logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 4 Musuh

"Jangan tunjukan wajah melas mu itu ke lelaki buruk seperti dia!" pemuda itu menoleh ke Andra, lalu menghadap ke awal. "Aku tak mau kau begitu, hanya karna diriku!" ujar Grayen memperingati.
Perkataan yang baru saja dilontarkan dari mulut Grayen, ternyata mampu membuat Riko mengeram marah. Sudah dilihat dari pergerakannya, ia mengepal kuat. Seperti nya ia sudah menahan amarah.
"Jika kau berkata buruk kepada ku lagi, aku tidak yakin jika kita nanti akan barakhir dengan kesehatan yang utuh!" ujar Riko, ia menatap lekat-lekat mata Gray, ingin sekali dia membunuhnya saat ini juga.
Mereka ber'adu mata, mengumpati dirinya sendiri dengan bahasa yang berbeda. Tangan mereka juga sudah mengepal kuat-kuat, melihat itu Andra langsung mendesis pelan.
"Kalian seperti anak yang bertarung mendapatkan sesuatu, seolah tidak membiarkannya itu terlepas." ujar Andra, memencahkan keheningan yang beberapa detik lalu terjadi.
"Apakah kau tidak tau kalau hari ini jadwal tim kita untuk berlatih?" tanya sesorang disamping Riko berdiri.
Grayen melirik dia sekilas lalu menjawab, "Dia tidak memberitahu ku tentang itu. Jadi aku tidak salah, dia yang salah." jawabnya dengan kalimat terkahir seolah menuduh Riko.
Riko mengerutkan keningnya seoalah tahu maksud dari perkataannya. "Kau menuduhku?" tanyanya dengan menunjuk dirinya sendiri. "Aku sudah memberitahu tentang ini kepada Andra, agar dia bisa memberitahu mu. Aku juga tidak mungkin lansung memberitahu mu secara terang-terangan saat mengetahui hubungan kita tidak baik."
Sorot kedua mata langsung tertuju ke sosok Andra menulusuri apa maksud dari perbuatannya, apa iya kalau dirinta tidak memberitahu akan hal ini. Jika iya, dia sungguh membuat Gray malu saat ini.
Tak beberapa detik Andra menjawab apa maksud dari perkataan Riko. "Aku melakukannya karna agar kalian tidak bertengkar lagi."
"Andra, kau sungguh membuatku ingin mencepit kepala kau ini dalam-dalam ke ketiakku!" ujar Oval, yang membuat dirinya kesal saat Andra mengaku akan kesalahannya.
"Oval! berhenti mengancamku seperti itu. Jangan sok berkuasa hanya karna badanmu yang besar!" ujar Andra dengan kesal.
"Yahhh, kau takut? Tenang tadi ketiakku sudah aku kasih dedorant kok. Tenang aja." jawab Oval dengan terkekeh geli. Mendengar perdebatan mereka membuat suasana awal yang canggung langsung berubah dengan canda tawa.
Oval, kau menyebalkan.
Oval, seorang manusia yang bertubuh besar. Kalau kalian pikir tubuh besar itu adalah seperti Kekar, ber'otot. No. Bukan itu, tapi dia tubuh yang penuh dengan lemak. Berat badannya saja 60-75 kg, itu sih perkiraan saja.
"Wuhahahahaha, aku tertawa Oval." Andra terkekeh geli dengan gerakan yang licik." Tapi, itu tidak lucu. Kau menyebalkan oval!" ia menatap tajam-tajam ke dia.
Terlihat dari tepi lapangan terdapat seseorang yang sedang berjalan ke arah sini, sepertinya umurnya sudah setengah baya. Dia membawa sebuah dokumen yang dipegang oleh tangan kiri. Tangan satunya dibuat untuk menyumprit kami, agar tahu akan keberadaannya. "Prit..prit.."
Oh, dia ternyata kepala sekolah.
"Bagaimana kalian tadi berlatih, apa ada perkembangan?. Kuharap berita positif yang aku terima." ujar, ia menatap satu persatu anggota yang akan mewakili tim sekolah.
Ia mengernyit lalu berdiam diri beberapa detik. " katakanlah, kenapa semuanya pada canggung."
"Kabar nya sama saja seperti kemarin, ada pertengkaran setiap diri kami. Kalau Grayen masih tidak mau mengalah."
"Saya akan tetap! memasukkan kalian berdua ke tim yang sama. Saya tidak berubah keputusan." ujar kapsek( kepala sekolah).
"Lihat saja nanti." ujar Riko santai.
Kapsek menyorot matanya ke Andra dan Gray, ia terlihat kebingungan.
"Ada apa dengan pakaian itu?" tanya kapsek.
"Maksudnya?" ujar Andra dan Grayen bersamaan.
"Oh maksudku, kenapa kalian tidak memakai pakaian olahraga?"
"Mhm...emmm aku sengaja, tapi kalau Gray memang tidak sengaja. Ia tidak tahu."
Ia menghela napas berat, ah! Andra memang sering begini. Dirinya memang lumayan tahu kalau Andra melakukan ini pasti dengan alasan. Tidak bertengkar.
" Andra kenapa kamu, sengaja melakukan ini?" tanya kapsek.
"Karna tadi aku dihukum lagi, sebenarnya aku membawa baju salinan. Tapi waktu terpotong oleh hukumanku."
"Kau, dihukum menulis dipapan tulis lagi, Hahahahahahahah." oval tertawa geli membuat perutnya itu bergoyang.
"Yausudah, lupakan.Langsung to the point. Saya kemari ingin memberitahu besok datang lebih awal. Dan ya... Latihan kita diadakan besok setelah pulang kuliah." ia memberi jeda, lalu " Jangan lupa berkumpul disini lagi."
Mereka yang mendengar hanya mengangguk pelan, lalu bubar begitu saja. Semua anggota tim meninggalkan kapsek seorang diri.
Terlihat dari dirinya, ia hanya bisa menoleh ke kiri dan ke kanan melihat kepergian muridnya. Ia mendengus kesal,
"Memang murid, tidak memiliki etika." Runtuknya.
Grayen dan Andra berjalan bersampingan, menuju ke kelas sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Mereka berpisah saat di pertengaan Kantin.
"Byaaa..... See you." ujar Andra sebelum kehilangan Gray dari pandangan.
Hari ini di ruang Andra memang cukup ramai, karna dikelasnya saat ini lumayan banyak yang berjenis kelamin perempuan, memang kalau perempuan itu kalau sudah bertemu kembarannya membuat kuping dirinnya wegah!
Langkah Andra berhenti, ia menelusuri setiap bangku untuk melihat apakah dia masuk atau tidak.
Itu Rista, Mati aku! Batinnya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (51)

  • avatar
    EfrianIrjon

    cerita ini sangat menarik dan baik dengan cara berbicara antara satu dan yang lain intonasi yang sangat jelas baik dan komunikasi yang sangat baik saya tertarik dengan cerita yang anda buat dan rekan yang lain disatu sisi saya kira cerita ini tidak menarik ternyata malah sebaliknya cerita ini adik tidak singkat padat jelas dan memiliki sifat yang lembut dan berkualitas dan memiliki kreteria masing masing dari semua pemain yg ada dicerita sayang sangat puas dengan cerita ini terimakasih..

    18/02/2022

      9
  • avatar
    LakambeaIndrawaty

    🙏🙏🙏👍

    26/07

      0
  • avatar
    AsrafAmirul

    sangat best cerita ni

    08/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด