logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Part 5

Tiada Hari tanpa kejutan dari Wisnu. Dan semua kejutan itu tak ada yang manis sama sekali. Panuh air mata dan Darah.
Dengan kesal, Delia memukul stir mobil milik nya. Air mata nya menetes dari tadi. Kemana dia akan mencari Wisnu.
Satria bilang jika Wisnu balapan liar dan hilang.
"Come on Wisnu jangan buat aku gila" kesal Delia dengan air mata nya.
Di penghujung jalan dekat hutan yang gelap, mata basah Delia menangkap sebuah motor merah.  Delia sangat Hafal pemilik motor itu.
Secepat mungkin Delia menepikan Mobil nya. Dan benar saja, Wisnu tergeletak di sana dengan darah yang mengacur di mana mana.
"WISNU!! YA ALLAH" Delia berteriak, ketakutan nya terhadap Darah ia tahan mati matian.
Disini ada nyawa Wisnu yang mejadi taruhan nya. Apakah ia memilih mementingkan phobia nya atau mementingkan sosok yang selalu di samping nya.
"Hiks, jangan pergi Wis. Aku tau kamu kuat, kita ke rumah sakit sekarang " Sudah payah Delia membopong wisnu menuju mobil.
Se sampai di mobil, gadis itu lantas menghubungi salah satu sahabat Wisnu.
"Halo Sat, kamu kesini aku udah nemuin Wisnu hiks, tolong urusi motor nya dan aku minta salah satu dari kalian ikut ke rumah sakit. Aku share lock nanti."
"Siap Del kita kesana."
17 tahun Delia hidup, 2 Tahun mereka bersama baru kali ini Wisnu membuat Delia benar benar takut.
"L-lli-a"
Masih dengan air mata nya Delia menoleh, memegang erat tangan kekasih nya.
"Wisnu kenapa kamu kayak gini sih, hiks aku takut. Kamu harus tahan sebentar kita udah mau sampai di Rumah sakit" Demi apapun Delia tak kuasa menahan air mata nya.
Tangan Wisnu terulur menyentuh wajah Delia.  "Jj-janngann nn-nanng-gis"
Delia mengangguk mantab, menghapus kasar air matanya.
"Aku gak nangis, Kamu harus kuat kalau gak mau aku nangis" Delia mengusap rambut Wisnu pelan.
Begitu sampai di Rumah sakit, Delia lantas berteriak memanggil suster untuk meminta pertolongan pertama.
"Bawa ke IGD!!" Tegas salah satu Dokter .
"Saya ikut dok" kekeh Delia.
Salah satu suster disana menarik Delia untuk keluar, "Maaf mbak nya bisa menunggu disini. Kami akan menangani pasien dahulu."
Begitu pintu di tutup,tubuh Delia ambruk di dekat tembok.
"Jangan tinggalin aku wis" lirih wanita itu.
Di ujung lorong, Satria dan Rio berlari tergopoh gopoh.
"Wisnu gimana Del?"
Plak
Plak
Keduanya kaget, sangat sangat kaget. Mengapa Delia langsung menampar mereka?
"Del"
"Aku kecewa sama kalian!! Kenapa kalian biarin Wisnu ikut balapan liar lagi??!!" Bentak Delia
Iqbal diam.
"Kita gak bisa apa apa kalau wisnu udah memutuskan sesuatu Del, dan gue yakin lo pun tau itu" jelas Satria.
"Siapa yang ngajak Wisnu tanding?"
"Arya" jawab Iqbal.
Delia terkejut bukan main. Disini pasti ada yang salah, sosok arya tak mungki mampu melawan Wisnu.
Delia akan mencari tau nya besok saat sekolah,dan lihat saja lelaki itu masih mau berbohong atau tidak.
15 menit sang dokter keluar.
"Selamat malam, pasien mengalami benturan yang lumayan keras hingga kehilangan banyak darah. Kami membutuhkan golongan darah AB rhesus negatif 2 kantong. Di rumah sakit ini sedang habis"
Iqbal dan Satria saling pandang. Golongan darah yang sangat langka, dan tak ada yang cocok disini.
"Ambil darah saya dok, darah saya dan Wisnu sama"
"Delia" lirih Satria
****
Tidak ada semangat pagi ini bagi Delia. Sejak tadi malam dia tidur di sofa rumah sakit. Berharap Wisnu cepat sadar, namun nihil bahkan belum ada kemajuan sama sekali.
Tadi pagi Bi minah datang membawa seragam sekolah Delia sekalian sarapan pagi ini, dan percuma saja jika keadaan nya seperti ini jangan kan untuk sarapan, menyentuh makanan itu saja Delia enggan.
Semangatnya ada di Wisnu.
Selera hidup nya ada Di Wisnu.
Jika seperti ini maka solusinya hanya menunggu lelaki itu terbangun dan kembali bersama Delia.
"Wisnu bangun donk! Aku kangen kamu bentak bentak. Aku kangen kamu marahin"
"Kalau kamu terus terusan gini siapa yang mau jagain aku dari Arya? "
Delia mengehela nafasnya sejenak.
"Aku sekolah dulu, aku minta sama kamu kalau aku kesini kamu harus udah bangun ya" pamit Delia lantas mengecup jidat Wisnu lembut.
"Bye sayang."
Mati Mati an Delia memfokuskan otak nya kepada materi yang di jelaskan Mis Berlin di depan nya, namun tetap saja fikiran nya tetap tertuju pada Wisnu.
"Baiklah anak anak, materi yang ibu sampaikan cukup sampai disini. Sampai bertemu di pertemuan depan see you all!"
"See you miss."
"Ke kantin yok Del!"
Delia masih menatap lurus ke depan.
"Delia?" Panggil Aulia.
Masih tak ada jawaban.
"Ngelamun  dia kalik ul"
Aulia mengangkat bahu nya.
"DELIA" teriak keduanya.
Delia terjengkit kaget.
"Eh iya kenapa?"
Ella memutar bola matanya kesal
"Lo tuh ya, dari pelajaran nya pak Aris sampe pelajaran nya miss Berlin ngelamun terus!"
"Sory, aku kepikiran wisnu" lirih Delia.
Menatap wajah sendi milik Delia mereka menjadi tak tega sendiri.
"Kita turut sedih del, tapi lo jangan kayak gini. Kasihan fisik Lo, gue yakin wisnu bakal lebih marah dari biasanya kalau tau lo kayak gini"
Delia menatap Aulia dan Ella sejenak, lantas berdiri memeluk keduanya.
"Aku takut wisnu kenapa kenapa."
"Wisnu bakal baik baik aja, udah sekarang kita ke kantin ya" ajak Aulia dan di angguki  oleh Delia.
Sembari menunggu Ella dan Aulia selesai memesan makanan, Delia membuka ponsel nya. Mencoba menghubungi pihak rumah sakit apakah Wisnu sudah membaik atau belum.
Ekor mata nya tak sengaja melihat Arya yang memasuki kantin. Emosi Delia sudah sampai di ubun ubun hanya dengan menatap Wajah Arya saat itu.
PLAK
PLAK
"SIAPA YANG NGAJAK KAMU BUAT JEBAK WISNU??!! JAWAB AR!!"
PLAK
"JAWAB!!!"
Delia sudah seperi orang kesetanan,  hampir seluruh pengunjung kantin menatap heran ke arah Delia.
"Lo ngomong apaan sih Del?"
Kekesalan Delia semakin memuncak, ia terus menampar wajah lelaki itu hingga tangan Arya sendiri yang menangkap pergerakan Delia.
"Iya gue yang semalem ngejebak WISNU!! Gue yang buat dia mau mati!!"
"KAMU BUAT WISNU  KAYAK GITU SAMA AJA KAMU BUNUH AKU PERLAHAN!!!"
Hampir saja Delia akan menghajar Arya kembali, Iqbal sudah dahulu menarik Delia dari lelaki itu.
"Lepasin aku ball!!"
"Tenang Del! Lo jadi pusat perhatian disini, lo yang tenang "
"Lepasin!!!"
Terpaksa Iqbal melepaskan tangan Delia.
"KAMU! jujur ke aku, siapa yang ngajak kamu kerja sama atau aku bakal bilang ke om Rehan gimana sifat anak nya di depan umum!!"
"Oke oke gue bakal jujur. Yang ngajak Gue sekongkol itu,,,, Farel"
"Delia, lo harus ke rumah sakit sekarang! Wisnu udah sadar" teriak Daren
Bersambung........
Yogyakarta 15 Desember 2020
Puputtri_

หนังสือแสดงความคิดเห็น (143)

  • avatar
    Mads Kiks

    good

    21/06

      0
  • avatar
    PerezKim Jhan

    Laocoon Wood* 71

    25/04

      0
  • avatar
    ParamitaAdelia

    ☺️☺️

    18/04

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด