logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bab 15

"Bisa-bisanya, udah sebulan tapi tak berhasil juga." Jovan menghisap rokoknya karena kesal. Pemburuannya tak membuahkan hasil. Si perek kecil itu susah sekali ditemukan. Ayden yang bersama rombongan memilih diam, karena ia yang selalu menyelamatkan gadis itu dari rencana busuk Jovan dan kawan-kawan.
Apa Ayden tulus? Kita lihat saja nanti. Ayden memilih pura-pura menggigit roti. Selama ini Jovan dan kawan-kawan tak tahu, jika ia sengaja tak berkumpul atau pura-pura izin karena ingin terus bersama Delisha. Bersama gadis itu seperti menjadi candunya. Saat melihat tatapan polos, tapi menyimpan banyak luka di dalam. Ayden bisa melihatnya, bukan berarti ia cenayang atau seorang psikolog handal, Ayden hanya bisa melihat melalui mata itu, mata itu mengatakan segalanya.
Ayden merenggakan jari-jarinya, diam-diam ia merindukan gadis itu. Ayden senang saat melihat bagaimana Delisha melotot padanya, bagaimana ekspresi Delisha yang membuatnya selalu gemas. Masih kecil, tapi kecantikannya bikin geleng-geleng. Bukan mau lebay, terkadang Ayden merasa Delisha seperti bidadari, bukan manusia sungguhan.
Cowok itu menyesap minumannya dan tak fokus pada temannya yang mulai mengatur rencana, walau ia punya rencana sendiri.
"Loe punya ide nggak, jebak."
"Hm?" Ayden pura-pura tak tahu, karena tahu urusannya akan ribet, jika mencoba mengikuti ide gila Jovan. Temannya memang nekat, dan juga tidak akan menyerah.
"Cara lain?"
"Ngikut aja bro. Kalian yang lebih banyak ide." Ayden menyugar rambutnya. Otaknya harus lebih cepat dari teman-temannya, jika tidak perkataan Jovan dan teman-temannya benar dilaksanakan. Ayden tahu, temannya ini nekat, dan ya bisa saja gadis manis itu jatuh di tangan orang yang salah. Lebih baik ia membuat ide gila yang terdengar konyol atau mungkin tak masuk akal.
"Kita buat taruhan. Siapa yang berhasil ambil perawannya, maka dia jadi pacarnya. Jadi, yang lain nggak boleh ganggu lagi." Sontak ke empat manusia yang duduk dalam meja bundar menatap tak percaya pada Ayden yang bisa punya ide segila itu. Otak Ayden lebih jahat dari mereka.
"Anjim, bisa-bisanya mikir kayak gitu." Ayden mengedihkan bahunya cuek. Lagian ini cara yang ampuh, agar Jovan tak lagi menganggu Delisha. Karena, Jovan nekat dan walau masih kecil tapi mulut Delisha sangat tajam. Gadis kecil itu tak takut pada apapun.
"Berapa lama waktunya?" Varda, Rian, Ayden anggota gang Abstrak langsung menoleh tak percaya pada si ketua geng yang setuju ide konyol ini. Ini adalah ide yang sudah umum terjadi di dalam novel-novel dan rasanya seperti mustahil untuk dilaksanakan Ayden tahu dirinya pasti berhasil.
"Seminggu." Ayden menaikan kakiknya di atas kursi, mengambil rokok dan menyulutnya. Sepertinya ini akan menarik, karena ke tiga temannya akan ikut dalam taruhan bodoh ini. Tak ada uang, karena harga perawan seorang wanita itu tak bisa dibeli, tapi dengan konyolnya Ayden memberi saran itu. Ia laki-laki yang bebas, dan juga nakal. Seks bebas adalah hal yang biasa, Delisha sudah dekat padanya, dan ciuman menjadi hal yang lumrah di antara keduanya, jadi memgambil keperawanan gadis polos dan bodoh itu tentu hal mudah.
"Apa itu nggak kecepatan?" tanya Rian membuka bungkus roti yang masih tersisa satu bungkus. Di antara gang Abstrak, hanya Varda yang sedikit baik dan polos. Tapi ia senang bergabung, karena gang Abstrak anaknya solid dan saling mendukung. Tapi sekarang, mereka harus berjuang sendirian. Varda akui, gadis yang mereka bicarakan dan sedang mereka incar memang memiliki kecantikan seperti Ratu Cleopatra konon katanya menjadi ratu tercantik di Mesir.
"Cukup bro." jawab Jovan sambil menggaruk rambutnya, dan mematikan puntung rokok yang sudah habis. Laki-laki itu menghembuskan napas kasar, sepertinya pencarian mereka akan menarik kali ini. Gadis itu akan masuk dalam pelukannya, dan ia telah berjanji, takkan bermain dengan gadis manapun, saat ia mendapati Delisha. Semua bukan karena dendam semata-mata, tapi Jovan ternyata harus mengakui kebodohannya, jika ia terpikat dengan pesona Delisha. Cleopatra versi mereka.
Varda memandangi Jovan dan Ayden bergantian, ia tahu di antara dua laki-laki salah satu pasti berhasil. Jika bukan Jovan maka Ayden yang akan mendapatkan. Memangnya dia tidak ingin? Tentu saja mau, tapi ia tahu ia selalu kalah pesona. Jovan adalah tipe badboy yang disukai para wanita jaman sekarang, Ayden tipe laki-laki yang membuat perempuan jatuh cinta sendiri dengan karisma yang ia miliki, dan ia juga tampan. Delisha itu sangat cantik, demi apa otak kotor Varda membayangkan jika mereka punya anak. Jika bukan barbie maka, bidadari yang bisa disebut.
Varda mungkin cukup berpuas diri dengan mengangumi dari jauh, dan melihat bagaimana salah satu temannya bahagia.
"Misi dimulai!"

หนังสือแสดงความคิดเห็น (373)

  • avatar
    argariniratih pangestika

    novel nya bagus. banyak sekali pelajaran yg kita ambil dari kisah novel ini. miriss memang dengan anak muda jaman sekarang, semoga anak anak kita dan para remaja lainnya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. sangat disayangkan masa depan mereka harus hancur karna salah pergaulan.

    29/12/2021

      0
  • avatar
    SunifaMiftakhul

    ah aku seneng banget cerita ini😍

    05/08

      0
  • avatar
    YunusAshar

    Keren Kak, lanjutkan

    04/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด