logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bab 2.2

Sesampainya dikelas XII A yang berada di lantai dua, Senja melewati beberapa teman sekelasnya yang saat ini sudah sibuk belajar untuk ulangan di jam pelajaran pertama. Semua anak yang berada dikelas tercengang melihat kedatangan Senja yang terlihat angkuh tapi sangat mempesona.
"Ada angin apa loe masuk sekolah." Saat Senja melewati Prisil kata-kata sinis itu terdengar menggangu pendengaran Senja.
"Suka-suka gue lah." Senja jelas saja tak terima apa yang dia lakukan dikomentari oleh orang lain.
"Gue hanya heran aja seorang Senja Veronika Wijaya masuk kelas." Prisil terus saja memanasi pendengaran Senja.
"Gue disini untuk mengalahkan loe hari ini." Senja sudah geram dengan tingkah laku musuh bebuyutanya. Prisil merupakan sainganya untuk merebut hati Gano Aleksander, dan saat ini Senja masih berjuang untuk merebut kembali perhatian Gano yang berstatus pacar Prisil.
"Hahaha....Seorang Senja mau mengalahkan gue, mimpi aja loe kalik." Sudah menjadi kebiasaan Prisil sekarang selalu memanas-manasi Senja saat tau Senja juga menyukai pacarnya.
"Kita liat aja nanti, siapa kali ini yang bakal menang." Setelah itu Senja berlalu meninggalkan Prisil dan langsung duduk di bangku paling belakang.
Prisil masih tidak terima Senja mengatakan itu, di sudah bersiap untuk menghampiri Senja kembali, tetapi semua harus urung ketika Bu Aminah memasuki kelas. " Assalamu'alaikum anak-anak."
"Waalaikumsalam." Semua teman-teman Senja menjawab dengan kompak, akan tetapi yang dilakukan Senja malah sebaliknya dia lebih memilih menjawab salam itu didalam hati saja.
"Baik anak-anak sesuai kesepakatan kita Minggu lalu, jika hari ini kita akan mengadakan Ulangan Harian." Bu Aminah mulai membagikan lembar soal serta jawaban pada masing-masing muridnya. Tapi saat sampai dimeja yang diduduki Senja Bu Aminah tertegun melihat anak didiknya yang satu ini.
"Tumben kamu juga ikut ulangan." Senja yang sedang menunduk langsung mendongakkan wajahnya. Dia berfikir siapa juga yang mau ikut kalua bukan karena paksaan.
"Karena saya terpaksa aja Bu." Senja berani menjawab Bu Aminah karena bukannya bagus dia sudah ikut ulangan, tapi ini malah mendapat pertanyaan yang seakan menyudutkan dia.
Bu Aminah hanya terdiam dan melanjutkan membagikan lembar soal dan jawaban kepada murid yang lain.
Senja hanya butuh waktu sekitar 30 menit dari 120 menit yang diberikan untuk menyelesaikan 10 soal yang ada. Meskipun Senja terkenal dengan anak yang nakal tapi jangan pernah pertanyaakan kecerdasan yang diturunkan oleh sang ibu yang merupakan insinyur ilmu kimia, tapi sayangnya Senja hanya bisa merasakan kasih sayang sang ibu hanya sampai dia kelas 6 SD saja karena ibunya harus pendarahan karena keguguran saat mengandung calon adiknya dulu.
Senja bediri dari duduknya dan maju menghampiri meja Bu Aminah untuk memberikan jawaban yang telah dia selesaikan. Semua teman-temanya memandang heran Senja yang sangat cepat menjawab ulangan yang bisa dibilang susah itu.
"Ini Bu jawaban yang bisa saya kerjakan." Senja menyodorkan jawaban beserta soal kepada Bu Aminah.
"Cepat sekali kamu selesai...?" Senja hanya diam saja tak tau harus menjawab apa karena itu bukan hal yang harus dia jawab.
"Boleh saya keluar dulu Bu...?" Dari pada Senja mendengarkan ceramah lebih lanjut lebih baik dia kekantin untuk mengisi perut yang belum terisi sama sekali akibat kesiangan.
"Iya silahkan." Hanya itu yang bisa Bu Aminah katakan.
Setelah Senja keluar dari kelas Bu Aminah langsung memeriksa lembar jawaban yang dikerjakan Senja, dia sangat penasaran dengan nilai yang akan diperoleh Senja. Dan setelah mengoreksi semua jawaban Senja Bu Aminah hanya bisa tertegun karena semua jawaban dikertas itu benar semua.
Senja berjalan menuju kantin untuk memberi makan cacing-cacing diperutyang sudah dari tadi berdemo. Senja memesan nasi uduk dan es teh. Dia hanya makan sendirian, ya kerena ini masih jam pelajaran belum ada anak lain yang istirahat.
Senja kaget tiba-tiba saja ada seseorang yang duduk disebelahnya. Dia mendongakkan kepalanya dari nasi uduk yang sedang dia makan. Sudah ada Gano yang saat ini menebarkan senyuman manis yang dia punya.
"Loe ngapain disini." Gano menatap lekat Senja yang kembali fokus pada nasi uduk yang sedang Senja makan.
"Loe gak liat gue lagi makan." Meskipun seorang Gano ketua dari geng Pedro, tak ada sedikitpun canggung saat berbicara layaknya teman dengan Gano karena Gano sendiri yang meminta Senja bersikap biasa saja meskipun dia ketua.
"Ini kan masih waktunya pelajaran, gue denger dari Prisil jam pertama ini ada ulangan, tapi kenapa loe malah disini...?" Mendengar nama Prisil yang disebut oleh Gano nafsu makan yang tadinya menggelora menjadi susut seketika.
"Itu urusan gue, gak usah ikut campur." Senja langsung berdiri untuk membayar makanan yang dia pesan dan meninggalkan Gano begitu saja.
"Loe mau kemana...?" Gano berteriak pada Senja dari tempat dia duduk.
"Gue udah gak selera." Setelah mengatakan itu Senja menghilang dari ujung kantin. Dia gak mau lagi menanggapi ocehan Gano kali ini. Karena mood Senja sudah hancur, dia lebih memilih untuk membolos kali ini.
***
Senja sampai dirumah saat matahari supenuhnya tenggelam. Gerbang yang tadinya tertutup sekarang sudah dibuka oleh Pak Mamat.
"Terima kasih Pak Mamat." Senja memasukkan Boci pada garasi. Meskipun Senja diluar terkenal badung tapi kalau masalah dengan orang tua dia selalu berusaha menghormati mereka meskipun hanya satpam dirumahnya.
"Senja dari mana saja kamu...?" Saat pak Deni melihat anaknya yang baru saja pulang disaat hari sudah malam menjadi geram.
"Senja baru aja habis main yah." Senja menjawab jujur ya karena memang dia baru saja pulang dari turing dengan para anggota geng Pedro.
"Kamu ini kerjaan main terus, mau jadi apa...? Kamu itu perempuan harusnya selalu dirumah taupun bantu bibik biar bisa masak." Senja hanya menghela nafas mendengar penuturan sang ayah. Senja tidak pernah berbakat kalau soal urusan rumah begitu, bukan jiwanya sama sekali.
"Ayah kan tau kalo Senja gak pernah bisa lakuin pekerjaan itu." Senja menghempaskan tubuhnya di samping sang ayah.
"Harus dibiasakan kan kamu jadi ibu nantinya." Senja bingung kenapa malam ini ayahnya malah membahas ibu rumah tangga, biasanya gak pernah ada pembahasan tentang itu selama ini.
"Mana mau Senja cuma jadi ibu rumah tangga yah." Karena dari dulu cita-citanya gak ingin hanya menjadi ibu rumah tangga tapi juga ingin menjadi seorang ilmuan seperti mamanya.
"Ibu rumah tangga itu kodrat perempuan Senja."
"Tapi perempuan juga punya kebebasan untuk menjadi wanita karir ayah." Senja agak tidak setuju dengan pernyataan ayahnya kali ini, karena ibu Kartini jelas saja ingin menyetarakan kodrat wanita dan laki-laki baik dalam hal pekerjaan juga.
"Udah pokoknya kamu jadi ibu rumah tangga aja."
"Gak bisa gitu yah, aku mau kayak mama." Ibunya saja dulu diijinkan untuk menjadi wanita karir kenapa sekarang dia malah dikekang.
"Kalo kamu mau jadi seperti mamamu gak akan kamu seperti sekarang mamamu tidak urakan taupun sering bolos sekolah, dia wanita yang sangat rajin dan anggun tidak seperti kamu sekarang." Senja terhenyak mendengar kata-kata ayahnya, memang benar dia jauh berbeda dengan sang mama yang perempuan tulen, tapi bukan tidak mungkin dia akan menjadi seperti sang mama.
"Pokoknya besok kamu harus pulang seperti anak sekolah biasanya dan persiapkan dirimu untuk menemui seseorang." Setelah mengatakan itu Pak Deni langsung berlalu meninggalkan Senja yang bingung dengan permintaan sang ayah barusan. Ada acara apa sehingga dia harus pulang awal besok apa lagi dia disuruh siap-siap, ini pasti ada hal yang urgent yang disembunyikan ayahnya dan tentunya menyangkut dia. Karena belum pernah ayahnya membahas hal ini apa lagi menyuruhnya untuk pulang tepat waktu, ayahnya selalu cuek meskipun dia pulang malam sekalipun. Semoga saja tidak ada hal yang merugikan kehidupan Senja besok.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (166)

  • avatar
    FahrezaMuhammad

    seru apk nya ya geus tinggal download apk nya boy

    4d

      0
  • avatar
    SandyVerry

    good

    30/07

      0
  • avatar
    yuuYuuu

    seru banget cok, athor lanjuntin thor

    15/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด