logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 10 Terbongkar

“Selihai apapun orang menyembunyikan kebohongan,suatu saat semua itu akan terbongkar juga. Seperti halnya sepintar apapun seseorang menyembunyikan bangkai, suatu saat akan tercium juga baunya.”
Waktu sudah hampir malam, Hilda dan Stefani keasikan berbincang-bincang dengan Silvia hingga lupa bahwa mereka mungkin saja membuat orang-orang khawatir. Hilda dan Stefani pamit pada Silvia dan kembali ke rumah sakit. Hilda izin untuk pulang ke penginapan sebentar, dikarenakan sudah 2 hari dia tidak pulang ke penginapan. Hilda bergegas dan memanggil taksi namun saat akan menelepon tiba-tiba teleponnya ada yang mengambil. Hilda kaget dan melihat siapa orang yang berani mengambil handphonenya.
“Awel, lo ngapain disini?”
“Gue denger suami lo masuk rumah sakit dan sudah 1 bulan ini di rawat. Kok gue nggak tau lo nikah Miw?”
“Ceritanya panjang Wel, gue nggak bisa cerita disini. Nanti kalau gue udah santai, gue akan cerita semuanya sama lo.”
“Kenapa gak sekarang aja? Lo mau kemana emangnya?”
“Gue mau balik dulu ke penginapan dan habis itu balik lagi kesini.”
“Yaudah, kalau gitu biar gue anterin lo, sekalian lo ceritain semuanya sama gue.”
Hilda berpikir, “Apakah hari ini tepat buat gue cerita semuanya sama Awel? Tapi, kalau nggak sekarang, gue juga nggak tau kapan gue ketemu lagi sama dia. Dan mungkin Awel bisa ngasih gue saran, seharusnya gue bagaimana dan harus ngelakuin apa.”
“Jangan banyak mikir, cepet nanti waktunya keburu abis.”
“Iya-iya.”
Hilda akhirnya menyetujui saran dari Silvia untuk diantarkan ke penginapan. Sepanjang perjalanan, Hilda menceritakan semua yang terjadi pada kehidupannya. Hilda menceritakan dengan sangat detail tentang bagaimana Hilda bisa kembali masuk ke kehidupan mantannya dan bahkan sekarang menjadi isterinya. Silvia yang mendengarkan Hilda bercerita, raut mukanya terus berganti-ganti. Kadang sedih, tertawa dan bahkan sangat tidak menyangka dengan apa yang di alami sahabatnya. Silvi berpikir bahwa kisah Hilda mirip seperti di film dan bahkan, Silvi berpikir bahwa Hilda sebenarnya bukan menceritakan kisahnya, namun Hilda sedang menceritakan kisah orang lain yang di bacanya. Silvi sangat tau bahwa Hilda hobby membaca dan mengkhayal. Bahkan Hilda sering berkata bahwa dia ingin cerita kehidupannya sama seperti novel. Berawal benci namun ujungnya cinta, berawal sedih namun akhirnya bahagia. Namun, Hilda juga tidak sepenuhnya ingin, kehidupannya sama seperti novel, yang di tulis dengan sebuah imajinasi. Karena kenyataannya, Hilda hanya menginginkan fase bahagia dan penuh cinta saja tanpa mau melewati fase kesedihan dan kebencian. Sungguh gadis yang lucu. Mana mungkin fase kehidupan hanya tentang bahagia.
“Itu bener kisah lo? Atau lo lagi nyeritain novel yang saat ini lo baca?”
“AWEEEL,,”
“Gue beneran nanya Miw, soalnya cerita lo itu banyak sedihnya, sedangkan yang gue tau, lo hanya mau hidup dengan bahagia dan penuh cinta. Tanpa mau menderita, terluka dan dibenci oleh orang yang lo cinta. Semua bertolak belakang Amiw sayang.”
“Andaikan Wel, gue bisa minta sama Tuhan seperti itu.”
“Jadi itu beneran hal yang lagi lo alamin? Kok gue masih nggak percaya.”
“Awel,,”
Sebenarnya Silvia juga tau, bahwa itu memang kisah Hilda. Sebelum bertemu dengan Hilda, sebenarnya Silvia sudah bertemu lebih awal dengan Arie, sahabat dekat Adnan. Silvia mengenal Arie, karena Arie adalah orang yang selalu memberi Silvia informasi tentang Hilda. Semenjak Hilda lost contak denga Silvia lima tahun yang lalu, Silvia terus mencari kabar tentang sahabatnya. Silvia selalu khawatir dengan Hilda. Apalagi saat Silvia tau, bahwa ayah Hilda meninggal karena sakit. Dan kini, Hilda memiliki suami yang sangat membencinya yaitu mantannya sendiri, Adnan Husein. Silvia tau, bahwa dulu Adnan adalah orang yang sangat dicintai dan mencintai Hilda. Namun, entah karena apa, Hilda memutuskan hubungannya dengan Adnan. Dari berita yang Silvia terima, Hilda dikabarkan berkhianat pada Adnan dan berniat untuk menguras harta Adnan saja. Silvia begitu khawatir pada Hilda, karena Silvia dapat merasakan bagaimana kondisi sahabatnya sekarang. Dia pasti rapuh dan sangat terpuruk atas semua yang menimpanya. Apalagi kini, Silvia jauh dan tidak bisa menghibur atau mendengarkan keluhan sahabatnya. Hilda adalah orang yang tidak sembarang curhat kepada siapa saja dan karena itulah Silvia khawatir akan sahabatnya dan terus mencari informasi tentang Hilda. Dari semenjak itulah Hilda mengenal Arie dan menjadikan Arie sebagai pemberinya informasi mengenai Hilda.
“Iya-iya, jangan nangis gitu, lo jelek tau.”
“Gue bener-bener nggak tau harus bagaimana, gue cape, gue lelah Wel. Gue mau ngilang aja dari sini, yang paling membuat gue sakit adalah, Adnan sangat memebenci gue dan bahkan nggak mau nerima gue sebagai isterinya.”
Silvia meminggirkan mobilnya dan memeluk Hilda, Silvia merasakan sakit, melihat sahabat yang sudah seperti saudarnya sendiri itu, menangis dengan sangat pilu. Kesakitan Hilda seakan sangan menusuk jiwa Silvia. Silvia berusaha tegar dan kuat agar mampu memberi kekuatan untuk Hilda. Silvia tersenyum dan menatap Hilda sangat lama. Silvia melihat ada banyak kesakitan di mata Hilda. Silvia menghapus air mata yang turun di pipi Hilda dan berkata, “Gue yakin lo kuat, dulu lo yang selalu bilang ke gue, bahwa Tuhan tidak akan pernah menguji hambanya jauh di luar batas kemampuannya. Tuhan memberikan lo kejadian ini, karena Tuhan tau, lo kuat dan bisa menjalaninya. Tuhan tau, bahwa lo bisa mengambil hikmah dari segala kejadian yang menyakitkan ini.”
“Tapi, gue ngerasa bahwa gue sendiri dan nggak ada yang bisa nguatin gue.”
“Gue pernah bilang sama lo Miw, jangan pernah lo menggantungkan harapan pada orang lain, karena semuanya akan mengakibatkan kekecewaan. Dan lo harus tau, bahwa Tuhan akan selalu bersama lo dan Dia nggak akan pernah ninggalin lo.” Tetaplah menjadi Amiw yang gue kenal, Amiw yang selalu berusaha positif thinking, Amiw yang selalu kuat. Gue akan selalu ada buat lo, meski tidak dalam pandangan mata dan mungkin hanya dalam do’a. Tapi gue akan selalu ada buat lo. Sesuai janji pershabatan kita, meski jauh di mata namun dekat di do’a. Kebersamaan dan keterikatan kita hingga sampai saat ini, bukanlah hal yang tanpa disengaja ataupun kebetulan tapi semua karena do’a yang sering kita langitkan Miw. Lo harus yakin bahwa semua yang terjadi dalam kehidupan lo adalah skenario terbaik yang telah Tuhan siapkan untuk lo. Tidak akan ada kesukaran jika tanpa kemudahan, tidak akan ada masalah jika tidak ada penyelesaiannya, bukankah itu yang selalu lo bilang untuk nguatin gue, disaat gue bener-bener rapuh.”
Hilda memeluk Silvia dengan sangat erat. Hilda merasakan bahwa bebannya seakan terangkat. Silvia menyadarkan Hilda, bahwa semua adalah skenario terbaik yang telah Tuhan susun untuk Hilda.
“Terima kasih, karena lo udah ngingetin gue tentang semua skenario yang telah Tuhan buat untuk gue.”
“Iya Miw, lo kuat. Tersenyumlah sahabatku. Karena kesakitanmu adalah kesakitanku juga.”
Saat Hilda mulai tenang, Silvia kembali mengemudikan mobilnya. Sesampainya di tempat penginapan, Hilda bertemu dengan ibu mertunya, Hilda melihat ibu mertuanya sedang menangis. Hilda dengan cepat menghampiri ibu mertuanya dan menanyakan mengapa dia menangis.
“Ada apa bun? Kenapa bunda menangis?”
“Adnan sudah tau, bahwa Stefani adalah adiknya. Kini Adnan kabur dari rumah sakit, dan bunda nggak tau, harus cari Adnan kemana.”
“Apa? Adnan sudah tau kalau dia dan Stefani adik kakak. Kok bisa Adnan tau bun?”
“Jadi, tadi bunda ke rumah sakit dan bertemu dengan Arie. Arie menyapa bunda dan tidak sengaja mengatakan bahwa bunda adalah bundanya Adnan, kebetulan juga Adnan ke luar dari ruangannya dan mendengarkan obrolan bunda dengan Arie. Adnan menanyakan tentang apa yang dibicarakan Arie, bunda mencoba mengalihkan pembicaraan, namun Adnan terus mendesak, hingga akhirnya bunda ngaku kalau bunda adalah bundanya dan Stefani adalah adik kandungnya. Adnan tidak terima dan langsung pergi. Bunda sangat khawatir sama Adnan. Kondisi Adnan belum pulih betul dan sekarang dia malah pergi dari rumah sakit.”
“Bunda tenang ya, bunda tunggu disini dan istirahat, Hilda akan cari suami Hilda.”
Hilda pamit dan mencari Adnan bersama Silvia.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (288)

  • avatar
    SuhaeniEni

    cerita nya bagus

    10d

      0
  • avatar
    SalsasabilahSalsa

    seruu bngettt 😭

    23/06

      0
  • avatar
    CmsTuser77

    sangat menarik

    06/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด