logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

BAB 6 Kebahagian Rizki

12.00 siang
Saat bel istirahat sekolah berdering, kebanyakan orang akan berhamburan menyerbu kantin untuk membeli makanan. Namun ada juga yang malah tidur, bergegas mengeluarkan buku tugas atau menggunakan jam istirahat untuk belajar. Tak ada yang salah dengan belajar atau makan di jam istirahat, tapi kalau jam tersebut bisa diisi dengan segudang kegiatan yang nggak biasa dan bersifat positif mengapa tidak?.
aku melihat Rizki tertawa bersama teman-temanya, ntah apa yang ia bicarakan bersama teman-temanya, aku menghampiri Rizki untuk mencoba menghampiri Rizki untuk berbicara dengannya di luar kelas.
" kamu punya waktu sebentar gilang " tanya Iqbal.
Rizki pun menganggukkan kepala pertanda ia setuju, Iqbal pun membawa ke halaman sekolah agar tidak banyak orang yang mendengar obrolan mereka, Iqbal memulai pembicaraan kepada Rizki, ia pun menceritakan semuanya kepada Rizki tentang kemampuan nya di berikan oleh Alien, dan tidak lupa Ia pun menceritakan kebahagian Rizki yang ia lihat di alam bawah sadarnya.
" melihat kebahagiaanku ? Alien ? apa maksudmu ? " Tanya Rizki dengan ekspresi datar, Dia menganggap Iqbal sedang ngelantur, tentu saja dia tidak mempercayai itu semua tanpa bukti yang jelas.
" nggak penting kamu percaya atau tidak! tapi biar aku tanya padamu, apa motivasimu mencari pacar ? " tanya Iqbal yang menatap Rizki
" bicara apa kamu, bukankah kita akan senang kalau kita punya pasangan ? " Jawab Rizki yang mencoba menutupi semuanya
" kau tidak terlihat shock saat ditolak cewek kemarin " ucap Iqbal dengan mata yang sangat tajam
" apa maksudmu? Rizki berusaha untuk menutupi semuanya dengan kebohongan
" satu pertanyaan lagi, siapa anak dengan tudung kepala dan pajama itu ? " Tanya Iqbal
" da.. darimana kamu tau ? " Dia sangat terkejut mendengar pertanyaan dari temannya itu.
" bagaimana kalau aku bisa lihat kebahagian kamu tadi bukan cerita bohong ? " ujar Iqbal dengan wajah serius
" mana mungkin hal seperti itu... " jawaban Rizki tertahan oleh kebingungan
" sepertinya nggak ada untungnya juga aku sembunyikan dari kamu, sekitar sebulan yang lalu saat aku dirawat di rumah sakit... " Rizki pun mulai menceritakan semuanya, kenapa ia ingin mendapat kan pacar.
1 bulan yang lalu Rizki di bawa oleh keluarganya ke rumah sakit.
Rizki terbaring lemah di ranjang rumah sakit, terikat oleh selang infus yang menancap di tangan kiri. Mata dia terpejam rapat, tapi pikirannya masih saja menerawang jauh. Dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya sendiri, aku harus bergantung pada perawat untuk segala kebutuhan sehari-hari.
Hari-hari Rizki di rumah sakit terasa begitu membosankan. Dia merindukan kebebasannya, merindukan hari-hari yang cerah di luar sana. Dia juga merindukan keluargaku, yang selalu memberiku semangat dan dukungan dalam setiap hal yang aku lakukan.
Namun, di tengah kesedihan dan keterbatasan yang dia alami, aku merasa bersyukur. Bersyukur karena aku masih diberi kesempatan untuk hidup dan menjalani hari-hari bersama orang-orang yang aku cintai. Aku juga belajar untuk bersabar dan percaya bahwa semuanya akan berlalu dengan baik.
Setiap hari, dia berusaha untuk memperbaiki kondisinya dengan terapi fisik dan olahraga ringan. Perawat dan dokter yang merawatku selalu memberi semangat dan dukungan agar aku semakin cepat pulih. Keluargaku juga selalu ada untukku, menemani dan memberikan doa-doa terbaik untuk kesembuhanku.
dia pun akhirnya sedikit membaik kondisinya, Rizki di perbolehkan berjalan - jalan di luar rumah sakit untuk menghirup udara segar, dalam perjalanan menuju taman rumah sakit, dia membeli air putih.
sesampainya di taman, dia duduk di bangku yang terbuat dari kayu. Dia melihat langit cukup lama, Rizki di kaget kan dengan seorang anak kecil yang bertanya kepada Rizki.
" kakak anak SMA ya ? " tanya seorang Anak kecil
" eh ? emangnya kenapa " jawab Rizki yang melihat anak kecil itu
" sudah kuduga anak SMA memang keren ! " ucap si anak kecil
seorang anak kecil dengan senyuman polos memujiku hanya karena aku anak SMA, ucap Rizki dalam hati.
" siapa namamu ? " tanya Rizki kepada anak kecil itu, yang sekarang duduk di samping nya
" namaku fajar salam kenal " jawab Anak kecil itu yang memperkenalkan dirinya kepada Rizki
semenjak saat itu Rizki jadi akrab dengan fajar, Rizki juga jadi pengen tau kenapa dia dirawat di rumah sakit lumayan lama.
tentu saja para suster enggan memberi tau apa yang dideritanya, akhirnya aku cari tahu sendiri secara diam-diam.
begitu mendapat jawaban dari salah satu suster, aku terkejut. Ia mengidap penyakit ganas yang mematikan ! hanya kuasa tuhan yang sanggup membantunya tetap berjalan di atas Bumi.
Rizki pun terduduk merenung di bangku rumah sakit yang ada di salah satu lorong rumah sakit, Rizki bercermin pada dirinya sendiri yang cuman ingin terlihat keren di depan Teman - teman pakai motor ayahnya.
ngebut dan akhirnya jatuh, aku begitu menyedihkan dibanding fajar yang terus berjuang hidup, sejak saat itu, aku ingin membuat setiap hari - hari yang fajar jalani, menjadi lebih bahagia baginya, aku tidak bisa membayangkan rasa sakit yang ia derita, di usianya yang masih anak - anak harusnya dia bermain dengan seumurannya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (55)

  • avatar
    KorneliaEbby

    menarik sekali

    26/07

      0
  • avatar
    EfaaTsaqisyad

    good

    08/07

      0
  • avatar
    atiqahnurul ainaa

    best

    03/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด