logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 5 0.5

Zendi berpikir seakan Velia adalah tersangka dalam kasus ini. Di sisi lain Zendi masih tidak bisa terima dengan kenyataan yang terjadi kalau dirinya terjebak friendzone dengan Siera. Akbar dan Satya hanya bisa saling melempar pandang melihat bos mereka uring-uringan menjambak rambut frustasi sesekali menghantam dinding kelas yang tak bersalah itu.
Tampak dari wajahnya, bagaimana Zendi terpuruk. Dulunya Zendi Siera dan Jefri adalah teman satu kelompok belajar waktu kelas sepuluh. Lebih tepatnya lagi mungkin Zendi hanya numpang nama ketika mendapat tugas karena Zendi sering mangkir. Beruntungnya Siera adalah murid yang pintar dan Jefri tidak slengean seperti Zendi. Jefri setidaknya masih mau berpikir dan bekerja sama.
Tak hanya di sekolah, Jefri dan Siera juga belajar bersama di rumah satu sama lain silih berganti, sesekali di kafe untuk menghilangkan bosan. Ketika keakraban mereka terjalin, di sisi lain Siera juga berperan seperti emak kedua bagi Zendi. Mulut Siera sampai berbusa setiap kali mengomeli Zendi yang pemalas, enak-enakan bermain hape bahkan tidur di kelas, juga dengan tanpa dosanya Zendi sering bolos saat kepala Jefri dan Siera seakan ingin meledak karena keteteran dihadapkan tugas yang menumpuk. Siera merasa kelompok belajarnya tidak kompak karena mendapat anggota seperti Zendi.
Tapi, bukan berarti Siera akan marah dan memaki-maki Zendi yang tolol. Justru Siera memberi semangat dan mendorongnya supaya mau belajar. Sebagai ketua dalam kelompoknya, Siera tentu merasa dibebani akan sebuah tanggung jawab. Oleh karena itu, Siera tak pernah absen untuk tidak menghubungi Zendi setiap malam dan menyuruhnya belajar.
Siera tau Zendi tidak memperdulikan masa depannya karena orang tuanya sendiri tidak memperdulikannya. Makanya Siera selalu berceramah bahwa tak seharusnya Zendi menjadikan itu alasan untuk mengabaikan pendidikannya. Tapi semua pesan dan panggilan dari Siera sama sekali tak diindahkan oleh Zendi, ia lebih mementingkan kegiatan pacarannya dengan cewek-cewek yang berbeda setiap harinya.
Dua tahun berjalan tak terasa, Zendi baru menyadari perhatian Siera saat tiba masanya mereka berpisah. Jefri dan Siera naik ke kelas dua belas sementara Zendi terpaksa harus mengulang di kelas sebelas lagi karena nilai ujian jeblok dan juga banyaknya absen alpa yang melebihi maksimal dari peraturan sekolah.
Zendi merasakan ada yang hilang. Perhatian Siera tak lagi ada, segala omelan Siera tidak lagi mengorek kupingnya. Saat itu juga timbul perasaan lain, Zendi merindukan Siera. Zendi baru sadar selama ini telah mengabaikan perhatian Siera, gadis yang sungguh berbeda dengan kebanyakan mantan Zendi yang cabe-cabean dan suka kelayapan.
Namun sepertinya cinta itu datang terlambat, Zendi menyadari adanya perasaan itu ketika Siera sudah semakin dekat dengan Jefri, bahkan terkesan lebih akrab dari biasanya.
Sampai akhirnya Zendi tergerak niatnya untuk mengurangi kebiasaan buruk itu. Tak ada lagi yang namanya gonta-ganti pacar. Di hatinya hanya fokus kepada Siera, Siera, dan Siera. Zendi tidak lagi menganggap Jefri sebagai teman, melainkan saingan.
Tapi sekarang, harapan Zendi pupus dan atas kenyataan ini Zendi menitik-beratkannya yaitu gara-gara Velia.
"Itu dia anaknya nongol." Akbar menyeletuk begitu melihat Velia berjalan memasuki kelas bersama Mona, tak berselang lama setelah bel istirahat berakhir dikumandangkan.
"Kasian Zen, dicancel dulu lah ngelabraknya." komentar Satya.
Tangan Zendi mengepal erat, mata elangnya nampak berkilat-kilat melihat Velia seakan Velia adalah mangsa empuk yang hendak disantap mentah-mentah. Tanpa pikir panjang lagi Zendi bergegas menghampiri bangku Velia setelah menghantam sekali lagi tembok belakang kelas itu.
Satya dan Akbar langsung mengikuti, tak ingin perang dunia ketiga terjadi. Pasalnya Zendi agak temperament, ia tidak pernah pandang gender jika kehidupannya sudah terusik. Pasti orang itu akan dihabisi oleh Zendi.
"Heh, lo!" Zendi menghalangi jalan Velia untuk duduk di kursinya. Terlihat Velia kebingungan, Zendi dengan tatapan tajam langsung berbisik di dekat telinganya.
"Ikut gue atau hidup lo gak tenang di sekolah ini." Zendi tau diri, ia tidak mungkin menjatuhkan harga dirinya begitu saja di kelas itu hanya karena melabrak gadis lemah seperti Velia.
"Hah! Maksud lo?" Velia mengerjap tidak mengerti, namun Zendi telah berlalu keluar kelas dengan langkah tegas, hingga tak sengaja menabrak murid lain Zendi tetap tak menengok.
"Ada apaan sih Ve?" tanya Mona penasaran. Baru kali ini melihat sang idolanya--yang menurut Velia tak pantas diidolakan--seperti sedang menahan amarah yang memuncak.
"Au tuh si Kendil aneh," gumam Velia.
Satya dan Akbar yang mengekori juga memberikan kode supaya Velia buru-buru menyusul Zendi. Tak ingin urusannya lebih panjang lagi Velia cepat-cepat keluar kelas.
Koridor IPS tampak sepi karena kelas-kelas lain telah berlangsung KBM. Velia dengan muka ditekuk malas menghampiri Zendi cs di tikungan dekat papan mading itu.
"Kenapa? Mau debat soal balapan itu lagi?" tanya Velia.
Zendi tampak angkuh melipat kedua tangan di dada, dengan tatapan mengintimidasi Zendi menipiskan jarak antara dirinya dan Velia.
"Persekongkolan lo dan abang lo yang sialan itu ternyata hebat juga ya, totalitas banget sampe lo rela bonyok begini, patut diacungin jempol." Zendi tersenyum dibuat-buat.
"Namanya adik kakak ya harus kompak dong gimana sih lo, Kendil." ujar Velia dengan entengnya.
"Haaa.. Kendil???" dua cecunguk Satya dan Akbar berpandangan dengan bibir berkedut, yang sedetik kemudian gelak tawa itu meledak.
"Iya, kendil yang buat jualan es cendol pinggir jalan gitu." Akibatnya, Akbar dan Satya semakin terpingkal-pingkal. Velia adalah orang pertama yang berani memancing emosi Zendi, dengan memplesetkan nama bagus-bagus menjadi lelucon garing.
"Kalian diem atau gue tonjok satu-satu!" gertak Zendi kesal.
Kicep. Satya dan Akbar menunduk berjamaah. Entah, Velia juga kurang tahu kenapa dua temannya itu mau-maunya menjadi anak buah Zendi. Saat beralih menatap Velia, Zendi sudah mengepalkan tangan.
"Eh, awas ya sekali lagi lo panggil gue dengan sebutan itu. Lo pikir harga diri gue semurah es cendol apa enak aja." kesal Zendi tidak terima.
"Bukan gue loh yang ngomong."
"Lama-lama lo ngelunjak ya, mau lo apa sih hah!"
"Mau balik ke kelas." Velia acuh tak acuh balik badan hendak berlalu tapi Zendi mencengkram lengannya.
"Urusan kita belum selesai."
"Apa lagi?" Velia menghela napas jengah.
"Gue minta pertanggung jawaban lo."
"Tanggung jawab apaan sih?"
"Gak usah belaga bego deh, lo udah tau kan Siera sama Jefri jadian? Dan ini semua tuh penyebabnya adalah elo, tau gak!" kata  Zendi penuh penekanan, sambil mengangkat telunjuk tepat di depan mata Velia, yang seolah-olah ingin mencolok.
Tapi, bukannya takut justru Velia tampak sumringah dengan senyum merekah di wajahnya. "Apa lo bilang? Mereka jadian? Serius? Wah, kabar bagus dong! Asik, yes! Kudu nagih PJ ntar pokonya hahaha yee PJ PJ!"
Akbar dan Satya seketika melongo. Sementara Zendi mendelik seakan bola matanya ingin menggelinding keluar. "Heh! Bisa-bisanya lo ketawa di atas penderitaan gue lo gak liat muka gue udah kaya gini hah!"
Serem, dadanya naik turun dengan rahang mengeras dan otot-otot mencuat di sekitar lehernya.
"Terus masalah buat gue? Engga tuh," Velia mengidikkan bahu acuh, walau sebenarnya dalam hati mulai risau dan gelisah. "Lo mestinya tuh ngaca, tau diri, terima takdir. Jangan pernah memaksa perasaan cewek, karena dia tau dengan siapa dia bahagia, dan yang pasti orang itu bukan elo."
Velia sadar, dirinya sok dewasa. Tapi ucapan itu lolos dari bibirnya begitu saja tanpa ia pikir sebelumnya. Terkesan menggurui untuk seorang lelaki yang lebih tua dua tahun di atasnya. Tidak heran jika Zendi terkekeh sinis menanggapinya.
"Oke, lo udah cari gara-gara sama gue. Satu peringatan aja untuk lo, jangan harap hidup lo bakalan tenang-aman-tentram-damai-sentosa di sekolah ini, karena lo udah berani mengusik gue." ancam Zendi.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (220)

  • avatar
    mulyaniNenk

    aku suka ceritanya thor......lanjut baca nich...💪💪

    02/05/2022

      0
  • avatar
    Claudiya

    eyakkkk bagusss bangettt, ga kebayang sampe klk velia sama zendi nikah kirain velia sama rifai yang nikah. tp gaapa bagus bangett crtanya plot twist nya gaada seng tak sangka", kak fai dah ada gebtannya nihh yeee. semangat buat cerita yang lainnya ya kak ❤️

    06/01/2022

      2
  • avatar
    Yesi

    KAK MASIH ADA LANJUTAN NYA LAGI GA?😭😭😭😭 PENASARAN BANGET JADI KE INGET" PLISS,SEMOGA KAKAK BACA KOMENTAR AKU YAYAYA😭 MOGA HAPPY END JGA WKWKW😁😍🥰

    05/01/2022

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด