logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 3 Tidak apa-apa Elina ada aku

Seorang lelaki berparas tampan memiliki wajah basteran, turun dari pesawat dia berjalan di bandara dengan gagah hingga banyak pasang mata menatapnya.
Pria itu menghela nafas lega, menatap takjub tanah kelahirannya yang sudah bertahun-tahun dia tinggalkan.
"Eliana putri Mahendra aku datang,"ucapnya lalu membuka kaca matanya,tersenyum, membuat para gadis yang menatapnya tersipu malu. Tiba-tiba ada seorang pria berseragam mendekatinya.
"Maaf apa anda tuan Rafka Aditya Pratama. dia berbalik mengerutkan keningnya menatap Supir itu dengan tanda tanya.
"Saya Toni supir tuan Mahendra, beliau menyuruh saya untuk menjemput putra temannya yang bernama Rafka tuan." Saut sopir itu yang mengerti keraguan Rafka.
"Iya saya Rafka" tegasnya
"Kalau begitu mari ikut saya tuan, ujarnya lagi dengan sopan.
Sebelum pergi Rafka melirik para gadis yang menatapnya terposa, Rafka tersenyum lalu melampaikan tangan sembari menaikan alisnya mengoda, membuat para gadis teriak histeris. Setelah nya melangkah pergi mengikuti sopir..
Sedangkan toni hanya menggelengkan heran menatap Rafka yang tebar pesona.
****
Pagi ini keluarga Mahendra, sedang sarapan pagi di meja makan.
Mahendra yang selesai makan menaruh sendok lalu mengelap bibirnya dengan tisu dia menghela nafas menatap putrinya hanya memainkan makanan Tampa selera.
Mahendra menatap putrinya dengan sedih, lalu pandangannya teralih pada mamanya di samping Elina seolah meminta jawaban harus bagaimana.
Namun Rita yang di tatap hanya menggeleng kepala bingung.
"Sayang..." ucap Mahendra membuat Elina mendogakkan kan wajah menatap papanya.
"Ada apa pa?"
"Tebak, nanti siapa yang datang ?"tanyanya dengan raut wajah senang. Mendengar itu Elina mengerutkan kening menatap papanya dengan heran.
"Siapa Pa yang dateng?" tanya Elina penasaran
"Ada donk, nanti kamu pasti senang kalau dia datang. Ya udah papa berangkat dulu, dan jangan lupa sambut tamu kita dengan hangat. Mahendra melangkah mendekati Elina dan Rita lalu mencium pipi mereka secara bergantian.
" Muach...." kecupan hangat mendarat di pipi Elina, Papa berangkat dulu ya sayang." Saat melangkah Elina menarik tangan papanya dengan sorot matanya penasan.
"Jawab dulu, siapa orang yang akan datang pa.?"
Mahendra berbalik menatap putrinya yang terlihat bingung .
"Nanti kamu akan tau sendiri ." Jawabnya lalu menjulurkan tangan mengacak-acak rambut Elina.
"Papa...." dengusnya kesal karna rambutnya berantakan, sedang Mahendra tertawa lepas dan Rita yang menatap interaksi Elina dan papanya, tersenyum.
Mahendra mengangkat tangan menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan nya. Membuatnya mengelengkan kepala.
"Sudah... papa harus berangkat, ini sudah sangat telat. Lalu bergegas pergi meninggalkan Elina Tampa jawaban.
Elina yang masih penasaran akan tamu yang di ucap papanya, dia mendekati Rita berharap bisa mendapatkan jawaban.
"Oma ....,ujarnya manja, mengalungkan tangannya di lengan Rita, Sedangkan Rita berpura-pura acuh.
"Hemm ..." Rita hanya berdehmm mengerti apa yang di mau cucu kesayangan nya.
"Kasih tau aku donk Oma, siapa tamu yang akan datang.?"
"Rahasia, nanti kamu juga bakal tau, yang penting dia orang yang sepesial buatmu." jawabnya membuat Elina mengerutkan kening penasaran, Elina mengerucut kan bibirnya dengan wajah masam karna hanya diberi teka-teki bukan jawaban.
"Suster antar aku ke kamar" tegas Rita.
"Oma aku belum selesai bicara," rengeknya terdengar manja.
"Sudah... nunggu saja di luar sebentar lagi, dia juga akan datang." berlalu pergi bersama suster meninggalkan Elina yang mematung.
"Semoga ke datangan Rafka akan mengembalikan kamu menjadi Elina yang dulu." gumam Rita
******
Elina yang penasaran berjalan di depan pintu mondar-mandir berharap orang yang di sebut akan cepat datang.
" Siapa yang akan datang ,kata Oma orang itu sepesial untuk ku."
Elina terus saja menunggu mulai dari duduk berdiri ,duduk lagi, dia lakukan, karna kata spesial yang Omanya Ucapkan membuatnya sangat penasaran.
"Apa yang di maksud spesial itu kak Yuda.
apa sekarang dia sudah tidak salah faham lagi padaku dan mau menerima ku." tiba-tiba Elina tertunduk dengan mata mulai mengembun.
"Elina putri... Jagan terlalu berharap, kamu taukan betapa kak Yuda membenci mu, gumamnya dalam hati, Elina mengusap pipinya yang basah karna air matanya, rasa penasaran nya seketika hilang lalu berniat pergi.
Saat tangan Elina membuka pintu hendak masuk, Seketika seseorang menarik tubuh Elina dalam dekapannya.Entah sejak kapan pria itu datang tapi dia benar-benar sukses membuat Elina terkejut setengah mati.
Elina membelalakan mata melihat dirinya berada dalam pelukan seseorang, lalu mendogakkan wajahnya menatap pria itu.
"Rafka kamu...."ujarnya terkejut.
"Apa kabar kaktus kecil ku.." ucapnya mengeratkan pelukannya ke Elina membuat Elina Salah tingkah.
"Lepaskan aku gak bisa nafas kak," bohongnya meronta ingin di lepaskan.Rafka melepaskan pelukannya lalu mendekatkan wajahnya menatap Elina begitu dekat.
Hingga deru nafas Rafka terasa hangat di wajah Elina,membuat wajah Elina bersemu merah.Elina yang di buatnya gugup memundurkan wajahnya.
"Kamu tetap saja masih sama seperti kaktus tatapan mu selalu tajam padaku setajam duri kaktus. Lalu menarik pipi Elina dengan gemas hingga membuatnya meringis.
"Sakit kak Rafka, sakit.... kamu juga Sama selalu saja mengangguku." jawabnya kesal sembari mengusab pipinya yang terasa sakit.
" Benarkah bukankah kamu yang menyakiti ku,
hanya kamu yang tega menolak cintaku dan memilih si Yuda." Candanya.
Mendengar nama Yuda Elina terdiam dengan mata mulai mengembun, dia mengepalkan tangannya menahan air matanya, agar tidak jatuh di depan Rafka.
Rafka yang melihat ekspresi Elina yang sedih membuatnya merasa bersalah. Rafka menrengkuh lengan Elina dengan tatapan menyesal
"Aku minta maaf Elina, jika aku salah" ujarnya pelan
"Ah tidak apa-apa kak," Elina tersenyum yang di paksakan.
"Benar kamu tidak apa-apa." Tanyanya lagi Elina hanya mengangguk .
" Sudahlah ayo masuk." Lalu menarik tangan Rafka membawanya duduk di ruang tamu.
"Duduklah di sini aku akan membuatkan teh manis kesukaan mu, pasti kamu haus kan..?" ucapnya sembari tersenyum lalu berbalik melangkah ke dapur dengan raut wajah berubah sedih.
Sedangkan Rafka tetegun melihat Elina yang berusaha tegar di depannya.
"Apa penolakan Yuda begitu menyakitinya."
ujarnya pelan tampa mengetahui yang sebenarnya lalu mengikuti Elina dari belakang.
Elina mengambil gula dan teh lalu menekan air panas di despenser dengan tatapn kosong bersama Air mata yang jatuh di pipinya.
hingga air panas itu penuh dan mengenai tangannya.
"Awww ....." pekiknya merasa perih di tangannya. Elina mengibaskan tangannya sembari menangis
sedang Rafka yang berada di belakang punggungnya Elina, terkejut lalu menghampiri dan meniup tangan Elina yang memerah
"Kamu harus hati-hati" ujarnya kahawatir.
"Sakit kak ini sakit..." jawabnya dengan mata yang terus berlinang di pipinya.
"Elina... kamu" Rafka yang tertegun saat mendogakkan wajahnya melihat Elina yang menangis tersedu-sedu.
"Ini sakit kak ." lirihnya dengan cepat Rafka menarik Elina dalam pelukannya.
"Tidak apa-apa Elina, ada aku semua akan
baik-baik saja."Ujarnya menyakinkan lalu mengusab lembut rambut Elina, Elina mengeratkan pelukannya menangis sejadi jadinya menumpahkan kesedihan dan bebannya di pelukan Rafka.
"Kenapa kamu jadi begini Elina, sebenarnya apa yang terjadi padamu dan Yuda, setelah kepergian ku ?" tanyanya dalam hati.
Sedangkan Oma yang melihatnya dari kejauhan mengusab air matanya yang jatuh menatap cucu kesayangan menderita.
"Ini semua gara-gara anak pungut itu, semoga saja kedatangan Rafka membuat Elina bahagia.
Sampai kapan pun aku tidak akan pernah memaafkan perbuatan anak pungut itu pada cucuku." ucap Rita penuh emosi dengan tangan mengepal geram.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (107)

  • avatar
    Karim Makhtar

    Vcujngfthhh

    1d

      0
  • avatar
    LuthfiLuthfi

    keren gan

    22d

      0
  • avatar
    BothJurman

    bagussss

    01/03/2023

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด