logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 5 Bukan Selera Gue

"Elu itu bukan tipe gue, Chika! Selera gue tinggi, gak kayak elu yang gendut, jelek, norak dan murahan kayak gini!" cerca Kevin seraya menyentuh sesaat pundak Chika dengan jari telunjuk. Setelah itu Kevin berlalu pergi meninggalkan Chika begitu saja.
Tampak kedua netra Chika yang bulat dengan bulu mata yang lentik itu mulai mengeluarkan cairan bening. Chika menangis, hatinya kini terluka. Ini adalah kali pertamanya ada seseorang yang menghina seperti ini. Meski dia sering di ledek karena tubuhnya gemuk, tapi mereka semua menyukai Chika, mereka tidak pernah berkata kasar dengan ekspresi merendahkan seperti ini. Tentu Chika merasa sangat sakit hati atas perkataan Kevin, apa lagi Kevin adalah pria yang sangat dia sukai.
"Chika seburuk itu ya ...?" Masih berdiri di depan kelas dengan suara tangis sesenggukan, perlahan Chika berjalan sembari menghapus air matanya di pipi.
"Kevin, jahat!" ucap Chika yang penuh kecewa.
"Chika!" teriak Cindy seraya menghampirinya.
Gadis berwajah mirip barbie itu tampak khawatir melihat sahabatnya. "Chika, kenapa nangis?" tanya Cindy seraya menghapus air mata Chika dengan punggung tangannya.
"Kevin jahat, Cin!" ucap Chika sembari memeluk Cindy.
"Emangnya Kevin abis apain kamu, Chik? Ayo bilang saja! Biar Cindy hajar!" ucap Cindy yang terlihat sangat menggebu-gebu.
"Emangnya, Cindy berani sama, Kevin?"  tanya Chika.
Lalu Cindy menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Enggak sih, hehe," jawab Cindy dengan cengiran tak berdosa.
"Ah, Cindy... Kevin jahat, masa dia ngatain  Chika 'gendut, jelek, norak dan murahan!'"
"Apa?! Masa iya sih dia bilang begitu?!"
"Iya, Cindy! Emangnya Chika jelek banget ya?!"
"Emm ... enggak sih, kamu itu gak jelek, kamu itu imut, Chik. Terus kalau gendut ... emang iya sih, kalau  norak ...?"
Cindy menaruh tanganya di bawah dagunya. "Emang iya juga, sih hehe!" ucap Cindy dengan polosnya.
"CINDY!" pekik Chika geram.
"Eh, tapi kalau murahan! Ya tentu pasti enggak! Karena Chika sahabatku ini orangnya gak asal-asalan suka sama cowok! Buktinya meski Bejo sering deketin kamu, tapi hati kamu tidak pernah berpaling dari Kevin!" tutur Cindy.
"Cindy ...." Chika memeluk tubuh Cindy lagi, dan kembali menangis.
"Sabar ya, Chika, pokoknya Chika gak boleh berhenti berusaha! Ingat Chika, kamu pasti bisa! Ayo semangat! Buat Kevin jadi tergila-gila sama kamu!" ucap Cindy penuh semangat dan mirip seperti orang yang sedang berkampanye Parpol.
"Tapi—"
"Pokoknya! Kamu gak boleh nyerah, Chika! Kamu pasti bisa! Kamu itu cantik, cuman gemuk aja! Kalau kamu kurus, jangankan Naysila, Lisa Blackpink juga kalah!" ujar Cindy dengan yakin.
"Maksud, Cindy apa?" tanya Chika.
"Sini!" Cindy berbisik di telinga Chika.
 
***
Sejak hari itu Chika mulai mengubah pola hidupnya. Dengan bangun lebih awal untuk berolahraga, serta membatasi konsumsi makanan yang tidak sehat. Dia menggantikan makanan yang berlemak, dengan makanan yang kaya serat.
Pagi itu, Chika masih berlari mengelilingi komplek perumahan tempat tinggalnya. Dia merasa sangat lelah, dan dia pun beristirahat sejenak.
"Duh, capek banget, kayaknya lemak Chika udah turun 2 kilo deh," ujar Chika sambil duduk selonjoran di tepi jalan. Tenggorokan gadis itu mulai terasa kering, namun sayangnya dia lupa tidak membawa botol air mineral.
"Aduh! Tadi kenapa Chika gak bawa botol mineral sih! Chika, 'kan jadi haus!" keluhannya bermonolog.
Netra gadis itu melihat, di seberang jalan tampak sebuah mini market, dan Chika segera berdiri untuk membeli sesuatu di sana.
"Untung Chika bawa duit, coba kalau enggak, mau gak mau harus pulang dulu deh," gumamnya. Dia merogoh sesaat uang dari saku celananya itu, untuk memastikan ada berapa jumlah uang dalam sakunya.
Dan ternyata ada sekitar 2 lembar pecahan 50 ribuan. Setelah itu Chika memasukkan kembali uang itu ke dalam sakunya lagi. Namun karena saking cerobohnya, uang itu pun tidak benar-benar masuk ke dalam saku dan akhirnya malah terjatuh. Chika tak menyadari akan hal itu, dia tetap menyelonong masuk ke dalam mini market untuk membeli minuman.
Setelah mengambil beberapa minuman dari dalam lemari pendingin, Chika menuju kasir. Tentu saja pada saat itu Chika sedang melawan hawa nafsunya ketika melihat jajaran kripik kentang beraneka merek dan rasa yang tersusun dengan rapi di dalam rak. Belum lagi ada jajaran cup mie instan kesukaannya yang benar-benar seolah sedang melambai-lambai memanggilnya.
'Kuat, Chika! Pokoknya harus kuat!' batin Chika.
Dia terus meneguhkan langkahnya agar tidak membeli apa pun selain air minum. Setelah sampai di depan kasir, Chika kembali tergoda dengan aneka permen lolipop, coklat, dan permen yang lainnya.
'Ya ampun itu coklat favorit Chika! Astaga, permen lolipop,  marshmello!' ucapnya dalam hati dan nampaknya hati Chika sudah mulai goyah.
"Ini aja, Mbak, belanjanya?" tanya si Kasir Minimarket.
"Eh, iya  Mbak!" jawab Chika yang terkejut.
"Ada kartu membernya?" tanya kasir itu lagi.
"Enggak, Mbak," jawab Chika.
Lalu kasir itu mulai menghitung belanjaan milik Chika yang hanya 2 botol air mineral ukuran besar dan beberapa camilan khusus untuk orang diet.
 
"Baik, total keseluruhan 40 ribu, mau bayar cash atau debit?"
"Cash dong, Mbak!" jawab Chika penuh percaya diri. Namun saat merogoh sakunya, tiba-tiba Chika baru sadar kalau uangnya sudah tidak ada.
"Yah, uang Chika udah gak ada!" ucap Chika sembari merogoh seluruh saku celananya.
"Yah, gimana dong, Mbak? Udah masuk hitungan nih?" ujar si Embak Kasir.
"Yah ... maaf, Mbak. Uang Chika hilang ...  gak jadi aja deh, ya?"
"Ih, gimama sih, ribet banget tahu! Gak segampang itu main cancel, Mbak! Makanya kalau gak punya duit jangan belanja dong!" oceh Kasir itu.
"Ih, Chika punya duit kok!" sangkal Chika.
"Tuh, buktinya gak ada!"
"Kan, Chika udah bilang kalau uangnya itu udah hilang!"
"Ah, alasan!"
"Ih, beneran kok!"
Chika terus berdebat dengan kasir mini market itu dan para pembeli yang mengantari di belakang Chika pun mulai kesal.
"Mbak! Bisa di percepat enggak sih?!" teriak salah satu pelanggan. Lalu Chika dan kasir mini market itu pun menoleh ke arah pembeli itu.
"Kevin ...." Ucap Chika yang syok.
Entah bagaimana ceritanya Kevin bisa berada di tempat ini, apa jangan-jangan Kevin memang tinggal di sekitar sini? Entalah ... Chika merasa bingung sekaligus malu.
"Biar saya yang bayarin belanjaan si Cewek Kere, ini!" ucap Kevin dengan ketus.
"Wah, terima kasih, Mas Ganteng!" ucap kasir itu yang tampak gembira. Sedangkan Chika hanya terdiam tak bergeming, rasanya benar-benar malu dan ingin mati saja saat itu juga.
"Ini! Ambil belanjaan lu!" ujar Kevin seraya menyodorkan keresek belanjaan Chika.
"Makasi ya, Kevin," ucap Chika.
"Lain kali, kalau gak punya duit jangan belanja mulu! Pasti duit lo abis buat beli camilan terus ya?!"
Chika menggelengkan kepalanya.
"Pulang sono! Dasar Buntelan Lemak!" cerca Kevin. Lalu dengan segera Chika meraih plastik itu dan berlalu pergi, tapi sesaat sebelum dia pergi, Chika sempat berkata kepada Kevin.
"Besok uangnya bakalan Chika ganti di sekolahan ...," lirih Chika.
 
 
Bersambung....
 
Ketika mata hati sudah tertutup akan cinta.
Maka logika tak lagi berguna ....
Note : Chika.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (434)

  • avatar
    AntikaPipit

    bagus

    6d

      0
  • avatar
    AlifahPutri

    saya suka

    18/08

      0
  • avatar
    Putri Mayang Sartika

    Ceritanya sangat bagus tentang percintaan para remaja yg membuat kita tuh jadi melayang- layang seakan berada didalam cerita ini.

    12/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด