logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 6 Hari Yang Menyebalkan

"Enak kan jadi ketua kelas," ucap Daisha yang tiba tiba muncul sambil menekankan kata ketua kelas.
"Awas saja kamu ya," ucap Sisi lalu pergi entah kemana. Daisha hanya tersenyum sumringah melihat tingkah Sisi yang menurutnya lucu saja.
Daisha kini kembali melamun memikirkan nasib sahabatnya yang sampai kini belum di ketahui. Daisha sangat merindukannya.
"Kamu dimana si sekarang? apa kami benar benar akan meninggalkanku dan membiarkan aku sendiri di sini? cepatlah kembali, karena aku merindukanmu. Paman Bao dan Tante Emeli juga sangat merindukanmu sekarang
Sementara Sisi dan teman temannya sedang menyusun rencana untuk mencelakai Daisha karena telah membuat dirinya menjadi ketua kelas. Padahal kan dia sendiri yang menggebu gebu ingin menjadi ketua kelas, lah kenapa sekarang malah ngamuk. Memang pemikiran orang normal dengan pikiran yang sudah tercemar itu sangatlah berbeda.
"Pokoknya, bagaimana pun caranya kita harus memberinya pelajaran yang akan dia ingat smapai selamanya. Gara gara dia aku sampai masuk ke dalam perangkap seperti ini," ucap Sisi dengan geram.
"Ia, lagian si kaleng merica kan sudah tidak ada untuk melindunginya lagi. Jadi kita bisa memberinya pelajaran," jawab Ciki, teman temannya yang lain hanya menganggukkan kepalanya lalu mereka semua pergi.
Di sekeliling kita, pasti ada saja orang yang rusuh dan tidak menyukai kita. Mau kita itu benar sekalipun, di mata mereka kita ini adalah orang mereka benci.
Jadi, tetaplah menjadi diri sendiri dan lakukanlah yang benar menurutmu. Orang yang benar benar tulus menyayangi kita pasti akan menegur dan mengajar kita. Tetaplah berpikir positif dan lakukanlah yang benar dan tepat.
****
Di kantin, Daisha sedang asyik menikmati makanannya sendirian. Sambil mengenang sahabatnya, dia terus mengunyah makanannya yang biasa mereka makan berdua. Hidupnya kini bagai daun kering yang siap gugur tatkalah angin menerpanya.
"Hmmm begini amat sih hidup tanpa seorang Jeslyn. Apa apa aku sendiri, kesana kemari aku sendiri. Mana aku bingung dengan tugasmu yang selalu mengurus kelas. Walaupun ketua kelas sudah ada, mengapa harus aku yang mengurus tugasnya? Sahabatku, cepatlah kembali. Aku sangat lelah dan ingin bersandar di pundakmu lalu menceritakan segala keluh kesahku. Aku juga berjanji akan lebih waspada dalam menjagamu," batin Daisha sambil terus menikmati makanannya.
Di sela sela Daisha sedang menikmati makanannya, datanglah rombongan Sisi untuk melabrabnya. Para penghuni kantin yang melihat kedatangan Sisi dan gengnya langsung menunduk karena ketakutan. Semenjak kepergian Jeslyn, Sisi semakin menjadi jadi dan semakin kasar seperti gengnya kakaknya.
"Hei benalu," teriak Sisi sambil memukul meja. Daisha yang sedang makan langsung kaget dan hampir keselet.
"Ada apa ini?" tanya Daisha tetap santai. Tiba tiba Sisi langsung menamparnya tanpa alasan membuat Daisha kaget karena tidak siap atas serangan tersebut. Penghuni kantin hanya bisa tercengang dan tidak berani melakukan apa apa. Daisha langsung tersenyum namun sangat kesal dengan tamparan yang di dapatnya.
"Apa hanya segini kekuatanmu, dasar lemah," ucap Daisha menahan marahnya sambil memainkan rambut Sisi. Sisi yang mendapat perlawanan seperti itu pun langsung tersulut amarah dan ingin menampar Daisha kembali. Namun Daisha menangkis tamparan itu dan balik menampar Sisi yang membuat semua orang terkejut dengan keberanian Daisha. Semenjak kepergian Jeslyn, Daisha sangatlah bar-bar sekarang. Dirinya seakan tidak memiliki rasa takut sama sekali. Mungkin itulah yang dinamakan mati rasa.
"Jangan pikir hanya karena kmau sudah jadi ketua kelas sekarang kamu bisa seenaknya begini ya. Ingat, kamu memang ketua kelas tapi aku bisa membuatmu di berikan tugas yang lebih berat. Paham," teriak Daisha lalu membayar makanannya dan segera pergi sebelum terjadi kekacauan yang lebih besar.
"Waaaahhhh berani sekali ya itu anak. Lihat saja, aku akan memberimu pelajaran yang paling berharga," teriak Sisi lalu ikut pergi juga.
Semua penghuni kantin hanya bisa tercengang dengan apa yang barusan mereka lihat. Seorang Daisha yang hanya bisa berlindung di balik punggung Jeslyn kini memiliki keberanian yang sanagt besar seperti sahabatnya. Hal ini membuat teman temannya yang lain mengagumi dan mendukung Daisha untuk melawan Sisi.
"Aisss beanar benar ya si Sisi, mengganggu suasana saja. Awas saja kamu kalau masih berani dekat dekat. Ku jadikan pepes ikan nanti," ucap Daisha sambil menendang batu karena kesal. Tiba tiba, ada seorang cowok yang berteriak karena terkena batu. Rupanya itu adalah batu yang di tendang oleh Daisha tadi.
"Wooiiii siapa yang berani melempar batu padaku?" teriak cowok itu dengan emosi yang memuncak. Mendengar hal itu, Daisha pu. terkejut atas apa yang telah di lakukannya.
"Astaga, apakah batu tadi mengenai orang itu? Aduh mati aku," ucap Daisha lalu pergi untuk melihat orang yang terkena batu yang di tendangnya.
Rupanya, yang terkena batu adalah si Cristian. Cowok terpopuler nomor satu di sekolahnya sekaligus kakak kelas yang menurut Jeslyn dan Daisha adalah senior yang sangat menyebalkan.
"Ehhhh maaf maaf, aku tidak sengaja. Maaf ya," ucap Daisha tanpa memperhatikan wajah orang tersebut.
"Ohhh jadi yang melempar batu ke saya adalah kamu," bentak Cristian. Daisha yang mendapat bentakan seperti itu pun langsung mendongak dan melihat wajah orang yang sangat di bencinya.
"Ohhh seandainya aku tahu kalau itu kakak, aku tidak akan minta maaf tau nggak," teriak Daisha balik lalu pergi meninggalkan Cristian yang terpaku di buat Daisha. Pasalnya, Daisha bukanlah orang yang seperti itu. Tapi mengapa dia berbeda sekarang. Cristian hanya bisa melongo di buatnya. Bahkan Sisi yang berada tidak jauh dari mereka pun ikut terkejut atas sikap Daisha yang belum pernah dia lihat sama sekali. Daisha yang awalnya selalu berada di belakang Jeslyn ketika ada masalah, kini berani membentak cowok terpopuler nomor satu di sekolahnya.
"Apakah aku melewatkan sesuatu? Mengapa temannya si bekicot sekarang mewarisi sifatnya ya. Bukannya dia duluhnya cewek pemalu dan penakut, mengapa sekarang mirip dengan bekicot," batin Cristian sambil tersenyum menyeringai lalu pergi ke kelasnya karena sebentar lagi kelas akan di mulai.
****
Di dalam kelas, Sisi sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang di butuhkan oleh guru nantinya. Bahkan untuk mengambil peralatan buat belajar pun di kerjakan olehnya karena Daisha sudah tidak mau lagi. Hak itu membuat Sisi sangat kewalahan dan mudah marah. Itu bahkan belum seberapa dari apa yang di lakuka oleh Jeslyn untuk kelasnya. Terkadang dia harus berurusan dengan guru karena ulah teman kelasnya. Belum lagi memperbaiki tugas teman temannya yang berantakan sebelum di kumpul agar tidak ada yang mendapat nilai jelek di dalam kelasnya.
Jeslyn memang sosok pemimoin yang patut di acungi jempol. Karena kepiawaiannya dalam memimpin kelasnya, terkadang ada penghargaan yang di berikan setiap semester bagi kelas yang terbaik.
"Nah mampus dan rasakan penderitaan yang selama ini di rasakan oleh Jeslyn. Makanya jangan terlalu serakah jadi orang," batin Jeslyn lalu tersenyum mengejek.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (166)

  • avatar
    Afifah

    ceritanya menarik sungguh sangat menghibur

    28/08/2022

      0
  • avatar
    Jejen Jejen Jejen

    bikin penasaran cerita novel ini

    1d

      0
  • avatar
    Moza Celesta Lasefa

    sangatt bagus

    15/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด