logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Part 2

Rintihan hujan yang mengalun indah di atas atap rumah. Ditemani secangkir cokelat panas dan tentunya mie rebus dengan telur di dalamnya. Membuat seketika mulut ini tak bisa menolak, hanya untuk menikmati apa yang tersaji. Begitulah caraku menikmati hujan secara sederhana.
***
Rumah
09.12
Ruang tamu dengan interior bernuansa retro, dindingnya cokelat muda, ada plafon putih di atapnya dan lantainya terbuat dari ubin kuning tua khas tempo dulu. Aku duduk dengan bunda di kursi kayu jati, di depanku terdapat cokelat dan mie rebus dengan telur buatan bunda tercinta, chef andalan di rumah ini.
Rumah kecil ini adalah peninggalan kakek buyut dari Bunda. Rumah yang telah menemaniku sejak aku dilahirkan dan sekaligus saksi bisu perjuangan Bunda membesarkanku sendirian, tanpa suami. Maklumlah sejak kepergian Ayah setalah usiaku 5 tahun. Ayah tak pernah datang mengunjungi kami. Entahlah, kini dia seolah telah menghilang untuk selamanya.
Ayah padahal aku benar-benar merindukanmu. Kunjungi kami, temui aku meski cuman sekejap. Kata Bunda, Ayah mengadu nasib di Jakarta. Ayah berusaha mencari peruntungan untuk masa depanku di sana. Berhari-hari, berminggu-minggu hingga bertahun-tahun sampai aku menjadi remaja di SMA. Ayah tak pernah kembali, seperti hilang di telan bumi. Aku selalu mengela nafas tak kala mengingat hal ini.
Tiba-tiba Bunda mengagetkan lamunanku.
"Gimana Din, enak nggak?"
"Buatan Bunda selalu enak, Adina suka Bunda." Aku terlalu lahap dengan apa yang selalu dia buatkan untukku, meski terlihat sangat sederhana.
"Belajar masak Din..!!" pintanya kepadaku.
"Buat apa Bunda?"
"Kan kamu udah kelas 2 SMA, nanti kuliah. Habis kuliah kan nikah. Masak gak bisa masak." Protesnya dengan nada kesal.
"Bunda apaan sih? Adina masih belum kepikiran nikah!"
"Iya kan belajarnya dari sekarang Din." Seloroh Bunda yang sedikit kesal karena aku sulit dinasehati tentang hal ini.
"Iya-iya, besok-besok yah Bun." Jawabanku sambil membersihkan bekas piring dan gelas yang habis kami gunakan.
"Udah bersih semua ya Bunda. Aku mau ke kamar dulu" Aku melangkahkan kakiku menuju kamar.
"Makasih ya cantik." Bunda tersenyum.
***
Sekolah
06.37
"Eh Din, bawa dasi lagi nggak?" Tanya Devano kepadaku di kelas. Pastinya dia lupa tak membawa dasinya lagi.
"Kamu, gak bawa lagi ya? Aku sudah hafal dengan sikapnya.
"Senin kemarin dia dihukum karena tidak bawa dasi, seninya yang lalu dia pinjam ke aku dan dasinya hilang. Cowok itu emang nyebelin. Untung dia tampan, masih aku maafkan," gumamku sendiri.
"Lupa Din. Please pinjemin ya?" dengan wajah memelas.
"Ah kebiasan sih lu, apa sih yang kamu inget?. Nih ada tapi di kembaliin ya!" Aku sedikit kesal karena dasi yang ku pinjamkan dua minggu lalu katanya telah hilang.
"Iya-iya gampang," ucap Devano
Saat hari senin sekolah kami SMA Zidduya pasti akan melakukan upacara di lapangan. Selama upacara berlangsung sekitar 60 menit. Anak-anak Zidduya harus mengenakan atribut lengkap dan sesuai aturan. Para guru akan mengecek secara detail, termasuk dasi. Bila peraturan ini dilanggar maka siswa akan mendapat hukuman.
Teringat saat pertama kali bertemu, waktu semester satu di kelas 11 IPA 1 (2 SMA). Aku mendapati Devano sebagai siswa pindahan dari Jakarta. Beberapa bulan yang lalu, lebih tepatnya tujuh bulan yang lalu. Dia tinggal di Malang bersama sopir dan pembantunya di rumahnya, kota Malang. Sedangkan ayah dan bundanya tinggal di rumah utama, kota Jakarta. Di sanalah Escapra Gold Company salah satu cabang perusahaan ayahnya berada.
Aku banyak mengetahui jika ayahnya jarang sekali mengunjunginya, karena kesibukan ayahnya sebagai pengusaha dengan grade international. Aku sebagai sesama anak tunggal sangat memahami kesedihan yang dialami cowok tampan itu. Terlebih, dia hidup sendiri tanpa bundanya di rumah. Itulah kenapa kita sangat akrab, dan mungkin karena itulah aku mulai mencintainya. Rasa itu ada namun entah sejak kapan.
***
Rumah
14.30
Sepulangnya dari sekolah. Bunda sedang asik menonton teve. Kantor bunda bekerja mengadakan acara jadilah bunda harus pulang lebih awal dari biasanya. Aku diantar oleh tukang ojek online langgananku. Kata Bunda, setelah kemarin kerja lembur hingga larut malam bunda ingin istirahat sejenak. Kasihan sekali bunda kecapekan.
"SELAMAT UNTUK ESCAPRA GOLD COMPANY"
Kalimat yang ada di layar teve yang ditonton oleh bunda. Tayangan berita, terutama sesi wawancara mengenai pencapaian salah satu perusahaan yang berbasis di Sungapura itu. Menurut salah satu pakar bisnis, perusahaan yang dulunya dirintis dari nol di Jakarta itu sekarang telah berbasis di Singapura, dan semakin mendunia.
Atas pembukaan baru tambang emas di Afrika. Kini, perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga Escapra ini telah berubah menjadi perusahaan global kelas dunia dengan valuasi terbesar nomor satu di kelasnya. Diperkirakan perusahaan ini telah menjadi perusahaan dengan nilai milyaran dollar.
Harga saham Escapra telah mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah menjadi 150 USD per lembar saham. Padahal harga saham IHSG dunia sedang menurun, Escapra tetap eksis berada di puncaknya.
Aku sedikit banyak mendengar berita tentang perusahaan Ayah Devano di teve. Kebetulan saat aku berjalan menuju dapur mencari minum di kulkas. "Devano pasti suatu hari nanti akan menjadi CEO sekaligus Komisaris Utama, pewaris tunggal Escapra Gold Company. Ah, bagaimana ini? Apa Devano mau sama aku? Apa keluarganya ngebolehin aku sama Devano? Aku cuman anak dari keluarga sederhana. Lebih-lebih, ayahku tak jelas kemana," gumamku sendiri.
"Din, ganti baju dulu baru minum."
"Bentar Bunda, nanggung. Udah minum nih."
"Makan sekalian bareng Bunda ya?"
"Iya bunda, aku ganti dulu"
Aku berjalan menuju kamar, namun tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku melihatnya sebentar, ternyata chat masuk dari Devano. Entah darima anak ini mendapatkan nomerku. Namun aku senang, sekaligus bingung.
"Din, aku mau ke rumahmu." Chat masuk dari Devano.
"Lah ngapain?" balasku, send Devano.
"Kan ada tugas kelompok tadi. Aku sama Ghandi dan Icha, sekalian ngembaliin dasi milikmu" Jawabnya di chat sembari memberi emoticon kesel.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (405)

  • avatar
    NuriElmi

    gadis penyuka hujan emang novel roman terbaik menurutku, dari penyajian kata dan alurnya emang gak bikin bingung dan konfliknya gak itu2 aja. aku suka sekali sama cerita ini, karya terbaik roman terbaik dari bang rey ini. semoga terus dilanjutin secepatnya bang, aku penggemarmu dari sejak Abang dari aplikasi sebelah. download novelah gara2 bang rey ini, hehe

    30/01/2022

      12
  • avatar
    FitriyaniYunita

    ceritanya itu bikin kita penasaran, apalagi karakter devano si cowok badboy, tampam dan kaya itu ngegemesin banget kalo jadi adina. pengen tahu, nggak sabar banget sama kelanjutan ceritanya. semoga bang rey secepatnya bikin cerita ini tamat. aku suka banget bang, ini karyamu yang terbaik

    29/01/2022

      23
  • avatar
    AmixImix

    gadis penyuka hujan, sama2 penyuka hujan. hujan itu hening dan saat kita hening, hal sulit pun jadi terasa gampang

    27/01/2022

      17
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด