logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Eps 7

Kevin meletakkan Cherry dan menyelimutinya, meninggalkan kecupan dikening ucapan selamat tidur darinya, "Saya kebawah Via mau ngobrol sama papa dan mommy" pamitnya pada Via.
"Silahkan tuan," ucap Via. Via melihat punggung yang telah menjauh darinya, memegang dadanya yang terasa kencang berdetak, ada apa dengan hatiku, "Kenapa terus Jedag Jedug sih, aish bisa gila aku kalau begini" Via memegang jantungnya yang aneh menurutnya.
Kevin mendaratkan bokongnya disebelah mommy Ira, memberi kecupan singkat di pipi mommynya, "Syukurla papa cepat kembali, jadi Kevin tak perlu menghandel perusahaan papa lagi," celetuk Kevin.
"Aish anak ini, kalau bukan kamu yang bantu papa, terus siapa? Lagian perusahaan kamu kan ada asisten Jun yang jalanin, jadi kamu bisa fokus sama perusahaan papa," ucap papa Kevin kesal pada anak semata wayangnya itu.
"Walau asisten Jun mampu mengatasi semua klien, tapi tetap juga keputusan mutlak ditangan Kevin pa." sahutnya.
"Belajar dari sekarang mengurus semuanya, toh nanti perusahaan papa juga buat kamu, papa dan mama mau we time, kami mau bulan madu ke Eropa, lagian Cherry uda ada yang jaga" Ucap Aldi dengan entengnya.
Kevin melongo mendengar ucapan sang papa, tak habis pikir di usia yang sudah tak mudah masih bulan madu. Dasar tua bangka pimir Kevin.
Mommy Ira mencubit perut suaminya, gemes dengan tingkah suaminya yang selalu mesum di usia yang sudah kepala lima.
"Aduh sayang jangan cubit-cubit sekarang, nanti aja kita selesaikan dikamar" bisiknya pada mommy Ira. Menggoda istrinya. Yang kemudian dihadiahi pelototan oleh istrinya
"Kalau mau mesra-mesraan dikamar aja pa, gak malu apa ada anaknya juga" sungut Kevin yang masih betah menjomblo di usia 25 tahun.
"Makanya cari jodoh, biar cepet nikah jadi kamu juga bisa mesra-mesraan." seloroh sang papa
"Kalau Kevin juga mesra-mesraan terus siapa yang handel perusahaan" Kevinpun melipat kedua tangannya seraya dia protes papanya kalau ngomong nggak di filter.
"Halah , percuma ada orang kepercayaan, mereka bisa menghendel pasti, ya sudah yok mom kita ke kamar aja, biar anak jomblo ini disini sendiri" papa menarik tangan Ira istrinya yang meninggalkan Kevin di sofa ruang tamu sendiri.
Kevinpun menghela nafasnya, memutuskan keruang kerja, dia teringat akan kejadian tadi dan memutuskan menelpon asisten Jun.
Terdengar suara sahutan diseberang sana
(Hallo tuan)
(Kamu dimana Jun, bisa bantu saya cari semua tentang Bia, ah nama aslinya Silvia Falensia)
(Baik tuan, ada lagi tuan?)
(Juga tentang kedua orang tua Via yang telah tiada)
(Saya tunggu infonya Jun di meja kerja saya besok)
(Baik tuan) telpon pun langsung di matikan.
Kalau itu orang tua Via, apa yang harus aku lakukan, haruskah aku mengakuinya, apa Via akan memaafkanku, Kevin melamun sambil menggigit ujung penanya, memikirkan segala kemungkinan yang menurutnya sudah 90%.
"Itu pikirkan nanti saja setelah semuanya jelas" gumamnya.
Waktu menunjukkan pukul 11 malam, saat Kevin akan merebahkan badannya dikasur empuknya Bima is calling
"Bro gue tunggu sekarang di Club Night sekarang" ucap Bima tanpa menunggu jawaban Kevin sambungan itu sudah mati sepihak.
"Mau apalagi ni anak," Kevin pun menyambar jam tangan, kunci mobil dan jaket bergegas pergi ke tempat yang Bima minta.
Satu jam berlalu, "Akhirnya datang juga..." begitu Bima melihat Kevin datang ke ruangan Vvip.
"Sudah lama kita gak kumpul begini, kamu sibuk, aku sibuk, kita nyaris tak ada waktu buat sama-sama kayak gini lagi, sekarang kita wajib bersenang-senang." ucap Bima yang sudah setengah mabuk.
"Ck kamu sudah terlalu banyak minum, apa ada masalah hm? Kamu bisa cerita Bim?" Kevin menyandarkan punggunya di sofa menatap sahabatnya.
"Aku lagi kesel, kenapa gadis bar bar itu bersamamu, dia itu menyebalkan, tapi..." Bima menjeda ucapannya, sehingga Kevin mengerutkan alisnya.
"Dia itu menarik, dia tidak mengenalku seperti gadis lain yang selalu mengejarku" lanjutnya.
"Apa bima mulai menyukai Via, sepertinya Via memiliki daya tarik sendiri, apa mungkin Bima nantinya akan benar benar mencintai Via, aku tidak akan mengalah untuk kali ini, aku tak ingin Via tersakiti nantinya, aku akan berjuang untuk mendapatkan hatinya" ucap Kevin dalam hati.
"Sudahlah kamu sudah terlalu mabuk, ayo pulang," Bima menepis tangan Kevin "Aku tidak mabuk" liat aku masih waras" Sahut Bima berdiri dan kemudian ambruk, dengan malas Kevin melangkah menyanggah tubuh Bima menuju parkiran mobilnya.
"Merepotkan" Kevin berdecih sebal
sampai diparkiran Kevin melihat asisten Bima, "Arka kenapa tak menemaninya, lain kali jangan tinggalkan dia," ya Arka meninggalkan bosnya di club, dia tak ingin bergabung, dia lebih memilih menyendiri tadi di sebuah taman.
"Maaf " hanya sebuah kata maaf yang di ucapkannya, menurutnya sedikit bicara banyak bertindak.
"Ck" Kevin berdecih sebal. "Sudahlah kau bawa dia pergi, aku akan pulang." lanjutnya.
Keesokan pagi kediaman Sanjaya riuh ramai berbeda dari biasanya, Cherry anak itu menjadi lebih ceria sama seperti Via, mereka bernyanyi riang, banyak tingkah pola Cherry yang berubah, dia lebih banyak bicara.
"Cherry sayang jangan berlari terus, sudah cukup kakak capek," ucap Via membungkukkan badannya nafasnya ngos ngosan.
"Ish kakak cemen, gitu aja capek," Cherry melipat tangannya didada seraya mengejek Via.
"Ck anak kecil ini" pikirnya sudah keterlaluan bagaimana bisa dia memperlakukan dirinya begitu.
Tawa menggema dari tangga, Kevin yang menyaksikan mereka merasa lucu, apalagi wajah Via yang memerah karna berlari terlihat semakin cantik dimatanya, senyum jahil terbit disudut bibirnya "Cherry kak Via seperti siput dia tak mampu berlari makanya dia sudah capek" ucapnya.
"Kalau kak Via siput Chelly apa kak?" Cherry mengetuk ngetuk kepalanya dengan telunjuk.
Kevin gemas melihat ekspresi lucu si Cherry, dicubitnya kedua pipi Cherry dan mensejajarkan tinggi mereka, "Sayang, Cherry itu kancil, yang pandai berlari dan cerdik," ucap Kevin pelan.
Via jadi sebel melihatnya, enak aja dia dikatain siput. pikirnya
"Wah Chelly memang pintal kak," ucap nya yang belum bisa berbicara hurup R
"Iya iya Cherry itu pintar, cantik, menggemaskan, kak Via juga," tatapan Kevin beralih ke Via sambil tersenyum.
"Apa maksudnya aku juga" Via bermonolog dalam hati, "Apa dia mau bilang aku juga cantik dan pintar begitu maksudnya"
"Ck tuan aku memang sudah cantik dari sononya" Via langsung memuji dirinya
"Saya nggak bilang kamu cantik tapi...," Kevin berjalan mendekat kearah Via dan membisikkan sesuatu "Saya mau bilang kamu menarik" bisiknya ditelinga Via.
Via bagai tersengat aliran listrik tubuhnya meremang kakinya kaku mulutnya keluh, jantungnya bertalu talu, dia serasa tak bisa menggerakkan organ tubuhnya, perasaannya semakin berdebar tak karuan.
Sikecil Cherry menggoyang goyangkan tubuh Via, tapi Via seakan tak peduli. Dia tetap membeku.
Mommy Ira yang keluar dari dapur menyaksikan kejahilan putranya pada Via, dia tersenyum. Dia merasa anaknya tertarik pada Via, baginya tak masalah jika putranya tertarik pada orang biasa mommy Ira bukan orang yang memandang status untuk calon menantunya.
Lagi pula sepertinya Via gadis yang baik, mereka bisa melihat nantinya kedepannya bagaimana, sebelum Kevin menetapkan hatinya menentukan siapa pemilik hatinya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (9)

  • avatar
    NantiongLina

    Wow ceritanya semakin seru🤩🤩🤩

    03/03/2023

      0
  • avatar
    s******4@gmail.com

    makin seru

    23/02/2023

      1
  • avatar
    HananiYusrina

    five star

    08/02/2023

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด