logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bab. 9. Kebingungan Riko

"Satu lagi parfum lelaki yang melekat di baju kamu, kenapa sih harus berbohong takut ketahuan? takut ya. Tenang aja Aku gak akan membicarakannya kepada siapapun!
Tapi Aku cuma pengen kamu menghargai Aku sebagai suami kamu, hanya itu saja kok."
Keyla bersusah payah menelan ludah, perasaannya gugup. Sejenak suasana sunyi.
Dia pandangi saja lelaki tampan yang berada di hadapannya, kemudian melangkahkan kaki kanannya.
"Key." Andriek menarik lengannya lagi."Jawab pertanyaanku."
Tapi Keyla menepis tangannya, kemudian pergi begitu saja, tanpa meninggalkan jawaban apa-apa. Keyla tak lagi memperdulikannya. Mungkin sikap itu sangat membuat hati Andriek terpukul, Entahlah sampai kapan Keyla akan terus bersikap acuh kepadanya.
Setibanya di kamar Keyla langsung melempar tasnya dengan hati yang sangat kesal.
"Uuuhhh, sial! Kenapa dia selalu tau apa yang udah gue perbuat." Desahnya datar sambil menghempaskan tubuh lelahnya di sprimbet. Pandangannya lurus ke depan.
Ting... Tung....
Bel Apartemen berbunyi. Tapi Keyla tak memperdulikannya kini Andriek yang membukakan pintu. Setelah pintu terbuka keadaan sunyi sesaat, Andriek menjadi tersenyum heran.
"Maaf, Apa ada yang bisa ku bantu?" Tamu di hadapannya tak menjawab, Andriek tetap menungguinya.
"Keyla ada?" Akhirnya tamu itu berbicara juga
"Maaf ini dengan siapa ya?"
"Gak perlu tau lah gue siapa, Gue cuma ada kepentingan sedikit sama Keyla."
"Oh... ya, tapi gue lebih berhak atas Keyla, Jadi katakan siapa kamu!"
"Gak ada pentingnya gue kasi tau lo, lagian lo buta, jadi mana mungkin bisa kenal sama wajah gue!"
"Gak sopan!" Andriek langsung berkata tegas. Tapi tamu itu seakan tak perduli.
"Key... Keyla!" Dia malah berteriak-teriak memanggil nama Keyla. "Gue perlu bicara sama lo!" Lanjutnya lagi.
Tak lama kemudian Keyla muncul dari balik pintu kamarnya, dan turun dari tangga dengan tergesa-gesa. Dia menatap dua orang lelaki di hadapannya itu perasaannya menjadi bertambah kacau.
"Key."
"Riko."
Keduanya saling berpandangan, Keyla kemudian berjalan mendekatinya. "Ngpain lo kesini?" Tanya Keyla kesal.
"Gue mau minta maaf Key." Riko pun langsung memeluknya. Dan dengan kasar Keyla mendorongnya.
"Key, apa lo bener-bener gak bisa maafin gue?" Riko terus memandanginya.
Keyla tersenyum. "Lo udah terlambat jauh Rik, Sekarang gue udah mulai sayang sama suami gue." Jawabnya pelan, sambil melendehkan tubuhnya pada Andriek. Tentu saja hal itu membuat Riko dan Andriek terkejut.
"Gue gak percaya key. Lo pasti bo'ong, ya kan key?"
"Gue serius Rik, tolong ngerti perasaan gue, Silahkan lo keluar dari apartemen gue." Suara Keyla menjadi parau, antara ingin menangis dan marah.
"Gue sangat mencintai lo Key, sampai kapanpun gak ada yang bisa gantiin lo di hati gue, inget itu Key sampai kapanpun!' Mata Riko merah berkaca-kaca. Karena menahan rasa menyesalnya saat itu, kenapa dia bisa begitu bodoh Keyla terdiam tak menjawab. Begitu juga Andriek, entahlah dia begitu bingung akan keadaan ini. 
"Semua ini gara-gara elo!" Riko mendorong tubuh Andriek dengan jari telunjuknya.
"Kok Aku yang di salahin!" Andriek menjawab sembari mengangkat alisnya sebelah.
"Ya... jelaslah gue nyalahin lo itu karena orangtua Keyla ngejodohin cowok yang jelas banget, gak nyadar diri, udahlah buta, ngerebut posisi orang lagi, harusnya elo itu ngaca ndriek!"
"Rik... Rik.. udah, apaan sih lo kok jadi ngehina Andriek kayak gitu sih pokoknya gue gak mau tau, elo cepat pergi dari sini!" Keyla langsung menengahi, mendengar hal itu Rikopun tak mau kalah.
"Key yang gue bilang itukan kenyataan, kok lo jadi ngebelain dia sih, Key plis.. plis... gue masih sayang sama lo Key!"
Keyla menggelengkan kepalanya. "Mulai sekarang jangan ganggu gue apapun itu alasannya, titik! Pergi lo!"
"Key gue mohon Key, Gue akan ngelakuin apa aja. Apapun itu asalkan lo jangan pergi dari gue." Riko terus memohon dan memelas. Tapi, Keyla tak perduli kemarahan itu telah memusnahkan kepercayaannya pada Riko.
"Pergi! Gue benci sama lo Rik!"
Keyla membentaknya kasar. Mendengar ucapan kasar dari Keyla, Riko akhirnya mengalah juga.
"Sampai kapanpun gue akan lepasin lo gitu aja Key, Gue pulang dan lo ndriek jangan pikir gue nyerah dengan keadaan ini, lo inget itu!" Riko langsung berbalik arah serta keluar dari Apartemen.
Keyla memejamkan matanya sejenak, entah mengapa kepalanya terasa begitu pusing.
"Key... kamu baik-baik sajakan?"
"Tau ah." Keyla kemudian pergi meninggalkan Andriek di ruang tamu.
Hanya 30 menit saja Riko sudah sampai di rumahnya. Kepalanya terasa ingin pecah, buru-buru dia berjalan memasuki ruang tengah. Namun, kali ini pandangannya sedikit berbeda karena Queen berada di ruangan itu bersama ibu tercintanya.
"Riko, Kamu sudah pulang nak."
Ucap Mamahnya pelan.
Riko tak menjawab dia hanya memandang saja. Kemudian wanita setengah baya itu tersenyum.
"Kemarilah, Mamah ingin bicara sama kamu."
"Maaf Mah... kepala Riko Sakit jadi Riko pengen istirahat." Pandangan itu begitu menusuk.
"Sebentar saja kok Rik!"
"Lain kali aja ya Mah." Riko melanjutkan langkahnya lagi.
Wanita itu hanya diam saja, sambil menghela nafasnya panjang.
Di kamar Riko.
Suasana pagi itu masih terasa sejuk, karena Riko belum mematikan AC nya sejak tadi malam.
"Brukkkkkk."
Terdengar pintu di banting
Riko menahan emosinya, Dia kesal karena melihat Queen benar-benar datang kerumahnya.
"Breengsek! Lo mau apa perempuan gila! Aaach Gue bisa gila karena ini, uh." Ucapnya jengkel sambil mengacak rambutnya pelan. Dia perlahan duduk di Sprimbetnya,mencoba untuk menenangkan perasaannya.
Tiba-tiba Handphonenya bergetar ada notifikasi whatsapp masuk, diapun mengambil ponselnya yang sejak tadi dia simpan di saku celananya.
"Apa-apaan ini!" Wajahnya langsung merah padam, entah ponsel itu berisi pesan apa 100% sangat membuat wajahnya berubah dratis. Riko beranjak lagi, sambil meletakan ponselnya dengan kasar. Kali ini dia keluar lagi dari kamarnya, berjalan dengan terburu-buru.
"Rik.... Kamu mau kemana lagi?" Tanya Mamahnya sedikit terkejut, karena melihat langkah Riko yang seperti mengejar sesuatu.
"Riko... Ada kepentingan sedikit Mah." Lelaki itu menoleh sejenak, setelah itu pergi meninggalkan Mamah dan Queen yang sedang memperhatikannya.
"Tante kalau gitu Queen pamit pulang dulu ya Tan." Gadis yang memiliki lesung pipi dalam itu tersenyum sambil bangkit dari duduknya.
"Oke... hati-hati di jalan ya?"
"Oke tante." Queen pun berjalan keluar.
Di luar Queen membatin dalam hati, sambil masuk kedalam mobilnya. "Riko kenapa ya... kok kayaknya buru-buru gitu sih, apa gue ikutin aja ya?" Batin Queen sedikit penasaran. "Tapi dia kemana? Uuh masa iya gue musti harus ngebuntutin dia sih."

หนังสือแสดงความคิดเห็น (208)

  • avatar
    SantosoTeguh

    mantap

    01/08

      0
  • avatar
    GazaEL

    sangat bagus

    17/07

      0
  • avatar
    ADIT

    resep

    06/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด