logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 7 Tidak begitu buruk

"Lain kali kalo makan cilok berdoa dulu ya," ucap seorang pria yang berada disamping ka Putra sembari terkekeh pelan.
Dilla dan gadis kecil itu tertawa terbahak-bahak karena menganggap hal itu lucu.
"Put, ayo cabut ke kantin udah laper nih." ucap seorang pria yang berada disamping ka Putra.
"Sabar Napa Mal," cetus ka Putra mendesis kesal.
"Mal? Mala namanya?" ucap Dila sembari menunjuk pria yang berada disamping ka Putra.
"Akmal!" ucap pria yang berada disamping ka Putra sembari merapihkan jas osis nya.
"Kirain Mala," ucap Dila terkekeh pelan.
Ka Putra dan ka Akmal pergi ke kantin, meninggalkan Maya, Dila, dan Gadis kecil itu.
"Ar, Indonesia udah belum?" tanya Maya sembari memeluk botol Aqua pemberian ka Putra.
"Lebay. Sekalian aja nikahin tuh botol minum, siapa tau nanti berubah wujud jadi ka Putra." cetus Dila mengoceh tanpa tanda titik dan koma.
"Apaan sih Dil, baru meluk dimarahin. Ngajak berantem?" tantang Maya kepada temannya itu.
"Ini cuman botol minum aja," jawab Dila sembari memerankan iklan permen milkita.
"Ini real, dari air pengunungan. Satu botol minuman, setara dengan 120 kalori, ini kemasan minuman tiga ribuan," ucap gadis kecil itu sembari memerankan adegan anak kecil di salah satu iklan permen televisi.
Mereka bertiga saling bertatapan berbicara melalui telepati, lalu tidak lama kemudian mereka terkekeh melihat peran masing masing dalam iklan permen televisi itu.
"Kita berbakat juga ya ternyata," ucap Maya kepada Dila dan Gadis kecil itu.
"Berbakat bapak mu," cetus Dila sembari membuang bungkus cilok ia dan teman-temannya ke tempat sampah.
Maya, Dila dan gadis kecil itu masuk ke kelasnya, karena istirahat suda selesai.
"Pada sibuk ngerjain apa si?" cetus Dila kebingungan melihat teman-teman yang lain sibuk ke bukunya masing-masing.
"Ya pr Indonesia lah," jawab Tira sembari mengerjakan pertanyaan yang diberikan Bu Wati itu.
"Alah siah atuh aku Acan belum euy." lirih Maya di dalam kelas.
"Apa liat-liat?" tanya Artium yang sudah tau tatapan Maya jika seperti ini.
"Nyontek lah." ucap Maya terkekeh.
"Sudah kuduga, nih." ucap gadis kecil itu kepada Maya meng-asongkan buku miliknya.
"Makasih Ar," ucap Maya lalu melakukan aksinya.
Dila dan gadis kecil itu memutar lagu Dewa 19-kangen, karena merasa bosan dikelas sembari menunggu Bu Wati datang ke kelasnya.
"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un, Ar ini tugas banyak banget sampe berlembar lembar," ucap Maya dengan terus beristighfar.
"Itu tugas Minggu kemaren kambing, tugas yang sekarang cuman satu kaca." cetus Dila sembari menunjuk tugas sekarang yang dimaksud.
"Salah Saha te ngabejaan." ucap Maya merebut buku gadis kecil itu sembari mencatat kembali tugasnya.
Selang beberapa menit kemudian Ketua Murid (KM) datang setelah di ruang guru.
"Bu Wati ga masuk, lagi sakit kata Bu Rima." ucap Adit dengan nafas yang tidak teratur.
"Alhamdulillah." jawab serentak siswa di kelas itu.
"Tau gini mah gaakan aku kerjain atuh da, ieu tugas teh." gerutu Maya karena merasa sia-sia mencontek kepada gadis kecil itu.
"Sabar ya," ucap Dila menepuk pundak Maya.
"Lihat lah, tak ada yang peduli." ledek gadis kecil itu sembari merangkul pundak Maya dan menunjuk ke sekitar kelas mereka.
"Ah mending jajan we. Ar, Dil ngilu moal?" ucap Maya merapihkan buku nya dan menaruhnya di kolong bangku.
"Gass." ucap Dila lalu menggandeng tangan gadis kecil itu kepada Maya.
"Eh, anter ka kamar mandi hayu," ucap Maya mengajak Dila dan gadis kecil itu.
"Hah? ngapain?" ucap Dila.
"Ah hayu pokonamah. Ar ikut ga?" ucap Maya menarik tangan Dila dan mengajak gadis kecil itu.
"Ahaha, engga aku masi normal." cetus gadis kecil itu.
"Heh, aku juga Masih normal Ar, si Maya we yeh hayang di a anter wae." cetus Dila mengoceh tak jelas.
Gadis kecil itu hanya terkekeh melihat kedua temannya rusuh masuk WC. Karena bosan gadis kecil itu jalan jalan di depan koridor kelas. Mata nya menangkap seorang pria bermain basket dengan emosi, berkali kali memainkan bola basket nya tepat pada sasaran.
'Bugh!
"Aduh," lirih gadis kecil itu karena tertimpa bola basket milik seseorang.
"Alah siah boy, bola Aing eta." ucap seorang pemilik bola basket tersebut.
"M-maaf ma-maaf, ada yang sakit ga? sini aku obatin," tutur seorang pria yang masih diam melihat gadis kecil itu.
"Gapapa ko gapapa." ucap Gadis kecil itu.
"Eh tapi ada codet nya itu," ucap seseorang menunjuk ke jidat gadis kecil itu.
"Heh, ini emang dari dulu udah gini ya mon maap." cetus gadis kecil itu.
"Eh itu mimisan ya hidung? nih pake tissu nih," ucap seorang pria yang masih berada di hadapan gadis kecil itu sembari menyodorkan tissu.
"Makasih." ucap gadis kecil itu.
"Iya. Eh kelas sepuluh ya? baru liat soalnya," tanya pria pemilik bola basket tadi.
"Iya kak," ucap gadis kecil itu.
"Andara." tutur pria pemilik bola basket tadi sembari menyodorkan tangannya memberi kode ingin berkenalan.
"Artium." ucap gadis kecil itu menjabat tangan ka Andara pemilik bola basket tersebut.
"Yaudah aku lanjut main bola basket lagi permisi." ucap ka Andara pemilik bola basket tadi.
"O-oiya kak." ucap gadis kecil itu.
Divya menepis kasar lengan Gadis kecil itu, diikuti tawa kedua temannya.
"Lo jauh-jauh deh sana, jangan caper sama Andara!" titah Divya memainkan rambut keritingnya.
"Maaf kak, tadi ga sengaja kenalan sama kak An." jawab Gadis kecil itu.
"Inget ya. Sekali lagi lo deketin cowok gue, gue bakal bikin lo menderita seumur hidup!" peringatan Divya menakuti Gadis kecil itu.
Tak lama kemudian Maya dan Dila datang membawa gorengan bi Iim.
"Astaghfirullahaladzim, Ar punteun te diajak jajan." ucap Maya dengan nada khas Sunda nya.
"Iya gapapa santai," ucap gadis kecil itu, lalu kembali menatap ka Andara yang dari tadi mencetak point karena selalu tepat sasaran memasukan bola basket nya ke ring.
"Ar, nih aku bawain cimol bumbu nya pedes sama asin." ucap Dila menyodorkan cimol untuk gadis kecil itu.
"Kereen, Makasih ya." ucap gadis kecil itu mengambil cimol dari tangan Dila.
"Eh ai Bu Wati teh emang nggak dateng Dil?" tanya Maya kepada Dila.
"Lah mana saya tau," cetus Dila sembari mengunyah gehu buatan bi Marni.
"Bu Wati pelajarannya sampe jam berapa May?" tanya gadis kecil itu kepada Maya.
"Sampe pulang. Bentar lagi juga bel pulang," ucap Maya kepada gadis kecil itu.
Tak lama kemudian bel berbunyi menandakan pulang.
"Tuh kan bener. Hayu Dil, Ar kita beres beresin tas buat pulang." ucap Maya menarik tangan Dila dan gadis kecil itu ke koridor kelas.
Mereka baru membuka pintu kelas, tapi teman-temannya yang lain sudah membuat kericuhan.
'Byurr!!
Air menghantam wajah gadis kecil itu, Maya dan Dila menangkap tubuh seorang pria yang tak lain adalah Andri, ia menyemprotkan air ke wajah gadis itu.
"Dri, apa apan sih!" desis Dila mengambil botol Aqua yang dipegang Andri lalu membuangnya ke tong sampah.
"Lu ngasih tau ke ruang guru kalo kita gaada guru kan? ngaku Lo Ar!" ucap Andri memfitnah gadis kecil itu.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (139)

  • avatar
    NurNur mujizatin

    baguss👍🏻👍🏻

    18d

      0
  • avatar
    RiadyAgung

    Good

    23d

      0
  • avatar
    IshaqMaulana

    bagus video nya

    15/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด