logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bagian 65

Bab 65
"Ka-kau?" kata Jack dengan suara tergagap. "Sedang apa kau di sini?" Jack menatap tajam pada wanita yang sedang duduk santai di sofa ruang kerjanya.
"Hai, Jack. Kau masih ingat aku kan?" Chloe melambai tangan dengam senyum penuh arti.
Jack melatakkan laptop yang ia bawa dari ruang meeting di atas meja, lalu menghampiri Chloe.
"Sedang apa kau di sini? Dari mana kau tahu tempat kerjaku?"
Chloe tersenyum sinis, lantas menurunkan satu kakinya yang semula menyilang. "Santai. Duduk saja dulu, kita ngobrol."
Jack memasang wajah datar kemudian ikut duduk. "Ada apa?"
Mendengar cara Jack bicara, Chloe mendecih. "Tidak perlu menyungut begitu. Aku datang baik-baik."
"Dari dulu kau tidak pernah baik," sahut Jack bernada cibiran.
Chloe tertawa kecut menanggapi selorohan dari Jack. "Kau pikir dirimu sudah baik?"
"Apa maksudmu?"
"Aku tahu kau sedang gencar mendekati Clara," ceplos Chloe.
Jack nampak terdiam.
"Tidak usah mengelak, tujuan kita sama," kata Chloe lagi.
"Bicaralah yang benar, tidak usah berbelit-belit." Jack menyandarkan punggung pada sandaran sofa.
"Kau menginginkan Clara bukan?"
Jack tidak menjawab melainkan hanya terus menatap Chloe. Chloe menganggap reaksi itu sebagai jawaban 'iya'.
"Aku menginginkan Noah," sambung Chloe.
"Lalu?" sahut Jack enteng.
"Bekerja sama lah denganku."
Jack kembali duduk tertegak, kemudian mencondongkan badan dengan dua siku tangan bertumpu pada pahanya.
"Apa maksudmu? Aku tidak ada waktu untuk bermain-main."
Chloe tertawa sambil menggeleng-geleng. Puas dengan tawa sekejam itu, Chloe menghela napas lalu tersenyum ke arah Jack.
"Pintarlah sedikit, Jack. Aku mau Noah dan kau mau Chloe. Kita bekerja sama membuat mereka berpisah."
Jack termenung nampak berpikir. Dirinya memang begitu menginginkan Clara, apalagi setelah mendengar beberapa gosip yang mengatakan kalau pernikahan mereka berlangsung karena keterpaksaan.
"Kau harus paham, mereka menikah hanya karena orang tua Noah yang memaksa. Memang kau tidak kasihan dengan Clara."
Jack masih termenung memikirkan sesuatu. Sementara Chloe, diam-diam menyeringai karena berhasil memanasi hati Jack.
"Ayolah, Jack! Mereka tidak saling suka." Chloe terus saja nyerocos sengaja membuat pikiran Jack kacau dan gundah.
"Dan apa kau tahu …"
Chloe semakin memancing Jack untuk lebih terikat dan tertarik dengan arah pembicaraan ini. Wajah Jack yang mulanya datar mulai terlihat muncul raut penuh rasa penasaran.
"Tahu tentang kenapa sampai saat ini Clara belum juga hamil?"
Degh!
Kalimat itu membuat Jack terpaku dan beberapa detik sampai tidak mengedipkan mata. Melihat reaksi Jack, Chloe kembali menyeringai sambil menyilang kali lagi.
"Kau tidak pernah berpikir kalau selama mereka menikah belum pernah berhubungan?"
"Dari mana kau tahu hal itu?" Jack menatap tajam begitu penasaran.
Lagi-lagi Chloe tertawa membuat Jack ingin menamparnya. Karena rasa penasaran, Jack tepiskan rasa kesal dan memilih mendengarkan dengan baik.
"Kau tidak mungkin kan mengintai mereka sedetail itu?"
"Hei! Aku tahu Noah. Dia yang begitu mencintaiku saja sangat sulit diajak berhubungan, apalagi saat bersama Clara yang jelas-jelas bukan tipenya."
Masuk akal semua penjelasan dari Chloe.
"Bagaimana? Kau mau membiarkan Clara menderita dengan Noah?"
Chloe membungkukkan badan sambil memainkan kedua alisnya naik turun.
"Apa rencanamu?"
Saat itu juga bibir Chloe mengembang mengukir senyuman puas karena berhasil menghasut Jack.
Sepulang dari studio Jack, Chloe masih senyum-senyum penuh kepuasan. Selama diperjalanan, wajah binar terus terlihat hingga tidak kerasa mobilnya sudah melaju jauh dan sampai di sebuah kafe di area terbuka.
Begitu turun dari mobil, seseorang yang tak lain adalah Mia melambaikan tangan. Dia sedang duduk di kursi kayu di bagian halaman kafe dengan beberapa pengunjung yang duduk di kursi masing-masing.
"Sudah?" tanya Mia.
Chloe duduk lalu mengangguk.
"Bagaimana hasilnya?"
Dari wajah Chloe yang sumringah, Mia tentu bisa menebak apa jawabannya.
"Aku penasaran dari mana kau bisa tahu kalau mereka belum pernah berhunungan?" tanya Chloe. "Kau tidak mungkin membuntuti mereka sampai ke ranjang kan?"
"Itu tidak penting. Yang terpenting kau sudah berhasil merayu Jack. Dan kau tahu, lusa kita ada acara reuni, kita buat kesempatan ini untuk mengerjai Clara. Bagaimana?"
"Gila sih! Otakmu memang sangat jahat," ceplos Chloe.
Mia hanya tertawa.
Beralih ke tempat lain, sesuai permintaan Clara, kini setiap hari Jou dikawal dua orang bodyguard saat berada di sekolah. Mereka berdiri menunggu di luar sekolah sampai waktunya jam pulang.
Clara yang hari ini ingin bertemu dengan Megan, jadi tidak terlalu khawatir jika terlambat menjemput Jou. Pasti para penjaga sudah lebih dulu mengantarkan Jou pulang.
"Maaf, lama ya menunggu?" kata Clara saat sudah duduk bersama Megan di jam istirahat kerja.
Mereka duduk di ruang belakang di mana sebagian pelayan restoran tengah istirahat untuk makan siang.
"Tidak juga. Aku juga baru mulai membuka makan siangku," jawab Megan usai meneguk minuman kaleng. "Kau mau?" tawar Megan kemudian.
"Tidak, untuk kau saja. Aku sudah makan tadi. Nanti kau kurang kalau harus berbagi denganku."
Mereka berdua tertawa.
Mulut Megan mulai terlihat penuh mengunyah makan siangnya.
"Kau jadi ikut reuni?" tanya Megan.
Clara memasang wajah lesu. "Aku belum tahu. Aku belum ijin suamiku."
"Sebaiknya kau segera katakan, acaranya kan lusa. Ada aku, pasti boleh."
"Benar juga. Tapi, ngomong-ngomong apa semuanya hadir?"
Megan melihat rahut kegelisahan di wajah Clara. Sebagai seorang sahabat, tentu Megan akan menenangkan.
"Mungkin tidak semua. Pasti ada yang sibuk juga kan. Setidaknya kita hadir untuk mengisi waktu luang."
Sepulangnya dari pertemuan dengan Megan, Clara mulai terlihat begitu gelisah. Di dalam kamarnya, dia sedang mondar-mandir sambil gigit jari.
"Bagaima caranya aku ijin?" celetuk Clara. "Aku takut dia marah."
Clara terus berpikir mencari cara yang tepat supaya tidak mendapat bentakan.
"Aha!" Clara menjentikkan jari kemudian berlari masuk ke ruang ganti.
Clara membuka pintu lemari, lalu mencari piama yang ia beli beberapa minggu yang lalu. Clara ingat kalau dia membeli dua piama dan dua stel pakaian dalam.
Buat siapapun, pasti bisa lah menebak apa yang akan dilakukan Clara. Haha.
Clara segera melepas jubah handuk yang sedari tadi masih betah ia pakai usai mandi. Clara buru-buru memakai piama tersebut lalu beralih mendekat ke arah cermin.
Clara lepas rambut sebahunya yanv semula ia japit. Ia oleskan vitamin rambut lalu mulai menyisirnya dengan rapi. Poni yang panjang sampai di bawah alis, ia sisihkan sebelah kiri.
Selesai dengan itu, Clara menambah lotion keseluruh tubuh lalu sedikiy menambah lip balm pada bibirnya yang merah muda.
"Astaga! Apa aku harus seperti ini?" Clara merengutkan wajah di depan cermin.
"Aku bahkan tidak pernah dandan seperti ini." Clara masih mengoceh.
"Apa nanti dia tidak terkejut? Oh! Atau malah nanti dia takut."
Pikiran negatif malah mulai bermunculan. Saking merasa was-was, pada akhirnya Clara menghapus riasan tipis di wajahnya. Ia berpenampilan apa adanya hanya saja tetap memakai piama.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (524)

  • avatar
    Widya

    cerita menarik jngan pernah bosen untuk trus update y kk stiap hari ceritanya habis smpai tamat biar tdk penasaran endinya 😊

    20/01/2022

      2
  • avatar
    SayaBukan

    keren kak ceritanya, gk ngebosenin & bikin penasaran untuk baca setiap bab nya..sukses terus kak😊 ditunggu lanjutan ny ya kak SEMANGATTT😀

    18/01/2022

      0
  • avatar
    renatasariatin

    Kali pertama membaca langsung tertarik dgn sosok Noah.Sosok yg memiliki karakter kuat.kebanyakan wanita mmg menyukai karakter ini.apalgi tampan dan kaya raya.msh penasaran dengan kelanjutannya.Akan ku luangkan waktu disela kesibukan utk melanjutkan membaca novel ini.demi Noah...😀

    16/01/2022

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด