logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Penantian Dalam Doa

Penantian Dalam Doa

Cinta Story


Bab 1 Terjadinya Pernikahan

Kring...kringg...kring.. Suara Hpku berdering yang entah sejak kapan aku tidak menyadarinya. Kulihat di layar hp Rizky menelponku berkali-kali.
Ia adalah kekasihku, orang yang aku kenal tanpa sengaja 2 tahun yang lalu dan kami menjalin hubungan sejak 1 tahun terakhir ini. Aku teringat saat ia menyatakan perasaannya, ia mengatakan bahwa ia ingin aku menjadi ibu dari anak-anaknya, bukan memintaku sebagai kekasih. Sejak itu kami memutuskan untuk menjalani hubungan ini walaupun kami belum terlalu mengenal satu sama lain karena saat aku bersamanya, aku merasa sangat nyaman dan tenang.
Rizky bekerja di salah satu perusahaan besar. Namun, saat ini ia ditugaskan diluar kota sehingga kami hanya bisa berkomunikasi lewat Hp saja.
Kring...kringgg....krinngggggg... Hp ku kembali berdering. Aku mengangkat telponnya dengan perasaan gugup karena ia sudah menelpon berkali-kali.
"Sayang, kamu lagi ngapain sih? Aku telpon kok gak diangkat?"
"Aduh maaf yank, aku gak denger."
"Ada yang mau aku omongin sama kamu besok."
"Kok besok? Kenapa gak sekarang, ada apa sih?".
"Nanti juga tau, udah dulu yah Tita sayang, mau lanjut kerja dulu".
"Oh iya yank gak apa, kerja aja dulu". Aku menutup telponnya dengan rasa penasaran.
"Ada apa yah? Sepertinya serius.." Ucapku dalam hati. Tak ingin berfikir negatif dan mencoba untuk tetap tenang hingga esok pagi.
Hari sudah berganti pagi. Matahari menampakkan cahayanya dan mulai menghangatkan ruangan ini. Aku masih sendiri di sudut kamar sembari berfikir tentang apa yang akan dikatakan Rizky padaku. Sejak semalam Aku tidak bisa menghubunginya padahal setiap malam ia selalu menelponku dan kami menghabiskan waktu berbincang di telpon hingga berjam-jam lamanya. Aku mulai khawatir. Kucoba menghubunginya lagi, lagi, dan lagi.
"Nomor yang Anda tuju sedang tidak Aktif atau berada diluar jangkauan...tiiiitttttttt"
Lagi dan lagi hanya suara itu memanaskan telingaku.
"Rizky kamu dimana sih, kamu ngapain?" Tanyaku dalam hati begitu cemas. Apa ini maksudnya? Apa dia akan menghilang dariku? Tapi Aku salah apa?
Aku hanya bisa bertanya pada diriku sendiri.
Aku mencoba keluar dari kamar. Tak ada satupun orang di rumah, entah ke mana mereka pergi. Aku membuat roti dengan selai coklat kesukaanku dan juga segelas susu coklat. Aku mencoba untuk sarapan dulu walaupun rasanya sulit untuk ku telan karena terlalu memikirkan Rizky yang sampai sekarang tak ada kabar.
"Tok...tok...tok..tok..." Terdengar suara ketukan pintu. Aku masih ragu untuk membuka pintu itu karena di rumah hanya ada Aku seorang diri. Bagaimana kalo itu pencuri? Atau orang jahat? Tapi bagaimana kalo ada hal yang penting? Pikiranku masih berdebat.
Ku langkahkan kakiku menuju pintu.
"Siapa di sana?" Aku bertanya tanpa membuka pintu. Tak ada suara terdengar dari balik pintu itu.
"Hmm sepertinya orang itu sudah pergi karena Aku tak membuka pintunya dari tadi" Ucapku dalam hati sambil berbalik. "Tok...tok...tok... " Terdengar lagi suara ketukan.
Ku beranikan diriku membuka pintunya.
Dan... Seorang pria berkulit putih dengan mata yang agak sipit, tingginya sekitar 168cm, memakai jaket dan ransel dibahunya.
"Rizky...??" Aku terkejut melihat orang yang Aku cintai kini berada dihadapanku. Jelas saja betapa bahagianya melihatnya setelah 3 bulan kami tak bertemu lagi. Aku tak memikirkan kekesalanku padanya saat ia tak mengabariku sejak semalam, tak ada telpon atau pesan darinya. Bahkan, ia tak memberitahuku bahwa ia akan datang hari ini.
"Tita sayang..gimana surprisenya?" Jelas sekali senyum penuh cinta diwajahnya.
"Iiissshhh ayank kok gak ada kabar sejak kemarin? Aku khawatir sampe gak bisa makan loh"
"Aduhh..cup cup cup.. maafin yah yank" ucapnya sambil mengusap kepalaku hingga rambutku berantakan.
"Sini masuk..duduk dulu.. di rumah gak ada siapa-siapa".
Kami kemudian duduk di sebuah sofa panjang berwarna coklat. Rizky meletakkan tasnya di sampingnya kemudian ia mengeluarkan sekotak kue.
"Ini untuk kamu yank.. tadi gak tau mau beli apa, jadi Aku beli ini di bandara".
"Gak apa-apa, Aku gak mikirin beginian. Aku senang kamu datang. Aku tuh mikirin kamu kenapa gak ada kabar sejak semalam. Tapi udahlah yang penting sekarang kita ketemu".
"Oh iya sayang, Aku gak bisa lama-lama. Aku tadi dari Bandara langsung ke sini buat kasih kamu kejutan. Aku kayaknya pulang dulu, mau mandi dan istrahat. Nanti sore Aku jemput kamu yah. Kita jalan.."
"Oh ya sudah gak apa-apa...tapi kabarin yah? Jangan hilang lagi loh. Aku tunggu".
"Siap Tita sayang" Ucapnya sambil tersenyum.
Waktu menunjukkan pukul 4 sore hari. Setelah sholat Azhar, Aku bersiap-siap karena sebentar lagi Rizky akan menjemputku. Ia tadi sudah mengirim pesan bahwa ia akan tiba kurang lebih jam 4. Aku mengenakan pakaian yang menurutku cukup baik untuk kencan malam ini dengan blouse lengan panjang berwarna putih, rok dan jilbab berwarna merah muda, serta sepatu balet hitam. Tak lupa Aku selalu memakai kaos kaki saat bepergian. Aku ingat bahwa Rizky sangat menyukai saat Aku mengenakan pakaian berwarna merah muda dan ia menekankan agar Aku harus memakai kaos kaki.
Aku sudah siap.. terdengar suara mobil Rizky di depan rumahku. Aku langsung keluar menemuinya. Kami kemudian pergi ke suatu tempat. Yah,, tempat itu adalah tempat kencan pertama kami dlu. Sebenarnya sederhana,, hanya sebuah taman dengan banyak bunga berwarna-warni dan ada banyak kursi bagi pengunjung untuk bersantai. Kami memilih kursi yang sama seperti dulu, di sudut taman agar tak ramai orang melintas dan terhindar dari pengamen yang silih berganti datang menghampiri.
"Akhirnya kita ke sini lagi". Aku mencoba memulai percakapan. Aku sebenarnya agak canggung, gugup, deg-degan, atau apapun itulah. Rasanya seperti tidak karuan. Malu, senang, tapi masih canggung..
"Iya Alhamdulillah.. akhirnya kita ke sini lagi. Sebenarnya Aku sengaja ambil cuti. Kebetulan kan ada training juga, yah sekalian aja biar lamaan di sini"
"Ohh gituu.. jadi kapan balik lagi?"
"Kayaknya 3 Minggu soalnya seminggu training, cutiku 2 Minggu".
"Hah? Habis dong cutinya sampe tahun depan. Masa kita ketemunya nanti setahun lagi". Ucapku dengan nada kesal dan cemberut.
"Udah senyum dong.. ini aku kasih kamu hadiah". Rizky mengeluarkan sebuah kotak dalam tasnya.
"Wow..Bunga?? Ini hiasan ? Makasih sayang."
"Ini coklat sayang, tapi bentuknya kayak bunga".
Bener.. sesimpel itu sudah bisa buat Aku bahagia. Rizky selalu semanis itu walaupun ia bukan orang yang romantis sebenarnya, ia adalah orang yang agak kaku menurutku. Tapi Aku bahagia walau apapun yang ia berikan padaku. Bahagia ternyata sesederhana ini.
"Tita.. kemarin Aku kan bilang kalo Aku mau ngomong sesuatu sama kamu". Ucapnya dengan nada sedikit gugup dan salah tingkah.
"Hhmm iyaa.. Mau ngomong apa?" Tanyaku penasaran.
"Will you marry me?" Ia menggenggam tanganku dengan erat sambil menatapku tajam penuh keseriusan.
"Hah??" Seketika aku gak bisa berkata apa-apa seakan mulutku terkunci dan jantungku berdetak kencang.
"Aku serius Tita.. kamu mau gak nikah sama Aku? Maaf Aku gak beli cincin takut kamu gak cocok. Tapi Aku sengaja ngambil cuti 2 Minggu ini. Aku rasa waktunya cukup untuk kita melangsungkan pernikahan. Aku gak mau berlama-lama dengan hubungan seperti ini karena Aku tau ini dosa. Aku jalan sama kamu kayak gini aja udah dosa. Tapi Aku sendiri gak bisa melawan keinginanku untuk bertemu kamu, memegang tanganmu, dan Aku takut dengan hal yang tidak diinginkan".
"Tapi Aku masih kuliah Rizky.. Ini terlalu cepat dan mendadak untuk Aku. Aku tetap akan nikah sama kamu tapi bukan sekarang". Ucapku dengan nada bingung antara bahagia dan ragu.
"Titaa.. kamu tetap bisa kuliah, kita menjalani hubungan jarak jauh dengan status suami-istri sampe kuliah kamu selesai. Apalagi sekarang kamu udah semester Akhir kan.. Kalo kamu merasa luang sebulan atau dua bulan, kamu ikut Aku. Kalo kamu ada urusan yah kita LDR lagi gak apa-apa".
"Rizky.. Aku sayang kamu tapi sekarang Aku bingung".
"Titaa... Aku sudah bicara pada orangtuaku dan mereka sudah setuju".
"Aku harus bilang apa? Kita masih terlalu muda. Aku gak bisa masak, gak bisa ini ataupun itu".
"Gak usah pikirin itu sayang. Sekali lagi Aku tanya yah. Titaa sayang... Mau gak nikah sama Aku? Aku sayang dan cinta sama kamu. Mau gak jadi Ibu dari anak-anakku?" Dia tersenyum menatapku.. Aku tak kuasa menahan haru. Seorang pria melamarku dan ia adalah orang yang Aku cintai.
"Iya...Aku mau.." Aku tak mampu membungkam untuk mengatakan iya. Ini adalah hari istimewa untukku. Aku tak mampu untuk berkata tidak karena dalam hati Aku sangat ingin bersamanya menghabiskan hari-hariku.
"Makasih sayang" kata Rizky sambil memeluk dan mencium keningku. Terlihat jelas diwajahnya bahwa ia sangat bahagia, Akupun merasa sangat bahagia hari ini.
************
"Saya terima nikahnya, Talitha Kiana Ilham binti Rahmat Ilham dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai".
"Saaaaahhhhhhhhhh......".
Aku mendengar dari dalam kamar Rizky menghalalkanku dengan suara yang lantang diikuti dengan suara para saksi. Yah.. sekarang Aku sudah menjadi seorang istri. Hari bahagia dalam hidupku telah terjadi hari ini.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (162)

  • avatar
    HapitttHapitsah

    BAGUS SEKALI

    16d

      0
  • avatar
    andiniviola

    pengharapan jangan terlalu di paksakan. harus dgn kesabaran

    18/08

      0
  • avatar
    GgKakwan

    bagus

    09/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด