logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 8 Sampuraga

Suara jangkrik bersahutan menemani orang-orang yang masih belum memejamkan mata. Suara bising yang terdengar ketika siang tadi sudah berubah menjadi hening. Hanya cahaya bintang-gemintang dari langit yang sedikit menghidupkan suasana kelam. Dayat tampak duduk di pangkuan ayahnya pada malam senyap itu. Ia menatap sayu sorot mata lelaki yang penuh asa itu.
“Dayat mau ayah bacakan dongeng ?”
“Iya Yah, Dayat mau. Dongeng apa Yah ?”
“Dongeng Sampuraga. Sebuah cerita rakyat yang berasal dari daerah kita sendiri, tanah Mandailing. Dayat dengarkan ya, biar ayah bacakan”
“Baik Yah”
Pada zaman dahulu kala ada seorang pemuda bernama Sampuraga. Suatu hari ia meminta izin kepada emaknya untuk pergi merantau. Sudah sejak lama ia mendambakan kehidupan yang lebih layak. Di Padang Bolak, kampung halamannya yang gersang itu serasa tidak ada lagi kehidupan. Ia berniat akan merantau ke tanah Mandailing, karena kata orang-orang di kampungnya, daerah ini dulunya sangat subur dan banyak terdapat emas. 
“Mak, Raga minta izin tuk pergi. Nanti Raga akan cepat pulang jika cita-cita Raga sudah tercapai” ungkap Sampuraga ketika hendak berpamitan kepada emaknya.
“Iya Nak. Semoga kelak kamu bisa meraih apa yang diinginkan. Ini ada sebungkus nasi untuk bekal di tengah jalan. Semoga nasi ini bisa sebagai pengganjal laparmu nanti” 
Perempuan paruhbaya itu terlihat sedih ketika melepas kepergian si jantung hatinya, terlebih-lebih sampuraga dibesarkannya seorang diri semenjak sang suami telah lama meninggal dunia. Dengan sekuat tenaga, ia berusaha membendung air yang hendak meluap dari kedua sudut matanya. Matanya berontak. Perempuan yang sedang mengenakan kain lusuh itu tak kuat lagi tuk membendungnya. Air mata tampak mengalir membasahi pipinya. Ia seolah baru saja berjalan di bawah hujan deras sehingga wajahnya terlihat basah kuyup.
Sampuraga juga benar-benar merasa berat hati meninggalkan emaknya. Ia tidak tega membiarkan perempuan yang sedari kecil telah membesarkannya itu sendirian di kampung. Hati kecilnya menjerit. Di benaknya tergambar jelas semua pengorbanan yang telah dilakukan sang emak semenjak ia lahir. Langkah kakinya terasa kaku tuk melangkah, namun ia sadar, semua ini harus ia lakukan demi sebuah asa. 
Matahari meninggi di atas kepala. Para penduduk terlihat lalu-lalang. Sebagian pemuda tampak mengangkat kayu tuk diantar ke sebuah rumah besar di tengah-tengah kampung itu. Sebagian ibu-ibu dan anak gadisnya tampak menganyam tikar pandan di bawah rumah-rumah panggung yang berjejer dengan rapi. 
“Pak, kalau boleh tahu ini daerah apa ya ?” tanya Sampuraga kepada seorang lelaki tua yang sedang lalu-lalang.
“Ini daerah Sirambas Dek. Adek mau kemana ?”
“Sebelumnya maaf Pak, saya Sampuraga. Saya berasal dari Padang Bolak. Niatnya, saya hendak merantau ke Mandailing ini”
“O. Adek mau cari kerja ?”
“Kira-kira begitulah Pak”
“Kalau adek mau cari kerja, langsung saja ke rumah yang besar itu. Rumah itu milik seorang Raja, orang paling kaya di daerah ini. Di sana biasanya banyak pekerjaan”
“Baik Pak. Terimakasih banyak Pak”
Sampuraga terlihat sangat gigih bekerja di rumah Raja itu. Tidak ada  perasaan minder dalam hatinya. Ia tak kenal lelah. Tak ada satu pekerjaan pun yang tidak tepat waktu ia selesaikan. Semua orang sangat senang melihat Sampuraga karena kegigihannya dalam bekerja. 
 “Sampuraga, saya telah melihat kegigihanmu dalam bekerja. Saya sangat senang melihat pemuda sepertimu, untuk itu saya ingin menjodohkanmu dengan putriku. Apakah kamu bersedia Sampuraga?”
“Apakah tuan tidak salah orang ?. Bagaimana mungkin diriku yang hanya hidup sebatangkara ini bisa menikah dengan putri seorang raja ?”
“Saya tidak peduli dengan latar belakangmu. Kegigihanmu dalam bekerja sudah cukup bagi saya tuk mempercayaimu menjadi pendamping hidup putri saya”
“Kalau memang tuan menghendaki seperti itu, dengan senang hati saya akan bersedia menikahi putri tuan”
“Baiklah kalau begitu, kita akan mengadakan pesta besar-besaran”
Rencana pesta pernikahan Sampuraga dengan cepat tersiar ke suluruh penjuru negeri, tidak terkecuali ke telinga emaknya. Perempuan renta itu sangat senang mendengar berita bahagia ini, namun ia ragu, apakah yang mau menikah itu benar anaknya Sampuraga atau hanya namanya saja yang sama. Ia merasa tidak mungkin anak orang miskin bisa menikahi putri seorang saudagar kaya raya. Iapun berniat pergi untuk memastikan berita besar itu.
 “Ini namanya daerah apa Nak ?” tanya emak Sampuraga kepada seorang laki-laki yang sedang melayani tamu-tamu orja .
“Ini daerah Sirambas Inang”  
“Kalau boleh tahu, ada acara apa Nak, kenapa orang-orang terlihat ramai ?”
“Ada acara orja Inang. Putri raja menikah. Inang belum tahu ya ?, padahal undangan telah disebar ke seluruh penjuru negeri”
“Saya tidak tahu Nak. Nak, saya ke sini ingin mencari anak saya bernama Sampuraga, barangkali dia ada di sini”
“Yang menikahi putri raja ini juga bernama Sampuraga Inang, barangkali itu anak inang ?”
“Saya juga belum tahu Nak. Nak, bisakah kau antarkan saya ke sana, saya ingin memastikan apakah dia Sampuraga anak saya atau tidak”
“Iya inang, mari saya antar”
Perempuan tua itu sangat bahagia setelah melihat dari jauh bahwa yang sedang berdiri di singgasana orja itu benar-benar anak yang dilahirkannya dua puluh tujuh tahun silam. Airmatanya mengalir karena senang bercampur haru. Ia berjalan tertatih-tatih demi menghampiri si jantung hatinya itu.
Sampuraga kaget melihat seorang perempuan yang semakin mendekat. Wajah perempuan tua itu tidak asing baginya. Nuraninya merasa iba namun bisikan setan telah terlanjur menyelinap di telinganya. Makhluk durjana itu bergantungan membisikkan kata-kata yang dibungkus dengan madu. “Jangan hiraukan perempuan renta yang mendekat itu. Dia nanti hanya menginginkan hartamu. Dia datang hanya untuk mempermalukanmu” ungkap gerombolan makhluk terkutuk itu. 
“Sampuraga, anakku sayang. Walaupun emak tak diundang, emak datang ke orja pernikahanmu yang megah ini. Emak ingin memastikan bahwa yang menikah itu benar anak emak atau tidak” ungkap perempuan tua itu di depan orang banyak.
“Maaf anda siapa ?. Saya tidak mengenal anda. Berani-beraninya anda mengaku-ngaku sebagai emak saya. Emak saya sudah lama meninggal. Apa maksud anda datang ke pesta orang tepandang ini ha…?” geram Sampuraga memperturutkan bisikan iblis.
“Apakah kamu sudah malu mengakui saya sebagai emakmu Nak ?, sembilan bulan lamanya emak mengandungmu, bersusah payah Nak. Tiba-tiba kamu berkata seperti itu kepada emak. Emak tidak menyangka kau setega itu”
“Benarkahkah Bang ?, kalau memang benar itu emak abang, akui saja. Kasihan emak ini, kita tidak boleh durhaka kepada orangtua” ungkap istri Sampuraga.
“Jangan percaya dengan perempuan pembohong ini istriku. Saya tidak mengenal dia”
“Sampuraga anakku, apakah kau tidak kasihan kepada emakmu yang sudah tua ini. Dimana mata hatimu Nak ?”
“Hei ulu balang, usir perempuan tidak tahu diri ini. Hanya membuat malu saja sama orang banyak”
“Baik tuan” para ulu balang mematuhi. 
“Sungguh tega kau buat emak kandungmu seperti binatang. Jangan pernah memanggil saya sebagai emakmu lagi. Saya tidak akan pernah memaafkanmu Sampuraga. Semoga tuhan melaknatmu”
Angin bertiup kencang. Petir saling bersahutan. Hujan deras mengancam. Sampuraga panik. Para tamu orja berlarian menyelamatkan diri. Badai besar tiba-tiba datang menerkam secepat kilat, semuanya sudah tak bisa selamat dari bencana yang mematikan itu.
“Begitulah cerita rakyat Sampuraga. Dayat suka dongengnya ?”
“Iya Yah, Dayat sangat suka”
“Apa hikmah yang dapat Dayat ambil dari dongeng itu ?” 
“Hikmah yang dapat kita ambil adalah kita tidak boleh durhaka kepada orangtua. Jika suatu saat kita sukses, kita tidak boleh melupakan orangtua yang telah membesarkan kita sedari kecil”
“Dayat anak ayah yang pintar” ujar Hasan mendengar jawaban dari jagoannya yang sangat cerdas itu.
Bersambung....

หนังสือแสดงความคิดเห็น (65)

  • avatar
    Ardnsyhh Mrf

    begitu lah perjuangan seorang ibu yang selalu nyiapin apa saja untuk keluarganya

    09/08/2022

      0
  • avatar
    Rava Arrafi Setiawan

    Saya tidak mencapai apa-apa hari ini. Tidak ada satu hal pun yang produktif. Tapi aku bergaul denganmu, jadi, ya, hari ini bagus.🎉aku mau diamond ff geratis ff max

    10h

      0
  • avatar
    tasnimputeri

    👍👍

    4d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด