logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 54 Cemburu

Farzan dan Nadzifa saling berpandangan dalam waktu yang lama. Mereka menyelami perasaan masing-masing. Keduanya tidak pernah menyangka hubungan yang semula hanya pura-pura, kini menjadi serius. Bahkan benih cinta juga tumbuh mekar di hati mereka.
“Aku … mau, Zan,” desis Nadzifa setelah menemukan binar cinta di mata Farzan untuknya.
“Mau apa?” tanya Farzan bingung.
“Masa nggak tahu sih?” sungut gadis itu dengan wajah mengerucut.
“Ya aku nggak tahu maksud kamu apa?”
“Mau nikah sama kamu secepatnya,” gumamnya berlalu dari hadapan Farzan, kemudian pergi menemui El dan Al yang masih berada di depan pintu.
“Mau nikah secepatnya?” ulang Farzan hanya terdengar olehnya. Dia tersenyum lebar, sehingga bibir bagian atas itu nyaris tak terlihat. Kakinya melangkah ringan ke dekat Nadzifa.
“Ngapain sih mojok di sana berdua? Nggak asyik banget. Untung Si Fatih nggak di sini juga. Kalau nggak tinggal aku jones (jomlo ngenes) sendirian,” keluh Elfarehza dengan wajah ditekuk.
Farzan, Al dan Nadzifa tergelak mendengar perkataan El barusan.
“Makanya, Bang. Buruan lamar Syifa, entar keduluan orang baru gigit jari,” tanggap Alyssa memanas-manasi kakaknya.
“Bener tuh, El. Contoh Fatih, berani lamar Al waktu SMA. Kamu gimana? Masa Cuma dijadikan teman aja?” imbuh Farzan saling memberi kode dengan Al.
Sementara Nadzifa hanya senyam-senyum mendengar percakapan Om dan dua keponakannya.
“Aku ‘kan belum kerja. Kalau ditanya sama Papa Syifa gimana?” Wajah El berganti lesu.
“Tinggal jawab aja, calon direktur utama The Harun’s Group,” decak Farzan geleng-geleng kepala.
“Abang cemen banget. Belum dicoba udah mundur duluan.” Al mengacungkan ibu jari ke atas, kemudian memutarnya ke bawah.
Percakapan ‘panas’ di antara mereka harus berhenti ketika Arini muncul di sela pintu. Wanita itu menutup bibir yang bengkak akibat aksi panas yang dilakukan dengan Brandon tadi.
“Mas panggil kalian ke dalam,” info wanita itu melihat Farzan dan Nadzifa bergantian.
“Kamu pulang dulu, El. Istirahat. Siang nanti kuliah, ‘kan?” Arini mengalihkan paras kepada putranya.
“Ya Allah, Mami beneran udah sembuh?” desis El menahan tangis haru.
Arini mengangguk cepat. “Seperti yang kamu lihat, Prince. Alhamdulillah.”
Anak laki-laki itu langsung memeluk sang Ibu lama. Dalam hati ia bersyukur karena Tuhan sudah memberi keajaiban kepada ibunya.
“Al juga ya? Fokus kuliah. Papi biar Mami yang jagain,” ujar Arini membelai lembut dagu Alyssa.
Kedua kakak adik itu mengangguk patuh dengan perkataan sang Ibu. Sekarang mereka tidak lagi khawatir meninggalkan Brandon bersama dengan Arini. Mereka kemudian bersiap meninggalkan rumah sakit. Sementara Arini, Farzan dan Nadzifa kembali memasuki ruangan tempat Brandon dirawat.
“Maaf, Mas. Aku nggak bisa lama-lama. Ada meeting sebentar lagi,” ujar Farzan setelah tiba di ruangan. Daging di bawah matanya sedikit terangkat ke atas sebelum mengatakan sesuatu kepada Brandon. “Mas cepat sembuh ya, biar aku bisa kerja lagi di pabrik.”
Brandon menggeleng tegas. Dia mengacungkan telunjuk ke wajah adiknya. “Kamu nggak boleh kerja lagi di perusahaan orang, Zan. The Harun’s Group butuh kamu. Mas juga. Umur Mas udah nggak muda lagi buat handle perusahaan sendirian.”
“Tapi, Mas ….” Kalimat Farzan berhenti ketika merasakan tepukan di punggung. Dia menoleh ke samping kirinya dan melihat Nadzifa menggelengkan kepala.
Gadis itu ingat pesan yang telah disampaikan Brandon sebelum kecelakaan. Nadzifa diminta membujuk Farzan agar mau kembali ke perusahaan keluarganya. Hal itu belum sempat diutarakannya sampai sekarang.
“Nanti aja kita bicarakan lagi, Mas. Lagian aku butuh libur panjang untuk honeymoon,” sambungnya membuat Nadzifa kembali mengulum senyum.
Brandon menganggukkan kepala. “Tenang, nanti Mas belikan tiket ke Zürich sekalian pesan hotel juga.”
“Kok Zürich, Mas?”
“Kali aja kalian mau bernostalgia pertemuan pertama lagi.” Brandon tak henti menggoda Farzan dan Nadzifa. Situasi langka yang pernah ditemui, apalagi adiknya belum pernah salah tingkah seperti ini.
Farzan mengangkat tangan melihat arloji yang melingkar di tangan kiri. “Udah waktunya aku ke kantor.”
“Ajaran Arini nih. Kalau udah tersudutkan langsung mengalihkan pembicaraan,” ledek Brandon disambut delikan mata oleh istrinya. Singa betina is back, membuat nyali pria itu kembali ciut.
“Kamu ikut ke kantor ya, Zi,” bujuk Farzan tidak menanggapi perkataan kakaknya.
“Zan, Zizi biar di sini dulu. Ada yang mau Mas bahas soalnya,” sela Brandon sebelum Nadzifa menjawab.
Kening Farzan auto berkerut bingung.
“Persiapan pernikahan, Zan. Gaunnya harus direvisi lagi. Nggak mungkin pakai yang kemarin, ‘kan?” jelas pria itu kepada adiknya. Tentu saja bukan hanya itu yang ingin mereka diskusikan setelah Farzan pergi.
Farzan menganggukkan kepala cepat. Setelahnya berpamitan kepada Brandon dan Arini.
“Aku anterin Farzan ke depan dulu ya, Mas, Kak. Habis ini balik lagi ke sini.” Nadzifa melihat Brandon kemudian Arini.
Suami istri itu mengangguk cepat. Sementara sepasang sejoli yang baru saja berjumpa lagi beranjak ke depan ruang rawat inap.
“Antarnya sampai sini aja, Zi.” Netra elang Farzan memandang wajah cantik Nadzifa lekat. “Habis meeting aku ke sini lagi. Kamu jangan pulang dulu.”
“Aku bisa sendiri, Zan.”
Farzan menggelengkan kepala. “Rinduku belum sepenuhnya terobati,” ujarnya sok puitis.
Nadzifa menarik napas panjang sebelum mengangguk setuju. “Hati di jalan. Jangan ngebut.”
Pria itu tersenyum berusaha menahan diri untuk tidak memeluk ataupun mencium Nadzifa. Astaga, dia berusaha keras untuk tidak melakukannya sekarang.
“Aku pergi dulu ya, Sayang.” Farzan mengedipkan mata pelan ketika bibirnya mengerucut.
Nadzifa tersenyum melihat ekspresi Farzan yang enggan meninggalkannya. “Udah pergi sana. Nanti telat meeting-nya,” cicit gadis itu mengibaskan tangan.
“Sampai ketemu lagi nanti, Calon Suami.” Nadzifa melambaikan tangan.
Farzan melangkah lesu dengan kaki seakan terseret, tidak ikhlas pergi sekarang. Sementara Nadzifa menyaksikan pria itu menghilang di balik dinding.
“Farzan udah pergi, Zi?” tanya Brandon seraya memastikan tidak ada Farzan di depan pintu.
“Udah, Mas. Katanya suruh antar sampai depan kamar aja,” jawab Nadzifa melihat sebentar kepada Arini.
Suasana mendadak hening ketika Brandon berpikir apakah akan mengatakan apa yang terjadi sebenarnya kepada Arini, atau tidak?
“Ada yang mau kalian omongin sama aku?” cetus Arini memecah keheningan. Mata cokelat lebar miliknya melirik kepada Brandon dan Nadzifa bergantian.
“Mas?” Nadzifa meminta pendapat Brandon.
Pria itu menganggukkan kepala, pertanda memberi izin kepada Nadzifa untuk mengatakan yang sebenarnya.
“Sebaiknya Mas dulu yang cerita, baru aku tambahin nanti.”
Brandon menarik tangan Arini ke arahnya, kemudian meminta wanita itu duduk di kursi yang ada di samping kiri. Sementara kursi yang di samping kanan diisi oleh Nadzifa. Dia menggenggam erat tangan istrinya sebelum mulai berbicara.
“Aku tahu kamu pasti penasaran banget dengan apa yang terjadi sama aku dan kenapa Nadzifa bisa datang tolongin aku,” kata Brandon membuka percakapan panjang mereka.
Arini memandang lekat Brandon tanpa menyela perkataannya. Dia memilih untuk mendengar apa yang akan disampaikan oleh pria itu.
“Kecelakaan yang terjadi sama aku, bukan kecelakaan biasa, In. Ada yang sengaja memancingku ke Sukabumi, agar bisa celakai aku,” ungkap Brandon membuat kening Arini berkerut.
“Siapa, Bran? Setahu aku, kamu nggak punya musuh,” lontar Arini penasaran.
Pandangan Brandon beralih kepada Nadzifa sebentar. Lagi-lagi dia menganggukkan kepala meminta gadis itu yang mengatakan siapa dalang di balik kecelakaan yang menimpa dirinya.
Arini menoleh kepada Nadzifa dengan sorot mata penuh tanya.
“Mas Brandon benar, Kak. Ada yang ingin menyingkirkan Mas Brandon.” Nadzifa menarik napas panjang, sebelum melanjutkan perkataannya. “Orang itu adalah ….”
Bersambung....

หนังสือแสดงความคิดเห็น (82)

  • avatar
    Yuliana Virgo

    menarik

    31/05/2023

      1
  • avatar
    Joezeus Maria Catalanoto

    leen,novelmu buagus smua nih. nungguin trus novel barumu yg lain. udah ku baca berulang" ttep aja bgus. kok lama bgt gak ada novel bru drimu sih.

    22/12/2022

      1
  • avatar
    Sugiarto

    bgs

    05/12/2022

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด