logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 6 Cuek

Kalo gue diem, tandanya bukan gue cuek. Tapi, gue lagi nyimpan masalah yang gak bisa gue ungkapkan.
-Septhian-
____________________
Sekian lamanya menunggu, akhirnya Reza selesai juga makan siangnya. Septhian masih ada di hadapannya, menunggu dirinya selesai.
"Lo gak ke kelas gitu?" tanya Reza kepada Septhian yang sedang memainkan handphonenya. Septhian menggelengkan kepalanya.
"Nungguin lo, males gue ke kelas sendirian." jawab Septhian, tanpa menoleh sedikit pun kearah Reza.
"Gue udah makan nya, tinggal bayar aja."
"Bagus lah, cepet bayar, gue nunggu disini aja." tanpa pikir panjang, Reza pun segera membayar makanannya ke Ibu kantin.
Septhian masih fokus dengan handphonenya. Tidak sengaja, ia melihat foto Ayahnya dan selingkuhannya di Instagram. Septhian terdiam sesaat, ia bener-bener membencinya, dan melaporkan postingan tersebut.
"Gak tau diri, udah tua pikirannya selingkuh terus!" geram Septhian dengan nada kecil. Reza pun menghampirinya, karena ia sudah selesai melakukan pembayarannya.
"Ayok ke kelas," ajak Reza. Septhian terkejut dengan kemunculan Reza, ia segera mematikan handphonenya. Septhian mengangguk dan berdiri meninggalkan kantin.
Septhian dan Reza, sedang berjalan melewati koridor sekolah. Septhian menatap kosong kearah depan. Di sepanjang perjalanan melewati koridor, tidak ada yang membuka suara sama sekali.
"Jadi ke Gramedia?" tanya Reza. Ia berusaha untuk mencairkan suasana begitu hening saat berjalan.
Septhian menggelengkan kepalanya. "Gak jadi deh, lain kali aja." jawabnya, kemudian, Septhian jalan terlebih dahulu meninggalkan Reza di belakang.
Reza hanya bisa menatapnya, ia memahami mood sahabatnya. Kadang membaik, kadang juga gak. Cuma Reza yang bisa memahami keadaan Septhian.
*****
"Hay sayang," sapa Arga, ke Sely. Sely merupakan Istri cadangan Arga. Sely pun menoleh kearah Arga yang baru datang ke kantor.
"Hay juga, sayang." sapa balik Sely.
"Kamu tumben ada di ruangan aku?" tanya Arga, sambil menyimpan berkasnya dimeja kerja nya. Sely menyilang tangannya di pundak Arga dan memeluk erat dari arah belakang.
"Aku cuman bersih-bersih ruangan kamu aja kok, biar kamu sehat sayang. Kalo ada debu nanti kamu sakit loh, kalo sakit nanti aku kangen." tutur Sely. Arga memegang tangan Sely dan mengelusnya dengan lembut.
"Kamu memang perhatian deh sama aku, jadi sayang kalo begini." balas Arga, lalu mengecup pipi Sely dibagian kiri.
Sely tersenyum senang, ia pun membalas ciumannya kepada Arga.
"Lihat aja Celia, aku akan merebut suami mu," gumam Sely sambil tersenyum miring.
*****
"Baik anak-anak, sekarang kita lanjutkan materi fisika minggu lalu." ucap Bu Neri, yang merupakan guru fisika yang mengajar di kelas XI dan XII.
"Baik, Bu." jawab kompak satu kelas. Seisi kelas mengeluarkan bukunya masing-masing dan segera mencatat materi yang sedang Bu Neri tulis di papan tulis.
Seisi kelas begitu hening, tidak ada yang mengeluarkan satu kata pun. Mereka semua sedang memfokuskan dirinya ke materi yang sedang diajarkan.
"Septhian..." panggil Yunita dengan nada rendah. Septhian menoleh kearah Yunita.
"Buat kamu," Yunita memberikan kotak makan nya kepada Septhian. Isinya berupa roti yang tadi ia bawa. Septhian hanya menatap kearah kontak makan tersebut tanpa mengambilnya.
"Gak," ketus Septhian, kemudian ia melanjutkan nulisnya.
"Buat kamu ini." lirih Yunita, dengan wajah yang memelas. Ressa yang mendengar pun segera menoleh kearah Yunita.
"Kalo dia gak mau gak usah maksa!" pekik Ressa, ia memutarkan bola matanya malas.
Yunita yang mendengarkan ucapan Ressa pun segera menurunkan makanannya. Dan memasukkan kembali ke dalam tas.
Septhian menoleh kearah Ressa. Ressa pun menyadari Septhian menatapnya, ia pun menatapnya balik dan tersenyum manis.
Septhian menatap sinis kearah Ressa, ia pun kembali melanjutkan nulisnya.
30 menit kemudian...
Kring....
Bel pulang dibunyikan, seisi kelas menghentikan nulisnya dan segera membereskan peralatannya kedalam tas. Karena jam pelajaran telah berakhir.
"Baik, pelajaran Ibu akhiri sampai disini saja. Kita lanjutkan materi di pertemuan berikutnya. Hati-hati kalian dijalan, Ibu pamit keluar." pamit Bu Neri. Seisi kelas pun, satu persatu keluar dari ruangan.
Septhian memasukkan novelnya kedalam tas. Kemudian Ressa menghampirinya.
"Ekhem..." deham Ressa. Septhian pun menoleh kearahnya, Ressa tersenyum-senyum tidak jelas kearah Septhian.
"Susu buat lo," Ressa memberikan susu vanilla kesukaan Septhian. Dengan cepat, Septhian berdiri dan langsung mengambil susu pemberian Ressa.
"Makasih." ucap Septhian, lalu pergi begitu saja sambil meminum susu pemberian Ressa. Sedangkan Ressa hanya mengangguk.
Ressa menatap kepergian Septhian, ia memastikan terlebih dahulu, Septhian sudah jauh atau belum. Dan ternyata, Septhian sudah jauh dari kelas.
"Yes!! Lo berhasil Sa, sebentar lagi, lo akan dapatin hatinya." Ressa tersenyum begitu senang saat Septhian menerima pemberiannya. Tanpa disadari, Yunita ada dibelakangnya sambil menurunkan kontak makanannya. Tidak lama kemudian, Yunita pergi keluar karena sudah terlanjur sakit hati.
"Kok Septhian jahat sih sama aku," gerutu Yunita, dengan ekspresi cemburu karena kecewa. Ia pun memasukkan makanannya kedalam tas nya. Tanpa disadari, Brahma mendengarkan ucapan Yunita.
"Yunita..." panggil Brahma, yang namanya dipanggil pun menoleh ke belakang.
"Apa?"
"Bareng yuk," ajak Brahma. Yunita terdiam sesaat, ia pun menggelengkan kepalanya.
"Gak, makasih." tolak Yunita. Saat Yunita ingin pergi dari hadapan Brahma, tangannya pun ditahan olehnya.
"Ikut gue." Brahma menarik paksa tangan Yunita. Sedangkan, Yunita hampir terjatuh karena tarikan begitu keras.
*****
"Lo kenapa? Dari tadi gue liat bengong terus," ujar Reza, sambil menyetir mobilnya. Septhian masih terdiam memandangi kearah jalanan dengan tatapan kosong.
"Gak apa-apa," sahut Septhian, tanpa menoleh sedikit pun kearah Reza.
Reza hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sahabatnya yang tidak bisa diartikan keadaannya.
Tidak lama kemudian, Reza menghentikan mobilnya di depan halaman rumahnya.
Reza dan Septhian membuka sabuk pengamannya secara bersamaan. Dan mereka pun keluar dari mobil.
"Gue pamit pulang aja." pamit Septhian.
"Lo lagi musuhan sama bokap lo? Intinya, apapun yang dia ucap, jangan lo denger. Okay?" Septhian mengangguk dan memeluk Reza dengan sekilas.
"Gue pulang dulu ya." Reza mengangguk. Septhian pun segera pulang kerumahnya. Begitu pun dengan Reza, ia masuk kedalam rumahnya.
"Assalamualaikum," salam Septhian, yang baru saja membuka pintu rumahnya.
Rumah begitu hening dan sepi, tidak ada seorang pun didalam rumah. Septhian tidak mempedulikannya, ia segera pergi menuju kamarnya.
Septhian membuka pintu kamar, ia menyimpan tas nya, tidak lupa membuka sepatunya. Setelah itu, ia pun menidurkan dirinya dikasih yang begitu lembut.
"Huh..." Septhian menghela nafasnya dengan kasar. Ia pun merubah posisi tidurnya menjadi duduk.
Septhian melihat sebuah dairy masa lalunya. Ia pun menghampiri meja belajarnya dan mengambil dairy tersebut.
Septhian mengusap-usap dairy nya yang sudah banyak debu. Ia pun membukanya.
Dear Zaza.
Kamu gak boleh pergi ya dari kehidupan aku. Kita sudah janji, kalo kita harus sahabatan sehidup semati. Tian bakal selalu ada buat Zaza, jadi jangan tinggalin Tian sendirian ya, Za.
12-06-2009.
Septhian tersenyum-senyum, ia membayangkan masa kecilnya dengan Reza yang begitu indah. Iya, Zaza itu adalah Reza. Septhian memanggilnya dengan sebutan Zaza.
Septhian mengambil satu pulpen yang ada dimeja belajarnya, ia pun segera menulis sebuah dairy di lembaran baru.
Dear Zaza.
Dunia memang begitu kejam ya. Dulu, saat kita masih kecil, kita selalu ingin dewasa dan bisa bebas dengan segalanya tanpa harus disuruh pulang oleh orangtua. Ternyata, itu semua hanya imajinasi saja. Sekarang, sudah dewasa, mereka berdua tidak mengizinkan gue untuk bebas sama sekali. Dari jutaan manusia, cuman gue, Za, yang gak mau kehilangan lo.
-Tian Kuat-
Septhian tersenyum saat sudah menulis sebuah diary. Buku tersebut sudah lama terbengkalai, untung saja tidak di makan oleh rayap.
Septhian memeluk erat buku tersebut, sambil membayangkan masa kecilnya yang begitu indah.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (83)

  • avatar
    AzkiaFebi

    bagus

    30/05

      0
  • avatar

    KERENN BANGETTTT

    26/05

      0
  • avatar
    Puspita SariAnita

    𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒖𝒑𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒈𝒆𝒏𝒖𝒔

    04/05

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด