong aku Nan, kenapa tanganku jadi lengket gini, sih!" teriakku memohon pada Nani.
Bukan saja Nani yang mulai kewalahan melihat ulahku. Tuan Lee juga mulai kepayahan menolongku dengan berusaha melepaskan tanganku yang kaku seakan menyatu dengan pagar.
Hingga akhirnya tuan Lee mengganti posisi Nani. Sekarang tangan Tuan Lee yang memegang pinggangku.
Ala, mak, aku semakin tegang dan gugup saat tangan Tuan Lee menyentuh pinggangku. Sebenarnya ada apa denganku? Aku ini terkesan merepotkan Tuan Lee sejak bertemu dengannya.
Tangan Tuan Lee semakin kuat memegang pinggangku. Tuan Lee terus berusaha sekuat tenaga menolongku, hingga akhirnya genggaman tanganku terlepas juga. dan kami berduapun jatuh terjerembab ke tanah, dengan posisi tubuhku menindih tubuhnya Jadi kaya di film India gitu. Senang juga sih, lumayan aku bisa didekap walau sekejap.
Kupejamkan mataku. Kubiarkan tangan tuan Lee melingkar di pinggangku. Jantungku berdetak kencang. Kurasakan adegan romantis untuk sejenak. Kapan lagi aku bisa seromantis ini hihihi, khayalanku terbang tunggi. Teriakan Nani membuyarkan keindahan yang tengah kurasa. Si Nani ini. Gak bisa lihat orang senang.
Mata Nani langsung terbuka lebar melihat keadaanku. Wajah Nani tampak memerah karena malu melihatku. Akhirnya Nani menolongku menarik tubuhku.
"Cha, ada apa sih, dengan kamu?" tegur Nani.
Tuan Lee kemudian berdiri, bajunya tampak kotor.
"Maaf, Tuan, tolong maafkan teman saya," Nani membungkuk pada Tuan Lee.
"Iya, gak apa-apa, ayo bawa pulang temanmu, kasian tangannya terluka."
"Ba- baik Tuan," kata Nani gelagapan.
Nani kemudian memapah ku menuju rumah. Kaki ini terasa lemas. Sungguh sial hidupku bermaksud meminta maaf tapi malah menyusahkan Tuan Lee. Kenapa sih, Tuan Lee harus jadi tetanggaku. Aku berharap Tuan Lee pindah rumah saja biar jauh denganku. Baru sehari Tuan Lee jadi tetanggaku. Kesialan demi kesialan selalu saja terjadi.
"Cha, kenapa kamu, Nak?" teriak ibuku.
"Ini Bu, aku terpeleset!" kataku berkelit membohongi ibuku.
"Kaki kamu yang terpeleset, tapi kenapa tanganmu yang terluka, Cha?" tegur ibuku mengamati luka lecet di tanganku.
"Ini Bu, tangan dan kaki Icha terpeleset Bu, " adu Nani. Ekor matanya melirik ke mataku.
Seperti biasa Nani selalu menutupi kebohonganku hehehe. Beruntung aku punya sahabat sebaik Nani.
Nani kemudian menyandarkan aku di kursi dengan hati-hati, sementara ibuku masuk kamar untuk mengambil obat Betadine guna menyembuhkan luka goresan di tanganku bekas tadi aku terlalu kuat memegang pagar.
"Kamu itu, Cha, ada-ada saja!" tegur ibuku seraya mengoleskan Betadine ke tanganku.
Tak berapa lama Nani pamit pulang. Aku tak bisa mengantar Nani sampai depan rumah, karena aku masih syok dengan kejadian yang baru saja ku alami.
"Cha, bersihin dulu badanmu, sudah itu langsung sembahyang," kata lbuku sambil mengoleskan obat pada tanganku yang lecet.
"Kenapa, sih? Tanganmu Cha, kok merah gini," ibuku terus bertanya dan masih penasaran dengan lukaku.
"Udah ah, Bu. Ibu dari tadi nanya melulu, Ica mandi dulu, ah," gerutuku.
Dengan cepat aku beranjak dan pergi ke kamar mandi. Ibuku memang sedikit bawel. Selalu saja khawatir dengan keadaanku. tapi memang begitulah ibuku.
"Cha. Kalau udah sembahyang makan dulu ya, nak, Ibu masak ayam goreng kesukaanmu, tuh."
"Iya, Bu!" teriakku dari kamar.
Kejadian tadi siang membuat aku merasa cape dan letih. Ku pandangi wajahku di cermin. Hari ini hari yang tak kan ku lupa seumur hidupku. Baru kali ini aku merasa malu dengan ulahku sendiri. Wajah Tuan Lee sangat jelas terbayang, Pria itu sungguh membuatku tak berdaya.
"Astaga! handukku dimana lagi, Bu..
.. dimana handukku?" teriakku sambil kuacak-acak rambutku yang kusut.
"Dibelakang Cha, di tempat jemuran!"
Hal yang paling menyebalkan. Kalau mau mandi handuk tak ada ditempat biasa. Dengan wajah ketus aku berjalan menuju halaman belakang rumah, tempat ibuku menjemur pakaian.
Tampak handuk bergambar hello Kity berwarna pink. Tergantung di jemuran. Memang warna pink adalah warna favoritku. Hampir semua barang yang kupakai semua bergambar hello Kitty termasuk itu. pakaian dalam ku, pasti ngerti lah hehehe jadi malu.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (105)

  • avatar
    Shusan Cino

    ceritanya sangat menarik, dan buat saya jadi penasaran deng kelajutannya

    24/01/2022

      0
  • avatar
    PutriNita

    awalnya saya mencoba membacanya dgn rasa ingin tau..lebih dalam...ternyata asyik dn seru juga...

    11/01/2022

      0
  • avatar
    AlfarisiSubhan

    cerita yang sangat seru,😯 dan asik

    1d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด