logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Mencari Papa 2

Mencari Papa 2

Igun Rusty


Hidup Baru

Klontaaang
praakk
Suara berisik itu berasal dari dapur. Adelia tergopoh-gopoh menghampiri asal suara ribut. Dilihatnya Angela sedang berjongkok memunguti pecahan piring di lantai.
"Ya ampuuun, Angel! Ngapain sih?" sergah Adel pada adiknya.
"Maaf, Kak. Aku buru-buru mau sarapan. Udah kesiangan," sahut Angela dengan wajah kusut.
"Kamu suka sembrono. Sini, Kakak beresin! Kamu sarapan aja," pinta Adel merebut pecahan piring ditangan adiknya.
"Hati-hati, Kak! Ntar kena tangan," kata Angela.
"Iya, kamu ambil piring yang baru! Sarapan, lalu cepet berangkat!" sahut Adelia.
Angela beringsut menuju rak piring, mengambilnya lalu menuju ruang makan.
Jordan masih mengenakan piyama menghampiri Angela yang sudah mulai mengunyah nasi goreng dihadapannya.
"Ada apa ribut-ribut?" sapa Jordan.
"Tadi aku ambil piring keburu-buru. Piringnya malah jatuh, pecah," sahut Angela.
"Anak Papa ini suka gak hati-hati. Jangan dibiasakan begitu. Kamu calon pemimpin perusahaan, harus selalu hati-hati dalam bertindak. Kalau kamu sembrono terus, gimana mau jalanin perusahaan?" kata Jordan sambil meneguk kopi.
"Suruh Kak Adel aja yang pegang perusahaan. Dia kan orangnya lebih teliti," bantah Angela.
"Gak bisa, Dek. Kakak nanti juga harus urus cafe nya Kak Reno. Belum lagi kalau Kakak punya anak, aku mau fokus ngurus anak-anak," Adelia memotong pembicaraan Angela dan ayahnya.
Angela diam tak menjawab. Setelah minum segelas susu, dia segera berpamitan.
"Adikmu itu gak sabaran, segala sesuatu dikerjakan terburu-buru. Papa kuatir nanti dia urus perusahaan berantakan," kata Jordan setelah Angela pergi.
"Sabar aja deh, Pa. Dikit-dikit kita ajarin biar dia berubah," bujuk Adel pada ayahnya.
Setelah pulih dari kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya, Adelia kembali ke Jakarta. Dia harus menyelesaikan kuliahnya. Ditinggalkannya ibunya berdua dengan Evan, adik lelakinya. Awalnya Adel ingin tetap tinggal di rumah Tante Sheila. Namun karena Adelia sudah bertunangan dengan Reno, Mama dan papanya tidak mengijinkan Adelia serumah dengan Reno. Mereka takut Adelia dan Reno melakukan hal diluar batas akibat berada dalam satu rumah.
"Kalian sekarang udah sama-sama tau perasaan masing-masing. Lalu kalian juga sudah bertunangan. Ntar kalau kalian tinggal satu atap... Mama takut kalian lepas kendali," larang Erna saat itu.
Akhirnya Adelia menerima ajakan Papanya untuk tinggal di rumah Papa bersama Angela. Mereka senang Adelia berada di rumah, karena Adelia sangat perhatian terhadap ayah dan adiknya.
Walaupun satu rumah berbeda keyakinan, akan tetapi mereka saling menghormati. Bahkan kadangkala Angela meminta penjelasan berbagai masalah menurut keyakinan yang dianut Adelia. Begitupun ayahnya. Adelia selalu bisa menjawab dengan penalaran yang bisa mereka terima.
Saat ini Adelia sedang menjalankan puasa, tapi dia selalu menyiapkan makanan untuk adik dan ayahnya.
"Kenapa harus berpuasa? Ini kan bukan bulan puasa?" tanya Jordan.
"Gapapa, Pa. Adel ingin berpuasa sunsh. Bentar lagi kan Adel mau menikah, Adel harus banyak tirakat biar pernikahannya langgeng, bahagia," jawab Adel.
"Apa memang harus berpuasa? Berdoa aja, sembahyang yang rajin. Cukup" tanya Jordan lagi.
Adel tersenyum mendengar pertanyaan ayahnya.
"Puasa itu bukan cuma menahan haus dan lapar. Puasa itu juga untuk menahan hawa nafsu. Supaya kita punya rem kalau kebablasan. Kita belajar menahan diri dari amarah, benci dan segala hal yang buruk," terang Adel.
Jordan manggut-manggut tanda mengerti.
"Hari ini rencanamu apa? Bentar lagi Papa berangkat kerja. Kamu sendirian di rumah?" tanya Jordan kemudian.
"Aku mau fitting baju pengantin. Nunggu Kak Reno jemput," dahar Adel.
"Baiklah, Papa mandi dulu. Abis itu berangkat ke kantor," kata Jordan sambil beranjak dari duduknya.
Adel segera membereskan meja makan.
Bulan depan dia dan Reno akan melangsungkan pernikahan. Segala persiapannya sudah diatur Tante Sheila dan Tante Agnes. Adelia dan Reno hanya mempersiapkan pakaian yang akan mereka kenakan pada hari bahagia itu. Sedangkan Mama Adelia juga harus mempersiapkan acara akad nikah yang akan dilaksanakan di Bandung, kemudian mengadakan resepsi sederhana di kota kelahiran Adelia.
Tadinya semua acara akan digelar di Jakarta. Akan tetapi Kakek dan Nenek Adel ingin mengundang sanak familinya yang di Bandung. Tidak mungkin mereka mengundang semuanya ke Jakarta. Akhirnya diputuskan acara akad nikah dan resepsi sederhana di Bandung. Kemudian dilanjutkan acara ngunduh mantu secara besar-besaran di sebuah hotel berbintang di Jakarta.
Sedangkan sanak famili Reno yang tinggal di Surabaya, akan diboyong ke Jakarta. Mereka sudah menyiapkan tempat untuk keluarga dari Surabaya. Karena keluarga di Surabaya tidak sebanyak keluarga Adel di Bandung. Jadi tidak perlu mengadakan acara lagi di Surabaya.
Mami dan Papi Reno ingin acara pernikahan Reno dan Adelia dilangsungkan meriah. Secara Reno adalah putra tunggal Bu Selvia dan Pak Haryanto.
Reno datang setengah jam setelah Jordan pergi ke kantor. Senyum bahagia menghiasi wajahnya yang tampan. Adelia sudah dari tadi bersiap diri.
"Kita langsung ke tempat Tante Betty atau kemana dulu?" tanya Reno setelah mereka duduk di dalam mobil.
"Iya, kesana aja dulu. Abis itu anterin aku belanja!" sahut Adelia.
"Kamu puasa?" tanya Reno.
Adel mengangguk.
"Oke, kalo gitu kita jalan sampe beduk Maghrib, ya?"
"Lha terus siapa yang masak buat Angel sama Papa?"
"Emang Nining kemana?"
"Nining ijin pulang dulu, lusa baru balik. Sekalian dia mau bawa saudaranya buat gantiin dia. Ntar kan kalo kita udah nikah, Nining ikut kita,"
Nining adalah pembantu di rumah Jordan. Umurnya sekitar tiga puluhan. Janda beranak dua. Adelia suka dengan kecekatan kerja Nining. Lagipula dia jujur dan penurut. Makanya adelia meminta Nining untuk ikut dengannya jika dia sudah menikah dengan Reno. Tentu saja Nining mau karena Adelia tidak memperlakukannya sebagai pembantu, tapi seperti saudara. Adel tak segan membantu Nining jika dia tidak ada kegiatan.
Lain halnya dengan Angela. Walaupun Angela juga baik, tapi Angela pemalas. Kerjanya main perintah. Sering sekali Nining disuruh Angela mencari barang-barangnya yang dia taruh sembarangan. Angela teledor, apapun yang dia lakukan selalu membuat rumah berantakan. Dan Angela tidak peduli, dia mengandalkan Nining untuk membereskannya.
Tapi Adelia selalu sabar menghadapi adiknya. Dia tak pernah marah walaupun Angela kadang mengesalkan. Adelia sangat menyayangi adiknya, walaupun ibu mereka berbeda. Kasih sayang Adelia terhadap Angela, sama besarnya kasih sayang terhadap Evan. Evan juga berbeda ayah dengannya. Tapi Adelia menganggap adik-adiknya saudara kandung. Tidak ada perasaan lain untuk Evan dan Angela. Mereka adik kandung Adelia.
"Hallo, met siang calon pengantin," sapa Erwin, asisten Tante Betty.
Tante Betty adalah desainer langganan Mama dan tantenya Reno. Pakaian-pakaian rancangannya selalu nyaman dan cocok bagi mereka. Makanya Tante Sheila merekomendasikan baju pengantin Adel dan Reno ke Tante Betty.
"Siang juga, Mas eh Mbak Erwin," goda Reno.
Erwin yang lagaknya seperti perempuan tertawa genit pada Reno.
Adel menjawil dagu Erwin.
"Tambah cakep aja, Erwin. Tante Betty ada?"
"Aih, yang cakep itu yey. Eike cuma dapet seperempatnya dari yey. Tante Betty ada didalam, masuk aja!" Erwin balas mencolek pipi Adelia.
Adel dan Reno meninggalkan Erwin setelah sebelumnya Reno menggoda Erwin dengan colekan dipinggang Erwin. Terang saja Erwin menggelinjang geli sambil tertawa genit.
"Gimana Tan, udah jadi bajunya?" tanya Adel setelah berbasa-basi dengan Tante Betty.
"Yang kebaya udah jadi, satu. Yang dua lagi, masih proses," jawab Tante Betty sambil menunjukkan baju kebaya putih yang panjangnya seukuran tinggi Adel.
Kebaya brokat putih yang dihiasi payet-payet keemasan. Model lehernya agak tinggi menutupi leher belakang. Seperti gaun putri salju. Deretan kancingnya sampai di lutut. Adel ingin mengenakan kebaya Sunda yang dimodifikasi lebih modern di acara akad nikahnya.
Ketika Adel mencobanya, dia kelihatan begitu anggun dan cantik. Bawahannya Kain batik sutra berwarna coklat tua. Semakin memancarkan aura kecantikan pemakainya.
Sedangkan baju yang akan dikenakan Reno, jas sewarna dengan kebaya Adel. Jas pengantin pria yang biasa disebut jas prengwadana, yang melambangkan seorang pria bijaksana yang mampu mengayomi istri dan anak-anaknya kelak. Ditambah bendo seragam dengan kain bawahan, semacam topi kebesaran pengantin yang melambangkan kedudukan seseorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga.
Keduanya sangat serasi, yang laki-laki tampan dengan tubuh atletis sedangkan yang perempuan cantik dengan tubuh tinggi langsing.
"Gimana, udah pas?" tanya Tante Betty.
"Modelnya udah pas, Tan. Cuma agak sesak," jawab Adel.
"Hmm, berarti kamu gemukan. Kemarin waktu diukur Tante buat pas," gumam Tante Betty memandang tubuh Adel.
"Baru mau pengantin udah nambah ukuran, gimana ntar kalo udah punya anak?" kelakar Reno.
Adel mencubit tangan Reno dengan manja. Tante Betty tertawa mengekeh.
"Tapi Reno tetep cinta kan biarpun badan Adel ntar melar?" Tante Betty ikut menggoda.
"Iya, donk. Aq sayang Adel dari mulai badannya kayak triplek sampe sekarang padat berisi, gak berubah. Ntar kalau melar berisi juga gak akan berubah, Tante," seloroh Reno sambil memeluk pinggang Adel.
"Biar aja, kalo dia berubah aku yang pergi duluan," ancam Adel.
Reno tertawa melihat calon istrinya ngambek. Dijentiknya dagu Adel dengan gemas. Sampai kapanpun, Reno tak akan meninggalkan Adel. Dia sangat mencintai Adel dari mulai mengenal gadis itu. Suka duka telah mereka lalui selama enam tahun. Reno selalu ada buat Adelia. Bagi Reno, Adelia adalah segalanya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (66)

  • avatar
    FerinaDetta

    adaa part 3 nyaa gaa sii? sukaa bangett samaa ceritaa inii😭

    23/03

      0
  • avatar
    raraaa

    sumpah ni ceritaaaa bagus banget, seruu, lanjutkan kakak nulis ini cerita ga sabar kelanjutan keluarga adel sama reno dengan stevanus🫰🏻🫰🏻🫰🏻

    16/03

      1
  • avatar
    Jebon Mat

    memang sangat baik ceritanya👍🤩

    08/03

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด