logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bab 31

Setelah beberapa hari dirawat dirumah sakit kondisi Ellina pun m membaik, dia pun sudah diizinkan pulang, namun wajahnya terlihat murung karena disaat dirinya diizinkan pulang Ellina tidak melihat suaminya, hanya ada Renata ibu mertuanya yang menemaninya dan yang menjemputnya pun sang Ayah mertua lalu Reno kemana dia?.
"Bun mas Reno kemana?" tanya Ellina yang memang sudah tidak tahan ingin mengetahui kemana suaminya seharian tidak mengunjunginya.
"Emm.., dia sedang mengantar Alya cek'up kedokter terapi," ucap Renata yang tidak ingin membohongi menantunya karena meski dia berbohong lambat laun Ellina akan tahu perhatian Reno pada Alya. Kejam memang tapi lebih baik tahu dari awal dari pada dibohongi dan selanjutnya Renata hanya akan pasrah dengan keputusan menantunya mau bertahan atau menyerah, meski sebenarnya Renata sangat menyayangi Ellina seperti putrinya sendiri.
"Oh.."
"Tapi tenang saja, ada Bunda dan Ayah yang akan menemanimu, dan nanti Reno juga pasti akan menemanimu setelah mengantar Alya cek'up ke dokternya," ucap Renata berusaha membuat hati Ellina tenang, namun respon Ellina hanya mengangguk dan itu membuat Renata menatap iba pada menantunya itu, dia tahu bagaimana rasanya di nomor duakan oleh orang yang dicintai terlebih dia adalah suaminya.
"Ayah datang," seru Dewa sambil menenteng rujak serut pesanan Ellina, tadi pagi-pagi Ellina mengatakan ingin sesuatu yang belum sempat dia kabulkan, dengan menyebutkan makanan yang dia inginkan namun dia tidak berharap bahwa sang Ayah mertua akan membelikannya, ah itu membuat Ellina terharu karena keluarga suaminya begitu menyayanginya, dan pasti akan sangat berat jika harus berpisah dengan keluarga Aditama, maka dari itu Ellina berusaha bersabar dan bertahan hingga kemungkinan untuk menyerah pun dia singkirkan. Tapi entahlah suatu saat nanti jika Ellina sudah tidak kuat untuk bertahan bersama Reno, mungkin dengan berat hati dia akan meninggalkan suaminya itu, andai Reno tidak bisa berubah tegas dan memilihnya.
"Ah Ayah memang terbaik," ucap Ellina dengan suara manjanya, dan itu membuat Renata dan Dewa tersenyum sesederhana itukah untuk membuat Ellina tersenyum dan kembali bersikap manja.
Mereka tidak tahu saja bahwa Ellina sedang bersikap tegar dengan berpura-pura baik-baik saja didepan Ayah dan ibu mertuanya yang sudah sangat baik dan begitu menyayanginya, biarlah perasaan sedih dan kecewanya ia kesampingkan lebih dulu saat didepan kedua mertuanya itu.
"Enak nak?" tanya Renata yang kini sedang memperhatikan Ellina memakan rujak serutnya.
"Enak Bun, bunda mau?"
"Gak sayang buat kamu aja," jawab Renata lalu mengusap kepala Ellina dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Kok nangis sih nak?" tanya Renata saat melihat air mata yang mengalir dipipinya.
"Pedes Bun," rengek Ellina dengan air mata yang mengalir dipipinya.
Entah kenapa saat memakan rujak itu, tiba-tiba dia ingin disuapi oleh Reno, namun dia tahu itu tidak akan terjadi maka dari itu Ellina tiba-tiba menitikkan air mata, meski harus berbohong pada sang ibu mertua kalau dia menangis karena merasa kepedasan.
"Yah emang cabenya berapa kok Ellina sampai kepedesan gitu, lihat sampai mukannya merah dan air matanya keluar," omel Renata pada suaminya.
"Dikit kok sayang, mungkin Ellina tidak kuat pedas," sahut Dewa, namun dia tahu kalau Ellina menangis bukan karena rasa pedas pada rujaknya namun ada sesuatu hal yang membuat ibu hamil itu menangis, itu sudah pasti.
"Udah Yah, Bun jangan berdebat Ellin gak suka, ini udah gak nangis kok Ellinnya, jangan salahin ayah juga, kasihan dia cape-cape cari rujaknya, malah dimarahin sama bunda," ujar Ellina membela Ayah mertuanya.
"Noh dibelain sama putrinya senengkan?!"
"Udah dong sayang ngambeknya, kalau masih ngambek aku cium nih depan Ellin, mau kamu," goda Dewa sambil tersenyum jahil.
"Gak mau malu-maluin aja kamu mas," ujar Renata.
"Berarti kalau lagi berduaan aja mau dong yang," goda Dewa lagi.
"Masss.."
Kini wajah Renata pun bersemu merah lalu menoleh kearah Ellina yang kini terlihat tersenyum sambil menunduk.
"Ellin gak denger Bun, mata Ellin merem," canda Ellina sambil menahan tawanya.
"Ellin kalau gak denger tuh kuping ditutupin, kalau mata yang merem itu berarti gak lihat sayang," ucap Renata yang kini gemas pada menantunya.
"Oh udah ganti ya Bun," sahut Ellina dengan wajah sok polosnya, dan itu membuat Dewa dan Renata tertawa dan Ellina pun ikut tertawa saat mendengar tawa renyah kedua mertuanya.
*****
Sesampainya Ellina dirumah, Inna pun langsung membawanya ke kamar agar bisa istirahat dan karena kehamilan Ellina sudah membesar, akhirnya Ara pun menyarankan untuk tidur di kamar yang bersebelahan dengan Ara, itu adalah bekas kamar Camela dan Rasyid putra dan menantu pertama Ara dan Adrian, yang kini memutuskan tinggal Surabaya di kampung halaman Camela karena permintaan kedua orang tua Camela, dan akhirnya Rasyid pun ikut tinggal di Surabaya.
Ellina pun setuju saja demi kebaikan dirinya dan juga keselamatan bayinya, kini Inna pun sedang menemani Ellina yang sedang duduk selonjoran di sofa sambil memakan buah yang dibawakan oleh adik iparnya. Inna.
"Mas Reno belum pulang ya, Na?" tanya Ellina.
"Belum, biasanya kalau nganter Kak Alya terapi bisa sore baru pulang," jawab Inna.
"Kenapa? Kangen ya sama Kak Reno," goda Inna yang membuat Ellina jadi salah tersipu malu karena memang Ellina sangat merindukan Suaminya yang sudah dua hari tidak bertemu, karena dari kemarin Reno tidak datang ke Rumah Sakit untuk menjengukn Ellina, karena kemarin Reno ada meeting penting dan pulang sudah larut malam sedangkan paginya dia harus mengantar Alya terapi agar bisa berjalan normal kembali.
"Sayang kamu mau makan apa untuk makan malam?" tanya Renata yang kini tersenyum pada Ellina yang tengah menikmati buah mangga yang dipotong-potong oleh Renata untuk menantu kesayangannya itu.
"Apa aja Bun, kayaknya Babynya lagi gak rewel, hanya dari tadi dia sedikit nendang-nendang mungkin seneng karena dikasih mangga," sahut Ellina sambil tersenyum dan mengelus perut buncitnya yang kini sudah berusia 7 bulan.
"Oalah bisa aja si Dede bayinya, ya udah Bunda masakin Ayam semur aja ya sama tumis brokoli dan wortel biar sehat kalau banyak makan sayuran," ucap Renata.
"Iya Bun, terserah Bunda aja Ellin mah ngikut aja," sahut Ellina.
"Kalau Inna pengen ayam goreng tepung Bun, sama capcay," ujar Inna yang tidak mau kalah dengan kakak iparnya.
"Iya Bunda nanti masakin tapi jagain, Kakak kamu dengan baik yang, kalau perlu apa-apa layani, soalnya Dokter bilang Kakakmu ini harus istirahat total," ucap Renata memperingatkan putri bungsunya.
"Baik Bu bos, Inna akan menjaga Bumil ini dengan baik sampai bodyguardnya pulang," sahut Inna dengan penuh semangat, melihat adik ipar dan ibu mertuanya membuat Ellina tak henti-hentinya bersyukur karena sudah diberikan keluarga yang begitu menyayanginya selain kedua orang tuanya, maka dari itu Ellina mencoba menerima apapun yang Reno lakukan selama itu masih dalam batas wajar.
*****
Jam pun sudah menunjukkan pukul 20.00, semua keluarga pun sudah berkumpul termasuk Ellina dan Inna, mereka akan makan malam bersama.
"Mas Reno belum pulang, Bun?" Tanya Ellina yang kini sudah duduk disamping Renata.
"Gak usah mikirin dia Lin, nanti juga kalau lapar dia bisa makan sendiri, yang penting sekarang pikirkan lah anak yang berada dalam kandungan Kamu Lin, biar dia sehat dan kamu juga diberikan kesehatan saat nanti kamu melahirkan," ucap Ellina.
"Iya sayang benar kata Kakakmu, kamu harus jaga kesehatan dan ingat kau harus bedrest gak boleh ngerjain apa-apa," sambung Renata mengingatkan menantunya itu.
"Iya Bun, Kak. Aku akan makan yang banyak demi calon bayiku," Jawab Ellina. Yang kini lebih mementingkan bayinya dari pada perasaannya dirinya sendiri dan dia berjanji tidak akan memikirkan apapun yang bisa membuatnya stres, dia tidak ingin kejadian beberapa hari yang lalu terulang lagi, akibat dia lalai memberi asupan untuk si calon bayi, akhirnya calon bayinya itu protes dan memberi kontraksi yang memang sangat menyakitkan untuk Ellina, dan Ellina dibuat kapok oleh sang calon bayi.
Namun, baru beberapa suap Ellina menyendokkan nasi ke mulutnya tawa seorang perempuan membuat dia menghentikan suapannya.
"Reno. apa yang kau lakukan!"
Bersambung

หนังสือแสดงความคิดเห็น (174)

  • avatar
    Fathonah Yul

    👍👍👍

    15/02/2023

      0
  • avatar
    k******i@gmail.com

    sangat bagus sekali

    13/02/2023

      0
  • avatar
    Mukhlis Lubis

    penasaran

    13/02/2023

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด