logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bab 31

"Ini misi yang Papa maksud. Rawat anak ini seperti anak sendiri. Anggap anak kandung kamu, saat Papa lihat sudah berhasil, kamu bisa bertanggung jawab terhadap anakmu. Dan saat anak ini besar, ia akan mengenal kamu sebagai ayah bukan Abang!"
Asem!
Ayden hanya diam dan menelan ludahnya gugup. Syalan! Segala cara ia usahakan untuk lari dari tanggung jawab, sekarang ia disuruh menjaga anak orang yang ia baru kenal. Walau ada getaran, saat Ayden menatap wajah polos Arjuna yang tertidur. Apa benar ia bisa jadi ayah di saat usianya masih 16 tahun?
"Semua dokumen Arjuna pakai nama ayah, nama kamu saat usia kamu sudah legal untuk menikah. Papa mau mengajarkan kamu bertanggung jawab, bagaimana setiap perbuatan ada konsekuensinya. Bagaimana kamu harus kewalahan mengurus anak. Kamu sudah cukup mengenal seks, dan kamu menyalah gunakan. Anggap saja Arjuna anak kamu yang lain."
Ayden diam. Sekarang statusnya bukan lagi pelajar, tapi Bapak orang. Bukan hanya satu anak, tapi dua anak. Bayangkan, usia kamu belum genap 17 tahun dan kamu sudah punya dua anak. Dunia seperti apa Ayden berada?
"Anak Mama sudah dewasa. Jangan mengeluh, karena ini memang yang akan kamu rasakan saat kamu bersedia bertanggung jawab pada anak kamu nanti. Arjuna juga akan menjadi anak kamu."
Napas Ayden terasa mencekik. Ia akan menjalani neraka ini hingga tua. Status ini tidak main-main. Tapi saat melihat wajah bayi Arjuna semua kekesalan itu sirna. Mungkin ia memang Tuhan ciptakan untuk menjadi ayah muda dan mengurus anak.
"Sini Mama gendong dulu. Abang akan punya baby sitter buat jaga Arjuna. Tapi saat Abang ada di rumah, semua kebutuhan Arjuna Abang yang urus. Biar Abang tahu, bagaimana menjadi orang tua. Karena Abang udah jadi ayah bukan sekarang?"
Ayden masih merinding. Ayah? Oh Tuhan, ia sama sekali tak pantas menyandang gelar itu. Tapi inilah takdirnya sekarang.
"Pikirkan semua ini. Mama dan Papa mau kamu belajar, nggak papa jadi dewasa sebelum waktunya. Padahal Papa dan Mama udah sediakan uang buat kuliah di luar negri, tapi kayaknya uang itu kita alokasikan buat kebutuhan Arjuna, kamu akan tetap kuliah di sini, dan mengurus anak. Saat Mama dan Papa lihat kamu sudah pantas jadi ayah, kamu bisa membawa anakmu kesini."
Setiap perkataan ibunya, semakin memberatkan Ayden. Laki-laki itu menutup matanya, kepalanya dipenuhi dengan tangisan bayi, suara bayi tertawa, kotoran bayi, bayi yang mengemaskan. Ya Tuhan ini sangat mengerikan, seharusnya Ayden bisa bersenang-senang dengan Rian dan Vrada bukan mengurus popok bayi dan minyak telon.
"Dan kamu harus bilang ke pacarmu jika Arjuna adalah anakmu juga. Semua orang harus tahu, Arjuna anakmu. Semua dokumennya nama Abang. Jadi secara resmi Arjuna nama Abang, saat Abang udah legal umurnya." Rasanya Ayden ingin berteriak, kenapa tak sekalian bunuh dia saja? Ia seperti tak sanggup menanggung semua ini sendirian.
Akhirnya Ayden menjalani hidupnya—dengan setengah ikhlas. Saat melihat kepolosan Arjuna, Ayden seperti berhenti mengeluh dengan hidupnya.
Benar, orang tuanya mengadopsi anak untuk menambah beban hidupnya. Orang tua Ayden tetap sibuk bekerja seperti biasa, dan dirinya yang sibuk mengurus, walau Arjuna sudah punya baby sitter sendiri tapi wanita itu sudah diberi amanah, jika Ayden berada di rumah maka biarkan dia yang mengurus semuanya.
"Hi Juna. Ini ayah." Ayden langsung memegang tangannya, merinding. Sialan! Ayah! Usianya masih muda, jika saat ia berusia dewasa maka tidak masalah jika ia dipanggil ayah, tapi sekarang?
Ayden belajar. Bagaimana membuat susu bayi, bagaimana mengganti popok bayi. Walau ia belum berani memandikan Arjuna, Ayden takut mematahkan tulang-tulang bayi itu. Akhirnya, baby sitter yang memandikan dan Ayden yang mengganti bajunya. Ia patut diberi penghargaan ayah teladan tahun ini. Walau Ayden meminta Arjuna jangan tidur bersamanya, ia belum bisa dan ingin seperti remaja normal lainnya. Ayden juga harus belajar karena ia sekolah.
Sebenarnya Ayden ingin menemui Delisha, walau tak tahu apa yang harus ia katakan pada gadis bodoh itu.
"Lisha! Aku udah punya anak lain. Jadi kita tidak bisa mengurus anak kita bersama. Kamu rawat anak itu, aku rawat yang satunya." Persoalan ini terus menganggu Ayden. Laki-laki itu baru pulang sekolah, dan sengaja menghindari Delisha terlebih dahulu. Ayden ingin punya jawaban yang pasti sebelum ia mengabari Delisha. Bagaimanapun, Arjuna menjadi tanggung jawabnya juga. Walau ia sudah berjanji akan bertanggung jawan masih dengan mengandalkan uang dari orang tuanya, hal inilah yang membuat Ayden tak berani membatah. Ia ingin mengambil hati orang tuanya, sebelum membawa Delisha masuk dalam kehidupannya.
"Lisha! Kamu mau nggak kita ngurus dua anak? Arjuna sudah 4 bulan, bentar lagi satu tahun dan anak kita juga lahir. Arjuna anakku juga." Fuck! Konyol sekali rupanya.
Ayden terduduk di balkon rumahnya sambil menghisap rokok entah sudah berapa ratus batang, frustasi. Ayden ingin menyelamatkan dirinya tapi ia malah terjebak. Sekarang ia harus mengurus Arjuna, dan bagaimana dengan Delisha? Bagaimana anak itu? Kenapa ia malah lebih peduli mengurus anak orang lain daripada anaknya sendiri? Ayden merasa masih terlalu muda untuk bisa mengambil keputusan yang tepat.
Sekarang jam setengah delapan malam. Arjuna sudah tidur dengan baby sitter. Terkadang Ayden seperti tak tega melihat Arjuna. Bayi ini adalah korban keegoisan orang dewasa apa ia juga bisa disebut korban keegoisan orang tuanya? Walau ia yang memulai semuanya. Akar permasalahannya kenapa Delisha hamil? Kenapa selama ini ia seperti tak tahu fungsi kondom?
"Lisha kamu bodoh!" Ayden menggeleng. Dia yang bodoh! Dia yang sejatinya tolol dan ini adalah hasil dari kebodohannya selama ini. Selamat menikmati kebodohanmu.
💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸
Siap tak siap, Ayden akan menemui Delisha hari ini. Ia akan membicarakan hal ini bersama. Mereka adalah anak-anak kecil yang terjebak dengan permasalahan orang dewasa. Ayden akan menemui Delisha bagaimana mengurus anak. Apa mereka mengurus bersama atau Delisha akan mengurusnya sendirian?
Walau sekarang Delisha harus menutupi semua kehamilannya dari semua orang. Hanya Mereka berdua, dan orang tua Ayden yang tahu kabar kehamilan Delisha. Walau orang tua Ayden belum tahu Delisha siapa.
Jika Delisha mau, Ayden akan mengenalkan gadis bodoh itu pada kedua orang tuanya. Siapa tahu, melihat Delisha akan membuat mereka luluh. Ayden menggeleng. Tidak! Justru orang tuanya akan semakin murka saat tahu usia Delisha masih sangat kecil dan juga bagaimana tubuh kecil Delisha. Gadis itu memang belum pantas untuk menjadi seorang ibu.
Ayden langsung membuang rokoknya sambil menginjak, saat melihat Delisha keluar dari pagar. Gadis bodoh walau dia tak sadar, Ayden seperti bisa melihat pancaran aura ibu hamil yang bisa dilihat dari wajah Delisha.
"Lisha!" panggil Ayden. Delisha berbalik, walau rasanya enggan. Ia tak mau lagi berurusan dengan si pembawa sial ini dalam hidupnya.
"Gimana? Kamu udah mau tanggung jawab?" tanya Delisha sarkas. Kalau boleh ia ingin meludahi wajah Ayden saking muaknya.
"Aku udah punya anak!" Sial! Rasanya Ayden seperti ingin meledak, ia melemparkan bom bunuh diri dalam dirinya sendiri.
"Maksudnya?"
"Aku memang laki-laki brengsek. Aku udah punya anak di luaran sana, bahkan dia udah lahir. Jadi apa yang kamu harapkan lagi?"
"Kamu cepat mati!" jawab Delisha tak mau kalah.
Ayden semakin merasa bersalah. Kebodohan apalagi yang ia lakukan sekarang? Shit!
"Jaga anak kita baik-baik. Tapi sepertinya aku nggak bisa bertanggung jawab, aku udah punya anak namanya Arjuna."
Seharunya Delisha sudah tahu jika laki-laki sial ini takkan bertanggung jawab, tapi rasanya kenapa begitu menyayat hatinya. Delisha tahu, selamanya anaknya takkan mengenal si brengsek ini. Ayden memang pantasnya mati.
Bagaimana mungkin dia bisa seenaknya celup sana-sini dan jadi banyak anak di saat usianya masih muda?
Sialan!

หนังสือแสดงความคิดเห็น (373)

  • avatar
    argariniratih pangestika

    novel nya bagus. banyak sekali pelajaran yg kita ambil dari kisah novel ini. miriss memang dengan anak muda jaman sekarang, semoga anak anak kita dan para remaja lainnya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. sangat disayangkan masa depan mereka harus hancur karna salah pergaulan.

    29/12/2021

      0
  • avatar
    SunifaMiftakhul

    ah aku seneng banget cerita ini😍

    05/08

      0
  • avatar
    YunusAshar

    Keren Kak, lanjutkan

    04/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด