logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 3 You Are My Butterfly

Chapter 3
Tringggggg..........
"Akhirnya bel berbunyi juga." Ucap Arabelle semangat.
"Dennis, aku lapar. Mau ikut ke kantin?" Tanya Joshua.
"Boleh, tapi......Arabelle kamu mau ikut juga ya?" Tanya Dennis pada Arabelle yang rupanya sudah sedari tapi menatap mereka. Joshua segera melihat ke Arabelle.
"Apa kamu juga mau ikut ke kantin?" Tawar Joshua.
"Aku bawa bekal." Kata Arabelle singkat namun masih tetap tersenyum.
"Kalau begitu, ayo Den." Ajak Joshua lalu berdiri dan hendak berjalan menuju kantin.
"Eh tunggu dulu!" Kata Arabelle membuat mereka menghentikan langkah kaki dan kembali menoleh menatap ke Arabelle.
"Bagai mana kalau kita makan bekal. Tadaaa....." Tawar Arabelle sambil menunjukan kotak bekalnya.
Lanny yang duduk disebelahnya hanya bisa geleng-geleng kepala saja.
"Bekal mu sedikit, mana cukup untuk kita berdua." Kata Dennis.
"Siapa bilang ini untuk mu! Ini untuk Jo-Jo." Ucap Arabelle.
"Ehm....Tidak... Aku mau makan dikantin saja." Kata Joshua menolak tawaran dari Arabelle.
"Kalau gitu..... Aku ikut ke kantin..... Ayo." Kata Arabelle sambil menenteng tas tempat bekal makan siangnya.
"Jo-Jo, kamu hobinya apa?" Tanya Arabelle disaat mereka sudah duduk disalah satu kursi yang ada di kantin.
"Hobi ku? Kenapa kamu bertanya begitu?" Kata Joshua heran.
"Tidak, hanya ingin tau saja he he he he" Kata Arabelle malu-malu.
"Hobi ku mendengar musik." Kata Joshua singkat.
"Benarkah? Apa kamu bisa bernyanyi?" Tanya Arabelle antusias.
"Ehmmm, yeah."
"Menari?"
"Ehmmm, tidak begitu mahir tapi aku pernah melakukannya disekolah ku dulu."
"Wawwww, Hebat!!" Teriak Arabelle senang membuat Joshua dan Dennis terkejut.
"Jo-Jo, kamu kan dari Jakarta. Kenapa kamu tidak menjadi artis saja?" Tanya Arabelle penasaran.
"Tidak tertarik." Ucap Joshua.
"Eh? Kamu punya bakat, aku yakin kamu bisa jadi 'Big Star'. " Ucap Arabelle lagi.
Joshua memandangi Arabelle lalu tertawa pelan.
"Kamu tidak percaya pada ku? Biar ku coba." Kata Arabelle.
Joshua diam dan meminum minumannya.
"Coba apa nya?" Tanya Joshua.
Arabelle tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke Joshua membuat pria itu kaget, namun entah kenapa dia tidak berniat menjauhkan wajahnya dari gadis itu. Dia sungguh ingin tau apa yang akan dilakukan gadis aneh itu.
"Aku akan menjadi manager mu dan aku akan membawa mu menjadi bintang yang paling bersinar." Ucap Arabelle optimis.
Mereka saling tatap beberapa saat. Lalu Joshua memegang dahi Arabelle yang tidak panas.
"Ku rasa kamu butuh istirahat." Kata Joshua tenang.
"Ku rasa juga begitu, Arabelle hari ini bicara nya sungguh ngawur." Kata Dennis yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka berdua.
"Aish, siapa yang ngawur Denny, aku serius. Jo-Jo percayalah pada ku. Aku akan menunjukan pada dunia tentang bakat mu yang hebat." Kata Arabelle masih dengan semangatnya yang tinggi.
"Apa? Dia sebut aku apa tadi? Denny? Hei, nona Arabelle jangan sembarangan memanggil nama ku. Nama ku Dennis Wang. DENNIS. Mengerti!" Kata Dennis yang tidak suka dengan cara Arabelle yang sembarangan memanggil namanya.
"Sudahlah den, kita pergi saja. Aku sudah kenyang." Ucap Joshua lalu berdiri dan meninggalkan Arabelle yang terus memanggil namanya.
"Oh, panas, panas..... Selama ini aku tidak pernah bicara lama padanya dan sekali bicara dia malah memanggil ku Denny, ahhhhhh" Ucap Dennis kesal.
"Tenanglah Den, aku juga mengalami hal yang sama dengan mu." Ucap Joshua sambil menepuk pelan pundak Dennis.
"Gadis aneh!" Kata mereka kompak.
Sementara di kantin Arabelle masih bengong karena di tinggal tiba-tiba oleh bintang-nya dan temannya.
"Kenapa mereka meninggalkan ku? Memangnya aku salah apa? Si Denny kenapa teriak-teriak gitu. Apa dia juga mau di orbitkan jadi artis? Ah, aku mengerti sekarang, rupanya dia cemburu pada Jo-Jo, ck ck ck ck" Ucap Arabelle lalu tersenyum sendiri.
Sejak kejadian dikantin, hampir setiap hari Arabelle selalu mengajak Joshua untuk mau di orbitkannya menjadi artis besar. Dan bagi Joshua yang tidak tertarik pada dunia keartisan, dia merasa sekarang hari-harinya seperti dalam bahaya.
Walau pun dia sudah berkali-kali menolak namun Arabelle tidak pernah patah semangat. Dan kini setiap hari dia merasakan diteror dan di ikuti gadis aneh, membuatnya melalui hari-hari yang tidak tenang seperti sedang dikejar-kejar oleh renternir.
Joshua berjalan cepat meninggalkan ruangan kelas. Dia tidak memperdulikan gadis yang dari tadi terus mengikuti dan berusaha mengajaknya bicara.
Brukkk !!
"Hey, ka......Oh, si pretty boy rupanya. " Kata si pria yang barusan bertabrakan dengan Joshua.
"Berhentilah menyebutku pretty boy." Kata Joshua yang tidak suka dengan julukan yang diberikan pada nya.
Pria yang tak lain adalah Boris si ketua geng preman sekolah tertawa dan mendekati Joshua.
"Ups, pretty boy marah ya. Cup cup cup, sayang jangan marah nanti abang belikan lipstik untuk mu, ha ha ha ha " Kata Boris mengejek Joshua membuat Joshua marah dan pergi meninggalkan Boris, namun dengan cepat Boris menarik bahu Joshua membuat mereka kini saling berhadapan.
Boris menatap tajam ke Joshua begitu juga Joshua yang ternyata sedari tadi sudah mengepalkan tinjunya berusaha menahan emosi nya.
"Jo-Jo, Boris!" Panggil Arabelle yang datang dan langsung memisahkan kedua pria yang mulai terbakar emosi.
"Apa? Kamu panggil dia apa tadi? Jo-Jo? Oww, nama yang manis sekali ha ha ha ha" Ejek Boris membuat wajah Joshua semakin merah menahan amarahnya.
"Stop it Boris.... Kamu juga tidak kalah manis dari nya dan kamu lihat ini...." Ucap Arabelle sambil memegang pipi chubby Boris.
"Astaga,.... Semakin berisi dan mengemaskan saja..... Boris kita memang sudah lucu dari kecil." Ucap Arabelle masih dengan aksinya mencubit pipi Boris membuat pria itu malu diperlakukan begitu didepan umum, apa lagi ada anak buahnya yang berdiri sedari tadi di belakangnya.
"Ara, kamu mempermalukan ku." Ucap Boris pelan.
"Kamu malu? Kamu mau aku tidak melakukan nya lagi pada mu?" Tanya Arabelle yang dijawab anggukan dari Boris.
"Kalau begitu.... Jangan pernah mengganggu dia lagi.... My Jo-Jo, Mengerti!" Kata Arabelle sambil menatap tajam ke Boris.
Boris melirik ke Joshua yang sedari tadi masih memandangi mereka dan dengan senyum tipisnya mengejek Boris karena melihat tingkah Arabelle yang memperlakukannya seperti anak kecil.
Sekali lagi, Boris menghela nafas berat. Dia memang tidak bisa berbuat kasar pada teman masa kecilnya yang suka berbuat semaunya ini.
"Ok pretty boy, kamu menang kali ini...." Kata Boris lalu pergi meninggalkan mereka.
Arabelle tersenyum memandang Joshua.
"Kenapa melihat ku seperti itu?" Tanya Joshua merasa risih dengan tatapannya Arabelle.
"Tidak ada, Jo-Jo. Apa kamu lupa, aku baru saja membela mu dan ini yang kedua kalinya lo." Ucap Arabelle seolah-olah mengingatkan Joshua kalau dia sudah berjasa pada Joshua dengan menyelamatkannya dari sang preman sekolah.
"Lalu apa mau mu, hah?" Ucap Joshua sedikit kesal.
Namun Arabelle tidak menghiraukannya dan tetap tersenyum.
"Simple....."
"Katakan saja, Arabelle."
"Be my star."
Continue

หนังสือแสดงความคิดเห็น (21)

  • avatar
    Rita Oktavia

    wih bagus banget baca di sini

    08/06

      0
  • avatar
    Tambar malemGantang

    mantap

    04/05

      0
  • avatar
    admira_06Melisa

    i love money

    21/04

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด