logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bab 6 : Ancaman.

Sepanjang perjalanan Mala selalu memejamkan mata dan memalingkan pandangannya ke arah luar jendela sambil mengenggam tangannya erat.
Sementara Raj, beberapa kali ia menepis tangan gadis itu saat dia memegang tangannya. Namun, entah kenapa, saat ia membelai pipi dan pundak Lelaki berbadan tinggi dan gagah itu, dia hanya diam saja.
Sesekali Raj juga melirik ke arah Mala dengan perasaan campur aduk.
***
Beberapa jam kemudian.
Sampailah mereka semua di  sebuah Villa yang besar. Tidak hanya bangunannya yang besar, namun, halamannya pun juga tampak luas.
Beberapa pohon besar di sekitar bangunan Villa itu menambah ke asrian tempat itu.
Mobil pun parkir di samping bangunan Villa dengan sempurna. Kemudian, satu persatu mereka pun turun dengan semangatnya.
Saat mereka hendak masuk, Rohit dan Sapna terkejut melihat seorang gadis yang tak asing bagi mereka sudah duduk di teras depan bersamaan dengan kopernya.
"Esha?!" ucap Rohit dengan nada pelan.
"kau!? Apa yang kau lakukan disini??" tanya Sapna kesal.
"Kenapa.... Memangnya aku tidak boleh ada di sini?! Apa Villa ini milikmu?!" tanya Esha dengan sombongnya.
"Apa?" ungkap Sapna terkejut.
"Sudah cukup! Esha, kau tahu dari mana kalau aku ada di sini?!" tanya Rohit.
"Oh ayolah Rohit.... Apa kau tidak cerita ke mereka siapa aku sebenarnya?! Kenapa kau tidak memberitahu ke mereka siapa aku, hah?! Haruskah aku yang memberitahu ke mereka siapa aku?! Oke baiklah, Aku ... Adalah sepupu Raj." jelas Esha.
Semua orang terkejut mendengar pernyataan Esha terlebih Sapna dan Rohit
Sementara Raj hanya menatap diam ke arah Esha kemudian pergi begitu saja setelah menggelengkam kepalanya.
Ia melangkahkan kakinya menuju ke pintu depan Villa sambil lengannya di rangkul gadis yang bernama Amira itu. Mala hanya melirik diam melihat Raj dan Amira melangkah pergi begitu saja.
Hatinya sakit dan hancur saat melihat lelaki yang ia sukai secara diam ini pergi begitu saja tanpa mengeluarkan suara atau tindakan sedikitpun pada Amira. Lebih menyedihkan lagi, Mala tidak bisa berbuat apapun karena dia bukan siapa-siapa Raj, dan ia lebih memilih untuk mengalah.
***
Cklek.
Pintu terbuka.
Semua orang pun melangkahkan kaki mereka masuk ke dalam Villa.
Sesampainya di ruang tengah. Mereka pun meletakkan semua barang menjadi satu.
"Baiklah, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Esha.
"Bagaimana kalau kita makan dulu saja? Soalnya sudah lapar. Mal, kau bisa masakkan?! Jadi.... Masakin buat kita ya!" titah Amira.
Semua orang yang mendengar hal itu terkejut, terlebih Raj.
"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku! Biarkan aku membantu Mala memasak." ungkap Raj.
"Tidak boleh! Ayolah Raj, biarkan saja dia yang memasak. Kau! Ikut aku!" ucap Amira kemudian menarik Raj untuk duduk di sofa.
Dengan manjanya gadis pemilik tubuh langsing tak begitu tinggi ini pun memperbaiki kerah baju lelaki tampan itu kemudian memeluknya dari samping.
Kembali Mala hanya bisa terdiam melihat hal itu. Dapat terlihat dari sudut pandang Mala kalau Raj merasa bersalah dan ingin sekali membantunya. Tapi, sayang ia tak bisa berkutik.
Ia pun memutar tubuhnya kemudian melangkahkan kaki secara perlahan menuju ke dapur sambil menatap Raj dan Amira sedih.
Semua orang selain Amira dan Esha menatap Mala sedih dan tak tega. Melihat hal itu, semua orang pun kemudian langsung mendekati Mala di dapur.
"mal, kau mau masak apa? Biar kita bantu." ucap Nimisha yang langsung bersiap hendak membantu Mala.
"Tidak usah. Kalian duduk saja biar aku yang masak." jawab Mala kemudian mengambil panci yang di pegang Nimisha.
"Hei kalian! Apa yang kalian lakukan? Biar saja dia yang masak! Kita tunggu di sini dengan santai." teriak Amira kemudian tersenyum bangga.
Semua orang yang mendengar itu tampak kesal kemudian langsung menatap ke arah Mala kasihan.
Mala pun kemudian memberi isyarat ke semua orang sambil mengangguk dan menyuruh mereka hanya duduk saja.
Dengan berat mereka semua pun melangkahkan kakinya ke sofa kemudian duduk. Dapat terbaca dari raut wajah mereka terdapat rasa kasihan bercampur kekesalan.
Prem yang melihat hal itu pun langsung memeluk kekasihnya Priya dari samping. Begitu juga dengan Dev yang memeluk Nimisha kemudian mengangguk serta juga Rohit yang memeluk Sapna.
Sapna melirik tak suka ke arah Esha. Gadis yang terbilang cukup cantik itu pun langsung berdiri dan menghampiri Rohit setelah mengetahui tatapan kekasih Rohit itu.
"Rohit.... Kenapa kau seperti ini dengan gadis lain ketika ada aku di sini?" ungkap Esha sambil memeluk lengan Rohit.
"Hei! Siapa yang izinin kamu peluk lenganku?! Menjauh Lah!" usir Rohit kemudian kembali memeluk Sapna.
Setelah itu, Rohit langsung menatap Mala yang dia pikir adiknya itu dengan tatapan sedih dan tidak tega.
Sementara itu Mala, ia memasak sambil berlinang air mata menahan tangisnya.
***
Makanan pun jadi.
Mala meletakkan semua masakan yang dia buat di meja makan. Setelah semua orang berkumpul dan duduk di sana.
Kali ini Mala menyiapkan menu makanan yang biasa ia sajikan di cafe. mereka pun mulai makan bersama.
Semua orang makan dengan lahap dan enaknya, termasuk Amira dan Esha.
"Hhhmmm.... Mal, masakan mu enak sekali!" puji Nimisha yang langsung tambah beberapa masakan lagi.
"Kau benar." kata Sapna yang juga ikutan tambah.
Mala hanya tersenyum mendengar hal itu.
"Benarkah? Aku rasa.... Masakan ini tidak enak sama sekali. Hei! Kau masak dengan benar kan? Kau bisa masak kan?! Cih." ungkap Amira kemudian membuang sendok di piringnya.
Semua orang terkejut melihat hal itu, kemudian Nimisha pun berkata, "benarkah?! Aku tidak percaya, perasaan kau yang paling lahap di antara kita. Lihat piringmu sudah kosong duluan. Jangan ungkapkan apa yang berbeda dengan hatimu."
Mendengar perkataan itu semua orang menahan tawanya. Hanya Esha dan Amira yang terdiam kesal.
"Apaan sih! Diam kau! Raj ... Lihatlah, dia mengejekku.... Makanan ini memang tidak enak kan?! Hm.."
Raj hanya terdiam sambil memutar kedua bola matanya. Kemudian, sorot matanya menatap ke arah Mala yang sedang menunduk sedih. Terlihat piringnya masih penuh dengan makanan.
Raj pun memberanikan diri  mengatakan sesuatu pada gadis yang dia sukai itu.
"Mal.... Kenapa kau tidak makan masakanmu sendiri sedikit pun? Makanlah yang banyak biar kau tidak sakit!" pinta Raj sambil menambahkan beberapa lauk ke piring Mala.
Mala terkejut melihat tindakan Raj terhadapnya. Mungkin, jika di lihat dengan seksama kini muka nya sudah berwana merah jambu akibat menahan rasa malu.
"Hahahaha. kau lucu sekali Raj, harusnya ini untukku. Haha. Kau berhasil membuatku cemburu." ucap Amira tertawa kemudian langsung mengambil makanan yang Raj berikan pada Mala.
"Cukup, hentikan!! Ini tak lucu sama sekali Amira! Bukankah kau sendiri yang bilang kalau masakannya tidak enak!? Kenapa kau mengambil makanan yang aku berikan pada Mala!?" kesal Raj pada Amira sambil mengambil kembali piring yang di ambil.
"Ayolah Raj.... Jangan seperti itu."
Raj tidak memperdulikan perkataan Amira dan mengembalikan piring tadi ke Mala. Gadis itu pun tersenyum yang kemudian di balas senyuman menawan dan lembut oleh Raj.
"Ooohhhh...." serentak semua orang menggoda Raj dan Mala saat itu.
Sontak hal itu berhasil membuat lamunan mereka buyar kemudian tampaklah kegugupan di antara keduanya. Hanya Amira yang kesal melihat itu. Sedang Esha, ia hanya menggelengkan kepalanya cuek.
***
Setelah selesai makan.
"Selesai! Hei Mal, beresin semua ini plus cuci piringnya sampai bersih! Kau mengerti?!"
"Hei cukup!! Mala bukan pembantu yang seenaknya saja kau suruh-suruh!!" bentak Raj.
"Raj, aku hanya mengatakan apa yang seharusnya dia lakukan."
"Dan aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dengar Amira, sebelumnya aku sudah bilang padamu bukan, kalau kau boleh ikut ke Villa ku asal tidak membuat masalah!"
"Sudahlah.... Tak apa-apa, biar aku lakuin itu semua."
"Tapi Mal...."
"Its oke Raj." ucap Mala sambil mengedipkan kedua matanya mengangguk bersamaan dengan senyuman.
Mala pun membereskan sendiri piring dan gelas bekas mereka makan. Sempat yang lain ingin membantu, tapi langsung di cegah oleh Mala.
Kembali mereka hanya menatap punggung Mala yang semakin menjauh dengan rasa sedih.
"Kau benar-benar keterlaluan!!" cecar Raj.
"Apa yang sudah aku lakukan? Sudahlah, sebaiknya kita tentukan kamar mana yang akan kita tempati?"
"Yang pasti aku tidak mau sekamar dengan mu!" cecar Nimisha.
"Oke begini saja, aku, Priya, Mala dan Nimisha akan tidur di kamar sebelah kiri pojok. Soalnya aku lihat ada 4 tempat tidur di situ." jelas Sapna.
"Baiklah, kalau begitu, kita para lelaki ambil kamar tengah." ucap Raj.
"Berarti aku hanya berduaan dengan Esha dong di pojok kanan?!"
"Kenapa? Ada masalah?!" tanya Nimisha.
Amira hanya menggeleng saat itu. Kemudian Nimisha kembali berkata, "bagus!"
"Ya sudah, kita masuk ke kamar yuk, aku lelah. Biar aku yang bawain kopernya Mala." ucap Sapna.
Semua orang pun mengangguk kemudian mereka masuk ke kamar masing-masing.
"Mal! Kau sekamar dengan kita, di pojok kiri ya!" teriak Sapna memberi tahu.
Mala yang mendengar itu pun mengangguk dengan senyuman.
***
Setelah beberapa saat.
Amira keluar dari kamarnya dan mendapati Mala baru saja selesai mencuci piring.
Dengan senyuman miring nya ia melangkahkan kakinya menghampiri Mala.
Tiba-tiba.
"Aww.." teriak Mala kesakitan.
Ternyata Amira menjambak rambut Mala dengan kencang. Sontak hal itu membuat kepala pemilik gadis cantik berkulit sawo matang itu mendongak ke atas sambil memejamkan matanya erat.
Tangan kanannya memegang tangan Amira yang sedang menarik rambutnya saat itu.
"Dengarkan aku baik-baik! Jangan pernah coba-coba cari perhatian pada Raj. Ia itu milikku! Dia akan menikah denganku bukan denganmu! Faham!!" cecar Amira tajam sambil kembali menarik rambut Mala yang indah.
Mala hanya mengangguk saat itu sambil memejamkan mata. Pipinya tampak basah
Setelah itu, Amira pun melepas cengkeramannya dengan kasar kemudian langsung melangkahkan kakinya kembali menuju ke kamarnya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (119)

  • avatar
    AriansyahTegar

    sangat mudah

    1d

      0
  • avatar
    TeaAyanknissa

    sumpah ceritanya real seru banget

    29/04

      0
  • avatar
    SuhestiAde

    kasihan priya yang selalu khawatir akan kehilangan ibu nya

    25/07/2023

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด