logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 6 Gebetan Chika

Dalam ruang kelas yang terlihat begitu gaduh, tampak Kevin sedang duduk sambil membaca sebuah buku novel.
Lelaki yang sebentar lagi akan menginjak usia 18 tahun itu memang sangat gemar membaca novel, apalagi novel bergenre action dan horor.
Chika berjalan santai memasuki kelas, dengan langkah ragu-ragu, dia masih teringat dengan kejadian kemarin, rasanya sangat malu.
Tapi bagaimana pun juga, walau kemarin Kevin sudah berkata kasar kepadanya, tetapi dia tetap harus berterima kasih kepada Kevin.
Apalagi kemarin Chika juga sudah berjanji akan mengganti uang yang kemarin dia pakai.
"Kevin," panggil Chika dengan suara pelan.
"Hmm ...." Jawab Kevin.
"Makasi ya, untuk yang kemarin, Chika sekalian mau kembaliin uang punya, Kevin," ucap Chika.
"Iya!" ketus Kevin.
"Chika taruh di meja,"
"Hmm ...."
Chika menaruh uangnya di sebelah meja Kevin, tapi nampaknya Kevin tidak peduli, dan sepertinya ucapannya tadi itu hanya asal-asalan saja daripada tidak menjawab.
Setelah itu Chika duduk di samping Kevin, karena memang di situlah tempat duduknya.
Dan memandang Kevin yang masih asyik membaca Novel dengan fokus.
Lalu Chika melirik lagi uang yang dia taruh di meja tadi.
Masih tak di sentuh oleh Kevin. Namun tiba-tiba saja Kevin menoleh ke arahnya.
"Kenapa kamu ngelihat aku kayak begitu?" tanya Kevin dengan ketus.
Seketika Chika menunduk dan setelah itu Kevin pergi begitu saja, meninggalkan uangnya.
"Kevin!" teriak Chika.
"Kenapa?!" tanya Kevin seraya menolehkan kepalanya.
"Uangnya ketinggalan!" ucap Chika.
"Buat kamu aja!" jawab Kevin.
"Hah?! Gak bisa gitu dong! Chika gak mau punya utang sama, Kevin!" jawab Chika
"Gue ikhlas beramal sama rakyat jelata macam elu, kok!" jawab Kevin.
"Hah?!" Chika mengernyitkan keningnya.
Kevin benar-benar pria yang tidak punya hati, bisa-bisanya menghina Chika semaunya.
Tetapi anehnya, bukannya Chika membenci Kevin, justru hal itu malah membuat Chika semakin jatuh cinta kepada Kevin.
Melihat wajah Kevin yang sedang marah membuat hati Chika seolah meleleh.
Memang sedikit menyeramkan, tapi karena hal itu tingkat ketampanan Kevin benar-benar naik 1000% di mata Chika.
"Ah, kenapa si ya, Tuhan? Kevin ganteng banget, kenapa pula engkau ciptakan pria nyebelin dan ngangenin seperti, Kevin?" ucap Chika.
"DOR!" teriak Cindy mengagetkan Chika.
"Ih... Cindy! bikin Chika jadi kaget aja deh!" keluh Chika.
"Sengaja, hehe!"
"Ih, jail banget,"
"Hay, Cindy ...." terdengar seseorang memanggil dari belakang.
"Eh, Jono, kamu ngapain kesini?" tanya Cindy yang tampak kesal.
"Ciyeeee!" ledek Chika.
"Ih, Chika, nih ... resek!" keluh Cindy.
"Oopps, hehe," Chika tampak tertawa sambil menutup mulutnya.
"Yaudah, Chika pergi dulu ya, Cindy! Chika gak mau ganggu Jono yang lagi PDKT sama Cindy," bisik Chika di telinga Cindy.
"Ih, Chika! Jangan pergi dong! Kamu gak takut kalau Jono gigit Cindy? Mukanya Jono, 'kan serem banget," keluh Cindy.
"Udah tenang aja, kan, Jono udah jinak," bisik Chika lagi.
"Ewww, tapi ...."
"Ssst ... chika pergi dulu ya, bye, Cindy!" Chika pun berlari pergi meninggalkan Cindy.
Dan tampak Cindy yang sangat kesal karena ditinggal berdua saja bersama Jono.
"Cindy, jangan sedih dong! Kan, masih ada, Jono," ucap Jono.
"Terus, Jono, mau ngapain ke sini?"
"Ya mau nyamperin, Dedek Cindy, dong!"
"Iyuh, mau ngapain? Cindy gak mau temenan sama Bekantan!" cerca Cindy.
"Bekantan?" jono menggagruk-garuk kepalanya. Lalu Jono menepuk keningnya sendiri.
Plak!
"Ya salam, cowok ganteng mirip Justin Bieber begini di bilang mirip Bekantan!"
"Yiuuh, dasar Halu!" cerca Cindy seraya menepuk wajah Jono dengan buku tebal.
"Cindy! Jangan pergi dong! Tungguin, Abang!" teriak Jono.
Dan tepat saat itu, tak sengaja, Cindy berpapasan dan menabarak Naysila yang sedang berjalan.
Bruk!
"Maaf ...."
Es krim yang ada di tangan Naysila pun terjatuh dan mengotor sepatu milik Naysila.
"Ih, kalau jalan pakek mata dong!" teriak Naysila.
"Loh, bukannya kalau jalan itu pakai kaki, ya?" tanya balik Cindy dengan polosnya.
"Dasar, Barbie Lemot! Elu itu ngeselin, ya! Sama kayak teman lu yang mirip Gajah, itu!" cerca Naysila.
"Ah, maaf, Cindy gak sengaja," ucap Cindy.
"Gak mau tahu, pokoknya lu harus bersihin sepatu gue!" suruh Naysila.
"Tapi, Cindy, 'kan bukan tukang semir sepatu?"
"Ah, berisik!" bentak Naysila. Lalu dia mengajak Lala untuk membantunya menarik Cindy serta membawanya entah kemana.
Kedatangan Naysila ke kelas 11A, tak lain dan tak bukan adalah ingin menemui Kevin, si pria ganteng yang saat ini menjadi pujaan hatinya.
Dan sialnya, dia malah bertabrakan dengan Cindy sahabat dari Chika si musuh bebuyutannya itu. Apalagi kini sepatu Naysila menjadi kotor karena Cindy.
"Naysila! Kamu mau bawa Cindy, kemana?!" teriak Cindy.
"Pokoknya lu harus ikut gue!" jawab Naysila.
Naysila dan Lala berhenti tepat di depan toilet, lalu membawa Cindy masuk.
"Nih, buruan lu bersihin sepatu gue, sekarang!" perintah Naysila.
"Tapi, Nay ...."
"Buruan!" sergah Naysila.
Akhirnya Cindy yang memang sudah merasa bersalah itu pun menuruti perintah Naysila.
"Ok, Cindy bersihin deh," ucap Cindy.
"Good! Cepetan jangan lama-lama! Nanti keburu masuk! Terus gue gak bisa ketemu deh, sama, Bebeb Kevin!"
'Oh, jadi si Mak Lampir ini datang kemari karena pengen ketemu Kevin?' batin Cindy.
"Eh, malah ngelamun! Buruan bersihinnya dong, Lemot!" teriak Naysila.
"Iya dasar, Barbie Lemot!" cerca Lala sambil tertawa.
Cindy tampak sangat kesal, Naysila bicaranya terdengar sangat kasar.
Ingin rasanya Cindy membalas perlakuan gadis yang keterlaluan ini. Tapi sayangnya, dia tak berani, karena mereka berjumlah dua orang sedangkan dia hanya sendirian.
'Duh, Chika kemana, sih?' batin Cindy.
"Eh, ngapain malah bengong? Buruan ayo bersihinnya!" sergah Cindy.
"Iya! Buruan dong! Apa-apa itu jangan lemot! Kasian dong my Baby Naysila, jadi kelamaan nunggu! Nanti keburu masuk dan dia gak jadi ketemuan sama Kevin!" imbuh Lala.
"Lala, berisik!" pekik Cindy.
"Ih, berani ya, sama Lala?!" tantang Lala.
Lalu Cindy pun kembali terdiam, dia segera membersihkan sepatu milik Naysila, dan setelah ini mungkin dia akan mengadu dengan Chika. Agar Chika mau memberi pelajaran untuk mereka berdua.
"Udah selesai. Cindy udah boleh pergi, 'kan?" tanya Cindy.
"Ok, boleh. Tapi awas ya kalau sampai kejadian seperti ini terulang lagi, gua gak bakalan kasih elu ampun, Cindy!" ancam Naysila.
Setelah itu mereka pun keluar dari dalam toilet, dan Cindy segera memberitahu sahabatnya, kalau Naysila sedang menuju kelas dan ingin mendekati Kevin.
Chika pun tak mau tinggal diam, karena mendengar Naysila yang sedang berusaha mengejar gebetannya itu.
Dengan tergesa-gesa Chika berlari menuju ruangan kelas
"Wah, sialan tuh, Nenek Lampir, beraninya dia datang kemari!" gerutu Chika.
Dan benar saja, ketika memasuki kelas, Chika mendapati Naysila sedang berdiri di depan mejanya, serta tampak sedang mengobrol bersama Kevin.
"WOY MINGGIR!" teriak Chika.
Akankah terjadi jambak-jambakan ronde kedua ...?
Bersambung....

หนังสือแสดงความคิดเห็น (434)

  • avatar
    AntikaPipit

    bagus

    6d

      0
  • avatar
    AlifahPutri

    saya suka

    18/08

      0
  • avatar
    Putri Mayang Sartika

    Ceritanya sangat bagus tentang percintaan para remaja yg membuat kita tuh jadi melayang- layang seakan berada didalam cerita ini.

    12/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด