logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 4 Kepanikan Semua Orang

Di kema, semua orang sedang panik dan kebingungan untuk mencari Jeslyn. Pasalnya, mereka sudah menelusuri hutan bahkan masuk ke pedalaman hutan namun mereka tidak menemukan jejak sama sekali.
Bahkan Amara yang menjadi ketua kelompok pun kini di hukum karena tidak bisa menjaga anggotanya. Ya mau bagaimana lagi, ini adalah rencananya bersama para anggota lainnya.
"Amara, kalau sampai malsm ini Jeslyn belum juga di temukan, maka terpaksa kamu yang akan jadi penggantinya nanti," ucap Pak Bagus sambil membawa semangkuk sesajen. Hal itu membuat Amara dan anggota kelompoknya jadi bergidik ngeri. Bagaimana tidak, rumor itu kini terbukti adanya setelah penuturan sang guru tadi.
"Maafkan saya pak, saya tidak sengaja," ucap Amara sambil berlutut di hadapan gurunya.
"Ia pak, kakak saya tidak salah. Jeslyn nya saja yang terlalu lelet jalannya makanya dia tertinggal dan tersesat," ucap Sisi menimpali.
"Jujur saja kalau kalian ingin mencelakai Jeslyn kan. Selama ini kamu kan membenci Jeslyn karena kalah saing bukan? Jadi, kamu harus bertanggung jawab pada kasusu ini," ucap Daisha dengan pelan namun sangat mengintimidasi.
"Ehhh jaga ucapanmu ya, jangan asal menuduh seperti itu," teriak Sisi dengan wajah yang sudah memerah karena menahan amarahnya.
Guru guru yang melihat keributan itu datang menengahi mereka dan memarahi mereka semua karena di rasa membuat suasana semakin keruh. Akhirnya, pertengkaran itu pun bisa di atasi dan mereka kembali fokus pada pencarian Jeslyn.
Semua orang pergi menelusuri setiap sudut hutan, namun tidak menemukan apa pun. Yang ada, mereka berusaha menyelamatkan diri dari binatang buas. Bahkan, ada beberapa siswa yang di terkam oleh binatang buas. Hal ini membuat semua orang kembali ke tenda dan bergegas untuk membereskan semua barang barang dan memutusakan untuk kembali sebelum para binatang buas menemukan mereka semua.
Setelah semuanya sudah beres dan siap, mereka semua turun gunung. Para guru pun sudah melupakan rencana awal mereka. Bodoh amatlah dengan semua itu, yang penting mereka semua selamat. Itulah yang di pikirkan para guru sekarang. Para guru juga telah menghubungi petugas dan melaporkan bahwa salah satu siswanya telah menghilang dan belum di temukan.
Daisha hanya bisa meminta maaf pada Jeslyn karena tidak bisa menemukannya dan tidak bisa menjaganya. Dia sangat bingung dan tidak tahu apa yang harus di katakannya pada Tante Emeli dan Paman Bao tentang anaknya yang saat ini menghilang tanpa jejak.
"Maafkan aku Tante, Paman. Aku tidak bisa menjaganya," batin Daisha lalu meneteskan air mata sembari menengok ke belakang sebelum akhirnya turun gunung bersama rombongan. Hatinya sangat sakit karena sahabatnya yang entah di mana sekarang.
****
Sementara di Negeri Bunga, Jeslyn sudah sadarkan diri dan bersiap untuk kembali. Namun sebelum kembali, Yibo memintanya untuk berjalan jalan dahulu di Negeri Bunga dan menawarkan untuk membawa beberapa macam bunga sebagai kenang kenangan. Jeslyn sangat senang, pasalnya dia sangat menyukai tanaman bunga. Bahkan di rumahnya, dia memiliki taman bunga sendiri yang penuh dengan berbagai macam bunga.
"Yibo, apakah tidak masalah jika aku mengambil beberapa?" tanya Jeslyn dengan hati hati takut menyinggung perasaaan Yibo.
"Tidak apa apa, ambil saja yang menurutmu bagus. Aku senang kalau kamu juga senang. Soalnya ini pertama kalinya aku memiliki seorang teman. Bahkan kalau kamu mau, kamu bisa datang ke sini kapan saja," jawab Yibo yang membuat Jeslyn sangat terkejut sekaligus bahagia.
"Kamu serius?" tanya Jeslyn lagi dan Yibo hanya menganggukkan kepalanya. Tanpa sadar, Jeslyn memeluk Yibo karena bahagia bisa datang ke sini lagi. Yibo yang mendapat pukan secara tiba tiba hanya bisa diam mematung tak berkutik. Dia juga merasa dadanya sangat sesak dan seakan jantungnya akan keluar dari tempatnya.
"Ada apa dengan dadaku, mengapa rasanya aneh sekali?" batin Yibo. Jeslyn pun melepaskan pelukannya dan mulai mencari bunga yang ingin di bawanya pulang. Sementara Yibo hanya berdiri mematung sambil terus memperhatikan Jeslyn yang sibuk dengan bunga bunga. Bahkan Bu Kemuning yang sedang bertapa pun terlihat sedang senyum senyum karena anaknya yang sangat bahagia mempunyai teman baru.
"Sepertinya anakku sangat menyukai gadis cantik itu. Wajar saja anakku menyukainya, hati gadis manis itu sangat murni dan tulus. Sepertinya takdir memang sudah memilihnya untuk ku jafikan menantu Negeri Bunga," ucap Bu Kemuning di sela sela pertapaannya.
Sementara di taman bunga, Jeslyn menemukan sebuah bunga yang sangat cantik dan menawan. Bunga itu hanya ada 8 batang. Jeslyn pun heran karena hanya bunga itu yang jumlahnya sangat sedikit sementara bunga yang lain tumbuh dengan subur.
"Yibo, mengapa bunga itu hanya ada 8 batang?" tanya Jeslyn yang tidak pernah melepaskan pandangannya dari bunga itu.
"Apakah kamu menyukainya?" tanya Yibo balik.
"sepertinya begitu," jawab Jeslyn sambil menyentuh bunga itu. Sebelum Jeslyn memegang bunga itu, Bunda Kemungkinan memberikan sedikit sihir untuk membuktikan kalau Jeslyn memang orang yang terpilih.
"Aduhhhh," pekik Jeslyn. Yibo pun langsung memegang tangan Jeslyn dan melihat jarinya berdara. Yibo menyadari kalau ini ulah bundanya. Dia pun tersenyum lalu meniup jari Jeslyn dan akhirnya sembuh.
"Wowwww keren banget," ucap Jeslyn dengan mata yang berbinar sambil memandang Yibo terpesona.
Akhirnya Jeslyn pun mencabut satu tangkai bunga yang sangat di sukainya itu lalu memasukkannya dalam wadah yang telah di sediakan Yibo.
****
Di rumah Jeslyn, para guru beserta teman temannya datang untuk mengabarkan kalau Jeslyn menghilang dan belum di temukan sampai saat ini. Bahkan tidak ada jejak sedikit pun mengenai keberadaannya. Hal ini membuat orang tua Jeslyn sangat sedih dan kecewa.
"Kami minta maaf pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari anak bapak, namun kami tidak menemukan jejaknya sama sekali," ucap pak Bagus. Sementara Bu Emeli hanya bisa menangis meratapi nasib anak semata wayangnya yang entah dimana dia sekarang.
"Pa, anak kita," ucap Bu Emeli sambil terus menangis di pelukan pak Bao.
"Mengapa kalian tidak bisa menjaga anak didik kalian? Mengapa kalian begitu teledor sehingga anak saya bisa hilang tanpa jejak seperti itu? Atau jangan jangan rumor tentang sekolah kalian itu benar bahwa kalian selalu menumbalkan salah satu anak didik kalian untuk tetap menjaga kepopuleran sekolah kalian haaa," teriak Pak Bao dengan kemarahan yang tidak terbendung. Kini Pak Bao sangat emosi mendengar Putri semata wayangnya itu yang sangat di cintainya itu.
"Sekali lagi kami minta maaf, saat ini kami juga sedang mengerahkan tim untuk mencari keberadaan Jeslyn. Kami mohon bapak dan ibu bersabar. kami pamit duluh," ucap Bu Clarisa dengan hati hati sambil pamit undur diri.
Sementara Pak Bao dan Bu Emeli hanya bisa pasrah pada Tuhan dan berharap anaknya bisa kembali lagi. Bahkan Daisha pun hanya bisa menagis dan ikut pergi bersama rombongan. Dia tidak mau menganggu Paman dan tantenya dulu.
"Semoga kamu tidak apa apa dan cepat kembali Lyn. Aku kangen sama kamu," batin Daisha lalu pergi.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (167)

  • avatar
    Afifah

    ceritanya menarik sungguh sangat menghibur

    28/08/2022

      0
  • avatar
    AdeliaIcha

    1000/100

    7h

      0
  • avatar
    Jejen Jejen Jejen

    bikin penasaran cerita novel ini

    2d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด