logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bab 1.2

Bab 1.2
Flashback on
Saat itu Damar baru saja sampai dirumah kedua orangtuanya karena tadi siang sang ibu menelfon merengek untuk dia pulang.
Damar memang tidak lagi tinggal dengan kedua orangtuanya saat ini, Damar sudah tinggal dirumah yang dia tempati sendiri.
Damar langsung duduk dihadapan kedua orangtuanya yang sudah menunggu kedatangannya. Sementara Viona langsung memeluk sang anak yang akhirnya memenuhi permintaanya untuk pulang.
"Akhirnya anak mama yang badung ini pulang juga." Viona berbicara seperti itu karena memang Damar sudah beberapa bulan ini tidak pernah mengunjunginya.
"Ada apa mama memintaku pulang." Damar tak mengindahkan kelakuan sang mama dia hanya ingin cepat pertemuan ini segera berakhir dan dia bisa langsung pergi untuk menemui wanita penghangatnya.
"Isshhh nih anak gak ada basa-basinya sama sekali." Viona terus saja mengoceh yang tak ditanggapi oleh sang anak.
"Ayolah mama Damar saat ini sedang sibuk."
"Ini sudah malam Damar apa lagi yang membuat kamu sibuk." Jelas saja Viona heran mendengar perkataan Damar karena ini sudah jam sembilan malam apa lagi yang disibukkan oleh Damar.
Sedangkan Damar hanya diam saja mendengar perkataan ibunya itu. "Jangan-jangan kamu bakal sibuk dengan wanita penghangat itu."
Jelas saja dia dan suami tau apa yang akan dilakukan Damar malam-malam begini. Dia sudah tidak kaget lagi mengetahui kelakuan Damar karena ini sudah berlangsung lama. Dan mulai hari ini dia akan menghentikan kegiatan Damar yang ini.
"Baiklah kalo kamu gak mau menjawab pertanyaan mama. Tapi mama memerintahkan kamu untuk membawa calon istrimu dalam waktu seminggu ini." Damar melongo mendengar perintah dari Nyonya Djharjo itu sedangkan sang ayah hanya diam saja menjadi pengamat interaksi mereka.
"Mama apa-apaan sih Damar itu belum siap nikah."
"Belom siap nikah tapi kalo kawin rutin." Viona menyindir Damar dengan kata-katanya karena dia hanya Khawatir dengan Damar.
"Ya kan itu kebutuhan laki-laki ma." Damar menjawab untuk mengelak disalahkan karena menurut dia seks adalah kebutuhan semua orang. Apa lagi dia adalah seorang laki-laki normal yang membutuhkan hal tersebut.
"Ya makanya nikah biar ada yang memenuhi kebutuhanmu yang itu dan juga ada yang mengurus kebutuhan kamu yang lain." Viona terus saja kekeh membujuk sang anak.
"Damar masih 30 tahun mama. Damar masih mau senang-senang dulu." Karena Damar menganggap di umur dia yang sekarang masih waktunya untuk senang-senang.
"Mama dan Papa pengen cepat nimang cucu Dam. Kalo kamu produksinya dibuang terus kapan kita dapat cucu, lagian mau umur berapa lagi kamu mau punya anak..?" Viona merupakan seorang wanita yang sangat menyukai anak kecil sudah lama dia menyuruh Damar untuk menikah tapi seakan keinginannya tak pernah diindahkan oleh Damar. Sehingga beberapa hari ini Viona merajuk pada sang suami untuk mendukung keinginannya kali ini.
"Kalo cuma cucu Damar bisa buatkan ma, Mama mau berapa cucu lima, sepuluh." Damar siap kalo hanya memberikan sang mama cucu tapi dia tidak siap jika harus menikah.
"Mau mau cucu yang sah Dimata agama dan negara Mar." Viona jelas saja memikirkan nasib sang cucu dia tidak mau kalo Damar hanya sekedar membuatkan cucu tapi tidak ada asal-usul yang jelas.
"Pa Damar masih belom siap menikah, papa bujuk mama ya buat membatalkan keinginannya ini." Damar meminta dukungan sang ayah yang seperti biasa tak banyak berkomentar. Damar berharap ayahnya menyetujui keinginannya juga kali ini.
"Papa gak bisa berbuat apa-apa Mar, papa gak mau nanti mamamu malah marahnya sama papa." Jelas saja sang papa mendukung istrinya karena dia sudah diancam akan ditinggalkan berlibur sebulan jika mendukung Damar. Bisa dibilang Pak Subagio ini merupakan suami sayang istri jadi dari pada ditinggal sebulan lebih baik menuruti keinginannya.
"Kalo kamu gak mau menikah ya udah gak papa." Perkataan Viona membuat Damar menjadi sumringah.
"Benar ma...?" Jelas saja ini hal yang Damar tunggu.
"Ya gak papa tapi besok gak usah masuk kantor, kamu dipecat." Setelah mengatakan itu Viona langsung masuk kamar diikuti sang suami yang selalu setia mengekor.
"Akhhh...." Damar menjambak rambutnya frustasi ini merupakan hal berat yang harus diputuskan. Damar lebih memilih harus memenangkan tender dengan pengusaha luar negeri dari pada menikah.
Setelah beberapa saat dia berdiri dari duduknya dan meninggalkan rumah kedua orangtuanya, lebih baik dia bersenang-senang hal ini bisa dipikirkan nanti.
Flashback off
"Bawa dia ke hadapanku segera bedebah." Setelah mengingat permintaan sang mama malam itu Damar membenarkan perkataan Deni kali ini.
"Persiapkan pernikahanku segera." Damar memerintahkan Angga untuk mengurus semua persiapan pernikahannya. Karena sepertinya tidak rugi juga menikahi putri dari Deni Wijaya yang sepertinya menarik.
"Baik tuan." Angga hanya bisa mengangguk mendengar semua perintah Damar.
"Dan untuk kamu Wijaya segera persiapkan putrimu untuk menjadi istriku." Mendengar itu Deni lega karena Damar menerima usulannya. Sebenarnya dia tidak tega dengan sang putri yang bernama Senja untuk menikah dengan pria kejam seperti Damar Djharjo ini tapi gak ada pilihan lain dari pada dia mati dan putrinya sebatang kara. 
"Baik Tuan..." Damar mengisaratkan sang ajudan untuk melepas pak Deni.
Damar melenggang melewati pak Deni yang masih mengatur tenaganya untuk bisa bangkit dari baringannya. Damar duduk di kursi kuasanya memandang sinis pak Deni yang masih berbaring. Dia sangat tau jika beberapa pukulan tadi bisa melumpuhkan musuhnya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (166)

  • avatar
    FahrezaMuhammad

    seru apk nya ya geus tinggal download apk nya boy

    5d

      0
  • avatar
    SandyVerry

    good

    30/07

      0
  • avatar
    yuuYuuu

    seru banget cok, athor lanjuntin thor

    15/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด