logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Unexpected Marriage

Unexpected Marriage

Ayyana haoren


Episode 1.1 Love Formula

Lo semua mau kan, nikah kaya impian gue?
Jelas mau lah... Nikah sama orang kaya, yang tajirnya melintir gak abis di sambar petir, dan 10 turunan pula. bahkan kalo bisa 100 turunan. Biar Anak, Cucu, Cicit, Canggah, Wareng, Udhek-udhek, gantung siwur, Cicip moning, Dobok bosok, Galih Asem, Gropak Waton, dan juga tektek bengek lainnya, gak merasakan kesengsaraan kaya gue. Yang hidupnya dari jerih payah sendiri bukan dari warisan.
Makannya jangan sampe salah masuk kamar! Kalo enggak.... Kelar hidup loh...!!
From.
(Yuki Bradwijaya ningrat.)
Orang bilang anak gadis itu tidak boleh bangun siang-siang, atau rezekinya bakalan dipatok ayam, tetapi beda halnya dengan Yuki yang selalu bangun siang setelah membuat rumus mendapatkan lelaki kaya raya. Sayangnya, rumus itu tak pernah berhasil sampai detik ini.
Tubuh tinggi, putih, hidung mancung, wajah cantik, terkadang tidak mudah mendapatkan lelaki kaya raya yang dia tunjuk. Bahkan dia juga sering mengalami kegagalan dalam hal percintaan.
Orang sering bilang, kalau gadis sempurna itu bisa mendapatkan lelaki yang mereka mau dengan sekali tunjuk. Namun, sayangnya itu hanya ada di novel, dan film saja. Kalau di dunia nyata orang cantik dan seksi itu malah akan jadi buruan lelaki berhidung belang.
Tidak ada di kamusnya, seorang Yuki mau jadi simpanan lelaki bermata keranjang dan hidung belang, atau mungkin istri sirih.
"Yuki...!" teriakan mamah Ira yang saat itu membuka pintu kamar.
Secara bersamaan juga teriakan mamah Ira mampu membuat kamar dan seisinya ikut  bergoyang.
Saat itu juga Yuki menutup telinganya rapat-rapat oleh bantal dan selimut.
"Ya ampun, kenapa kamar gadis seperti kapal pecah, semua barang-barang berserakan di mana-mana. Kamu itu udah besar, udah bukan anak kecil lagi. Anak gadis itu harus rapih kamarnya. Bagaimana nanti kalau punya suami, ngurus diri sendiri aja gak becus."
Omelan mamah Ira yang kesulitan menginjak lantai karna baju, celana, buku, pensil, tas, bahkan sampai baju dalam ikut berserakan.
Omelan Mamah Ira bagaikan hidangan nikmat di setiap pagi untuk Yuki.
"Kalau sudah punya suami, aku gak mau ngerjain tugas rumah, lagi pula aku bakalan nyari suami yang kaya raya, biar punya banyak pembantu dan ngerjain pekerjaan rumah, aku gak mau tangan, dan kuku cantik di jari-jariku patah," batin yuki menggerutu di balik selimut.
Yuki benar-benar tak menggubris ocehan mamahnya, yang membuat mamah Ira menarik selimut yang menutupi tubuhnya.
"Kamu gak liat ini jam berapa? Matahari udah naik ke atas, lagian bukannya kamu masuk kerja pukul sepuluh. Jam weker dari tadi ituh nyala terus setiap lima menit sekali, sampai telinga mamah pengang. Kamu itu udah di pecat sepuluh kali dalam satu bulan ini. Apa kamu mau di pecat lagi untuk ke sebelas kalinya karena telat?"
"Lima menit lagi, Mah!" jawabnya santai.
Mamah Ira pun menghela napas kasar dan memukul bokong Yuki dengan sapu lidi yang biasa di gunakan untuk kasur. Sampai akhirnya gadis cantik itu mengeluarkan teriakan dari meminta ampun. Gadis itu pun langsung beranjak dan loncat dari tempat persembunyiannya.
Yuki Bradwijaya Ningrat. Ningrat yang artinya golongan orang-orang bangsawan, yang hartanya tidak akan habis sampai tujuh turunan.
Tapi...sayangnya orang tua Yuki adalah keturunan ke sembilan. But kalian sudah bisa tebak dan bayangkan, kalau keturunan delapan, sembilan, sepuluh, dan seterusnya tidak kebagian harta warisan. Kaya Yuki gitu deh.
No, no, no, kalian tidak usah pusing dan khawatir.
Yuki aja tidak pernah sedih, karena mobil-mobilnya masih berjejer rapih. Pastinya mobil tersebut mahal dan keluaran terbaru semua.
"Bisa di bayangkan, kalau kalian jalan-jalan, traveling, liburan, pake mobil sport merah, wangi, mengkilat, licin, yang kaya gue sandarin saat ini," batin Yuki yang sedang memeluk mobil sport merah keluaran terbaru.
"Mba, Mba... tolong permisi dulu, saya mau lihat-lihat sebentar mobilnya," kata seorang wanita muda yang tak lain adalah pengunjung  di tempat dirinya melakukan pameran mobil.
Yuki yang saat itu sedang berkhayal pun, langsung berdiri tegak dan merapihkan penampilannya kembali. Bisa di bilang dia malu setengah mati.
"Yukii! gue kan udah bilang sama lo. kalo kerja itu yang fokus. Ingat,  FO ... KUS. Jangan ngayal terus," ucap seorang perempuan sebaya. Yang tak lain adalah Gita, sahabat Yuki.
"Yah maaf, Git."
"Ketauan pak Joni, baru lo tahu rasa."
"Iya, iya. Gita gue kan udah minta maaf. Gue janji besok gak berkhayal lagi kalo lagi kerja," jawab Yuki merujuk.
"Dari kemarin juga lo bilangnya begitu melulu sama gue," sarkas Gita mendelik.
"Git, hangout yuk?"
"coba tanya Yuda gih! Gue denger dia mau keluar kota," kata Gita.
"Serius Git, Yuda ada kerjaan ke luar kota lagi?"
"Katanya sih gitu, dia bilang ada pemotretan keluar kota, coba aja lo tanya lagi buat mastiin."
Sampai akhirnya di tengah-tenga obrolan mereka terdengar suara dehaman berulang kali dengan tatapan mendelik tajam, yang tak lain adalah pak Joni.
Pak Joni cowo idaman Gita yang isi dompetnya tebal, sama seperti perawakannya yang ikutan tebal dan montok.
*******
Benar saja ketika jam istirahat Yuki mendapat panggilan dari Yuda. Padahal sebelumnya Yuki yang berniat untuk menghubunginya terlebih dahulu.
"Lo dimana? Sama Gita ga?"
"Gue lagi di Lobby mall, lagi mau cari makanan?" jawab Yuki yang di lanjutkan bisikan Gita ketelinganya untuk nanyain siapa yang telpon Yuki saat ini.
"Yuda,Git, Yuda."
"Tanyain sama dia apa yang tadi gue omongin," ujar Gita mengingatkan.
"Ya udah gue on th eway  situ, tunggu tempat makan biasa," perintah Yuda.
"Tapi gue sama Gita lagi gak pengen di tempat makan biasa. Gue mau makan mie ayam pak Ujang," jawab Yuki.
"Ya udah, iya tunggu disana!"
Yuda pun, memutuskan panggilannya dengan Yuki.
"Lo matiin? Lo gak ngomong sama Yuda yang tadi gue suruh?" tanya Gita.
"Yuda mau kesini Gita, dasar bawel," sarkas Yuki yang saat itu sedang menambahkan saus dan sambal ke mie ayamnya.
Sudah dua puluh menit lamanya Yuki dan Gita menunggu Yuda, dan akhirnya Yuda datang dengan blackmoge kesayangannya. Motor yang harganya kisaran empat sampe lima ratus jutaan, yang Cuma bisa dibeli kalangan elit, tentu saja mampu membuat semua mata melotot ketika mendengar dan melihatnya. Moge tersebut juga selau membuat Gita melongo dan menelan ludah karena naksir. Bukan naksir sama Yuda, melainkan Blackmoge hitamnya.
"Maaf lama," ucap Yuda menghampiri Yuki dan Gita yang sedang menatapnya bersamaan. Yuda pun mengambil alih tempat duduk di depan Yuki.
"Lo telat lima menit, biasanya aja Cuma lima belas menit kesini, lah ini udah dua puluh lima menit," kata Yuki.
"Gue harus nutup studio photo dulu. Karyawan gue cuti," jawab Yuda tanpa rasa bersalah dan hendak menyantap mie ayam milik Yuki begitu saja.
Yuki, Gita, dan Yuda memang sering berbagi dalam hal apapun, termasuk makanan yang sudah ada di depan matanya. Dan tidak sedikit pun di antara mereka merasa jijik atau marah.
"Cuti ngapain? Nikahan?" tanya Yuki asal tebak.
"Nikahan, lo aja yuk nikah sama gue?" kata Yuda yang di balas tatapan mendelik ke arah Yuda.
"Nyokapnya sakit, jadi dia balik kampung," jawab Yuda memelas.
"Iyalah gue mau nikah, tapi nikahnya bukan sama lo yang pasti."
"Lah emang gue kenapa? Gue juga kaya bisa kasih lo rumah mewah, mobil sama studio foto," jawab Yuda meyakinkan.
"Iya lo emang kaya, tapi harta lo cuma habis sampe dua turunan doank," jawab Yuki asal dan di balas dengusan kesal.
"Berisik lo berdua, lo juga Yud, udah punya cewe juga masih ngarepin Yuki. Sekarang lo Kerja ekstra dong?" tanya Gita yang di balas anggukan singkat dari Yuda.
"Terus kedatangan lo kesini mau apa? Gak mungkin kalo gak ada apa-apa?" tanya Yuki to the poin.
"Gue mau ngajak lo sama Gita ke pulau Komodo."
"What pulau Komodo?" kaya Gita dan Yuki berbarengan dengan ekspresi nganga.
"Yaelah, biasa aja kali. Tutup mulut lo berdua gak usah nganga kaya orang norak," ucap Yuda lalu meneguk minuman milik Yuki.
"Ah, minuman gue di abisin," rengen Yuki mendelik.
"Tar gue ganti yah, sayang!" kata Yuda tersenyum.
"Serius lo mau ngajak Kita ke sana?" tanya Gita tak percaya.
"Serius lah ngapain juga gue bohong. Ingat, ini gak gratis."
"Iya gue tau gak geratis. Gue sama Gita harus siap jadi asisten lo yang siap di suruh-suruh, siap ngatur yang lagi prewedd juga, terus nyari konsep yang cocok sama tema, bantu editin sampe selesai bawain perlengkapan foto dan lain-lain," jawab Yuki mencoba mengabsen satu persatu.
"Anak pinter," ucap Yuda mengusap pelan rambut Yuki.
TBC
 Jangan lupa Vote dan komen

หนังสือแสดงความคิดเห็น (134)

  • avatar
    PasmatulkarimahDinda

    😍😍

    12/08

      0
  • avatar
    NurulSuhaibah

    Bestnyee

    24/07

      0
  • avatar
    IkaLoliana

    best

    22/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด