logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Trauma Membawa Luka

"Kenapa?" tantang Stella dengan beraninya, meskipun masih lemah namun dia berusaha kuat melawan Maxim..
Membut Maxim kembali menggertakan giginya menahan emosinya.
Gadis ini benar benar membuat kepalaku sakit~keluhnya.
"Terserah apa maumu, cepat bangunlah," kali ini Maxim coba menurunkan volume suaranya.
Dddrtt
Satu pesan masuk di ponsel Maxim pun membuatnya mengalihkan arah pandangnya dan segera mengambil ponselnya.
Gak ada nama? nomor siapa yah ini? tapi sepertinya... ini nomor luar negeri~ucap Maxim dalam hatinya.
Maxim pun lantas membaca pesannya.
"Tunggu aku disana, aku akan kembali menemui kamu my Maxim.. karena aku gak bisa hidup tanpa kamu"
~Your future wife, Bianca~
"Bianca!" gumam Maxim pelan.
Jauh di ujung belahan dunia lain, seorang wanita cantik sedang berada di bandara dan mempersiapkan dirinya untuk kembali ke negaranya.
Wanita berambut panjang dan gelombang dengan lekuk tubuh yang seksi tentunya karena dia seorang model.
Bianca Sierra
"Maxim, wait for me.. i really miss you,"
Tubuh Maxim sedikit bergetar setelah membaca pesan dari Bianca.
Seseorang yang sangat special bagi hidup Maxim, namun Bianca mematahkan hati Maxim dan membuat Maxim akhirnya membenci pernikahan..
Throwback On~
Maxim dan Bianca menempuh study di universitas yang sama di Oxford University.
Hubungan keduanya berjalan dengan baik, Maxim begitu menyayangi Bianca, apapun yang Bianca minta pasti selalu dipenuhi oleh Maxim.
Hubungan keduanya berlanjut selama beberapa tahun, hingga akhirnya Bianca memilih karir sebagai seorang model, yang tidak diketahui Maxim adalah bahwa Bianca juga seringkali menjajakan tubuhnya untuk mendapatkan kontrak atau kerjaan sebagai model papan atas.
Di depan Maxim, Bianca selalu bertingkah sebagai gadis yang baik dan manja, sampai pada akhirnya, Maxim berniat untuk serius dengan Bianca, Maxim ingin menikahi Bianca.
Semua persiapan jelang pernikahan mereka pun sudah disiapkan dengan baik oleh Maxim.
Sampai pada akhirnya tepat hari H, dimana hari pernikahan mereka ditentukan, Maxim menemukan sang kekasih yang akan menjadi istrinya justru tidur bersama dengan pria lain, seorang CEO sekaligus produser dari rumah mode dan beberapa proyek film Bianca.
Dari sejak saat itu, Maxim membenci Bianca sekalipun hati kecilnya masih sangat mencintai Bianca.
Throwback Of~
Kembalinya trauma masa lalu membuat Maxim sedikit bergetar, kenangan kenangan pahit dengan orang yang sangat dia cintai seakan begitu menyesakan hatinya.
Wajahnya seketika pucat pasi, pandangannya kosong, tangannya gemetar menahan semua emosi dalam dirinya, kemarahan, sakit hati, bahkan kerinduan dengan Bianca.
"Pak! Pak Maxim? Bapak kenapa?" panggil Stella berulang kali, namun Max masih tetap terdiam.
"Astaga, kenapa dia? wajahnya pucat banget," gumam Stella terus memperhatikan Maxim. Stella pun berusaha menyadarkan kembali Maxim dengan terus memanggil namanya.
Namun Maxim seakan berada di dunia lain dan tidak mendengar suara Stella, membuat Stella berani akhirnya menyentuh tangan Maxim.
Kehangatan dari kulit tangan Stella seakan akan menyelimuti kedinginan hati serta tangannya, Maxim pun reflek tersadar dan melihat wajah Stella sudah berada di hadapannya, tanpa direncanakan sebelumnya, Maxim pun reflek memeluk Stella.
"Eghh!" Stella terkejut dengan tindakan Maxim. "Pak! tolong lepaskan saya," pintanya.
"Biarkan sebentar lagi.. aku hanya lelah."
Lelah? apa maksudnya sih? kenapa jadi aneh begini~pikir Stella lagi.
Aku akan menggunakan gadis ini sebagai alat untuk membalas dendam pada Bianca nanti, aku akan balas semua perbuatanmu... Bianca~batin Maxim.
"Pak, tolong lepaskan saya, saya gak bisa bernafas," kembali usaha Stella untuk meloloskan dirinya.
Maxim pun segera melepaskan pelukannya dan berganti memegang kedua pundak Stella, "Aku menyukaimu, aku sangat menyukaimu.. aku hanya tidak ingin kamu sakit lagi seperti ini, berjanjilah untuk menjaga dirimu juga dengan baik."
Bbam
Bagaikan disambar petir di siang bolong, Stella begitu terkejut dengan pengakuan yang diucapkan oleh Maxim, sang Bos.
See, aku tau kamu pasti sama dengan perempuan diluaran sana, sekeras kerasnya kamu... kamu tidak akan bisa melawan pesona seorang Maxim Williams, kamu pasti akan luluh dan bertekuk lutut dibawah kakiku.. Ya, aku akan menjadikan kalian para kaum suci dan lemah sebagai budak budak ku karena sesungguhnya kalian semua sama~batin Maxim dengan senyum seringainya.
"Pak!......." (Ucapan Stella dipotong kembali oleh Maxim)
"Saya tau ini mungkin begitu cepat untuk kamu, tapi saya sungguh sungguh," dengan memasang wajah sendunya, Maxim mencoba membuat Stella percaya padanya.
Cih! lihat saja matamu sudah benar benar mengharapkanku.. (hahaha), bahkan dari ujung kepala sampai ujung kaki dirimu sama sekali bukan tipeku, tapi why not dicoba, sekali pukul 2 korban terjebak~kembali pikiran jahat Maxim.
Kenangan Bianca seolah membangkitkan kembali kemarahan dan kebenciannya pada kaum hawa.
***
Sementara Ayah Maxim pun sudah mulai menggerakan orang orangnya untuk mencari keberadaan sahabatnya.
"Apa kamu sudah mulai mencari Simon dan keluarganya?," tanya sang istri Juliana.
"Sabarlah sedikit sayang, kita akan berusaha menemukan mereka dalam waktu dekat ini, aku sudah mengerahkan semua anak anak buahku dan intel bayaranku," ujar Robert.
"Baguslah kalau begitu, semoga ketika kita sudah kembali, kita juga bisa mendapatkan kabar dari mereka," balas sang Istri.
"Berdoa juga yang terbaik, supaya kita bisa menemukan mereka dalam keadaan sehat sehat," pinta Robert.
Keduanya pun saling menatap, "Amin, aku harap aku bisa menemukan mereka dalam keadaan sehat," jawab sang Istri kembali.
Sementara setelah mengungkapkan perasaannya, hubungan Maxim dan Stella mendadak canggung, terutama bagi Stella, kalau biasanya dia akan ketus dan galak di depan Maxim namun Stella mendadak berubah, karena pikirannya masih diliputi kebingungan untuk menyikapinya.
"Kamu memikirkan apa?" tanya Maxim membuyarkan lamunan Stella.
"Ah, Oh.. ehmm tidak ada," dengan terbata bata Stella pun menjawabnya.
Kenapa atmosfernya jadi dingin begini yah, biasanya Nona Stella akan galak eh terus itu si Bos kenapa jadi lemah lembut gitu ya~ kali ini giliran Billy yang dibuat bingung. Duduk bersama dengan sang driver Pak Andy, Billy coba mengintip ke belakang di kursi penumpang untuk melihat interaksi antara Stella dan Maxim namun usahanya berhasil di gagalkan oleh Maxim, karena dirinya lebih dulu ketahuan.
Yahh..Gagal deh~keluh Billy.
Sadar Stella, kamu itu adalah perempuan paling beruntung, CEO kamu sendiri menyukai kamu, udah ganteng, kaya lagi, udahlah terima aja udah, kamu gak akan bisa ketemu seperti dia~sisi lain dari Stella.
Nonono... sadar Stella, kalian itu berbeda bagaikan langit dan bumi, jangan terlalu berpikir ketinggian lagian bukannya kamu gak menyukai Bos kamu yang sombong itu kan? dan lagi mana mungkin dia menyukai gadis kampungan dan rendahan kayak kamu~ Stella seolah sedang bertengkar dengan dua sisi dalam dirinya, bahkan kepala Stella sampai benar benar pusing untuk memikirkannya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (113)

  • avatar
    ZaliyantiAmelia

    cerita ini sangatlah bagus.... butir air mata saya terus mengalir ketika membacanya, apalagi ketika membaca Stella yg sangat sabar dan disiksa tsbt,., smg sy jg bisa menjadi orang yg sabar dan tabah seperti Stella 😭 bahkan sekarang air mata jg blum mengering abis baca akhiran cerita td🌹😭😭

    29/12/2021

      0
  • avatar
    Tasnia RaniaTitis

    menarik

    04/12

      0
  • avatar
    Evie Yanti Saragih

    Terharu pas di akhir crta nya😥😍😍

    08/09/2023

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด