Iyus POV
Ini adalah hari ke 13 aku mulai masuk kerja sebagai staff kantor disebuah perusahaan yang bergerak di sektor pemintalan benang. Awal aku masuk kerja agak gugup juga. Maklumlah karena baru kali itu aku bekerja di perusahaan besar. Tadinya aku berpikir jika akan banyak ketegangan di tempat aku diterima sebagai karyawan. Apalagi orang-orangnya, pasti lebih individu dan sombong-sombong. Namun semua pikiran negthingku samasekali tak terbukti. Suasana tempat kerja yang nyaman beserta orang-orangnya yang wellcome membuatku langsung betah dan merasa telah benar mengambil pekerjaan ini.
Biarpun aku anak baru, tapi aku merasa jika senior-senior memperlakukan aku sama seperti yang lain. Enggak ada perbedaan dan itu yang membuatku enjoy mengerjakan tugas perusahaan. Mereka sangat baik dan tak segan untuk membantuku. Selalu siap menolong disaat kesulitan yang aku hadapi. Dan jujur sih, masih harus belajar banyak untuk mengasah kemampuanku. Meski itu di bidangku sendiri, marketing. Yahh.., karena aku baru kali ini terjun secara langsung dan lebih profesional. Harus sungguh-sungguh dan tak boleh main-main. Taruhanku adalah dipecat jika aku gagal mengemban tugasku. Dan buatku itu sangat memalukan.
Teman-teman kerjaku tak pernah pelit untuk berbagi ilmu. Kasih masukan yang memang bagi aku masih sangat membutuhkan sebagai tenaga baru dan juga junior. Salah satunya adalah seniorku yang menjabat manager. Namanya Anggra Himawan. Dia masih muda, tampan dan sangat diidolakan di tempat kerjaku. Satu lagi, dia belum punya pacar.
(Menurut sumber yang agaknya sedikit bisa aku percaya..)
Sempat heran juga, kenapa dia begitu perhatian terhadapku. Tapi aku enggak mau keGRan. Bisa aja karena dia merasa jika aku masih butuh bimbingan dan positif thingking jika itu dia lakukan sebagai tugas senior ke juniornya.
Dan justru aku merasa sangat bersyukur dengan semua yang telah aku dapatkan saat ini. Tiada henti untuk bersyukur.
Namun sayangnya, itu tak berlaku untuk di rumah. Berbanding terbalik malah dengan situasi tempat yang aku tinggali sekarang ini.
Dimana di situ ada angel cantik yang minim empati dan enggak punya hati nurani. Enggak punya rasa iba samasekali. Dia adalah cucu dari eyang Harnoto, kakak laki-laki dari nenekku. Meski bukan sedarah.
Adinda, gadis belagu dan sok paling kecakepan, sok paling trendi dan sok sok yang lainnya.. semua sifat buruk dia borong sendiri deh menurutku.
Sangat jahat dan nyebelin juga.!
Suka buat aku menangis dan insecure dengan sikapnya. Pokoknya enggak bagus-bagusnya di mataku.!
Sering aku berpikir dan terus berpikir, apa sebenarnya kesalahanku??
Tapi semakin jauh aku pikirkan semakin nyut-nyutan dan sakit kepalaku karena aku tak pernah bisa menemukan jawabannya.
Apa sebab dia tak suka sama aku?? Kenapa cucu eyang Harno begitu sangat membenciku tanpa alasan? Padahal aku enggak pernah menyentuhnya sekalipun. Yang ada justru Adinda yang selalu mencari-cari kesalahanku dan menjadi biang kerok menciptakan masalah demi masalah. Reseh dengan sikapnya terhadapku dan aku selalu mengalah dan diam. Kata-kata pedas ucapan-ucapan sadis dan seringnya menyakitkan aku terima darinya hampir disetiap pertemuan kita.
Seperti kejadian tadi pagi di rumah eyang Harnoto. Waktu itu pas aku lagi melakukan aktifitas mandi pagi.
Aku sungguh enggak ada niat sedikitpun membuatnya marah.
Karena aku pikir eyang Harno pergi ke kebun dan dirumah cuma ada aku, makanya pintu aku kunci. Itupun karena aku mau mandi. Baru juga beberapa menit aku masuk, dan belum selesai mengguyur tubuh tahu-tahu ada yang ketuk pintu depan. Aku kira itu eyang, makanya aku sedikit santai sebab aku tahu eyang pasti ngerti jika aku di jam-jam segitu, kalau enggak dari kamar mandi yah baru mau ke kamar mandi. Dan eyang tau, lebih memilih masuk rumah dari pintu belakang yang memang bisa untuk dimasuki dari arah samping rumah.
Sampai kemudian aku dengar suara yang mulai bisa aku kenali bersamaan dengan suara gedoran pintu yang lumayan keras. Terjingkat tubuhku pas suara pintu di gedor-gedor. Aku langsung gugup. Tergesa-gesa aku selesaikan aktifitas mandiku dan buru-buru mengenakan kimono beserta handuk di kepala lalu bergegas keluar.
Kulihat bayangan yang sontak bikin dadaku deg-degan tak karuan. Jantungku seakan hendak lepas dari tempatnya. Perutku mendadak kram dan terasa mules. Serius, sosok Adinda benar-benar membuatku takut dan takut setiap saat.
Padahal tiap hari aku bertemu dengannya, namun baru kali itu harus berhadapan langsung hanya empat mata.
Dengan gemetar aku buka pintu utama. Dan tahu apa yang pertama dia lakukan??
Sepasang matanya langsung tertuju ke arah dadaku yang masih basah oleh air. Membuatku segera tersadar dan buru-buru aku tutup bagian yang agak terbuka dengan kain kimono yang aku kenakan sementara sebelah tanganku yang lain membuka daun pintu lebar-lebar.
Aku sengaja dehem karena kurasa ulah Adinda sangat tak sopan. Matanya itu yang seketika menghadirkan gugup yang berlebih di diriku dan menjatuhkan nyaliku. Tajam dan agak genit sorotnya.
Ihh !
Untungnya dia juga langsung tersadar.
Coba kalau enggak?
Bisa-bisa kebelet pipisku jatuh di hadapannya.
Tengsin banget deh. 😏
Dan bukan Adinda namanya kalau kemudian dia sudi meminta maaf atas kekurang ajarannya itu. Bahkan dia bentak-bentak aku. Tanpa perasaan. Enggak pakai hati.
Cuma pakai nalarnya yang masih dia gantung diujung otak. Karena terpaku dia perhatikan aku,, mungkin dengan primusnya. (Pikiran mesum)
Aku mencoba sabar menahan semua rasa kesal dan marah. Dalam hati aku masih sangat yakin jika Adinda enggak seburuk itu sesungguhnya. Meski enggak 100% aku percaya tapi rasanya tampang seperti dia tak pantas aja aku gelari angel jahat.
Atau.., mungkin ada satu hal yang membuatnya berlaku jahat seperti itu ke aku dan aku sangat ingin tahu apa masalahnya yang membuat angel cantik itu selalu bersikap kasar terhadapku.
" Sebenarnya kamu sangat cantik kak Dinda, tapi sayang sikap kakak membuat rasa kagumku lenyap tanpa sisa."
Terkadang timbul keinginanku untuk membuatmu bisa tersenyum kepadaku.
Hanya untuk aku.!
Tapi dengan cara gimana??
Melihat bayanganmu muncul di balik jendela aja udah buat nyaliku terbanting dan ciut seketika, apalagi untuk menarik ujung-ujung bibir itu agar bisa membentuk bulan sabit nan indah dan sempurna untukku??
No no no !
Mimpi kali kamu bisa melakukan itu Iyus! Merubah kering hamparan gurun menjadi telaga yang menyejukkan untuk dipandang. Jika sampai hal itu terjadi, mungkin semua burung love bird peliharaan eyang Harno akan berpasang-pasangan berdansa dan berciuman untuk merayakan peristiwa dasyat itu.
Huufff !!
Ku buang nafas sepenuh dada. Sebentar lagi bel tanda berakhirnya aktifitas kantor akan berbunyi dan itu cukup menghadirkan detak di dadaku. Mendadak ada rasa malas menjalari hati dan berpengaruh ke badan jadinya.
Membayangkan pulang dan melihat sosok itu adalah hal yang paling membuatku hilang mood. Terlebih jika aku bayangkan besok hari dan besok hari dan seterusnya. Bukan tepar karena pekerjaan tapi tepar harus ngadapin angel jahat itu. Dia brnar-benar menguras energi.
Heumm
Meringisku sedih membayangkan itu semua.
Coba aja jika dia tak bermasalah denganku, pasti kita bisa jadi dekat. Bahkan mungkin seperti kakak adik, teman, sahabat yang bisa seru-seruan dan melakukan banyak hal berdua. Tapi itu hanya angan. Sebatas hayalanku yang aku sendiri sangat tak yakin bisa apa enggak.., 🥺
Melihat dan meraba situasinya saat sekarang ini, rasanya enggak mungkin. Mustahil sekali. Dia aja jika mencium keberadaanku mendadak hipertensi.. 😑
Menangkap adanya aku didekat eyang pun, seolah mau menelan tubuhku mentah-mentah. Begitu buas dan seperti ular yang kelaparan. Hiiyy.. Dari situ aja aku udah begidik ngeri..🥺😖
Enggak deh, bukan untuk coba-coba, mendekati Adinda, sama halnya meminta mati muda.!
Bisa kena strok bisa-bisa, karena kupastikan itu tak baik untuk kesehatan mentalku. Dia bukan seseorang yang bisa diajak asik, apalagi diajak gila-gilaan..(??)
Hemmm