logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

BAB 5

Matahari sudah terbit dari arah timur, ayam sudah berkokok sejak sinar menembus seluruh dunia. Nissa dan Azka sudah bersiap untuk pindah ke rumah milik Azka.
Azka memilih untuk tidak satu rumah dengan orang tuanya karena sejak remaja ia sudah mandiri dan tidak mau merepotkan kedua orang tuanya lagi.
semua barang-barang Nissa sudah berada di rumah Azka sejak mereka menikah, dan sekarang mereka hanya cukup membawa diri saja untuk tinggal di kediaman Azka.
sebelum pergi tentu saja mereka berpamitan kepada kedua orang tua Azka, dan juga para saudara Azka tapi tepat Azka dan Nissa akan pindah semua sanak saudara juga kembali ke kediaman mereka masing-masing.
"Hati-hati ya nak, mama kan sering main ke sana agar kamu ada temannya, "
"Terimakasih ma, aku tunggu,"
"ya sudah kalian berangkat sebelum jalan di padati oleh kendaraan, "
Nissa mengangguk, sekali lagi Nissa memeluk mama Lusi dan kali ini lebih lama, karena baru pertama kali ada seorang ibu yang memperdulikannya, dan sekarang gantian Azka yang berpamitan kepada sang mama.
"aku pulang, mama jaga diri baik-baik rumah ku terbuka lebar untukmu, "
"baiklah sayang, Hati-hati dan jangan lupa untuk memberikan cucu secepatnya, "
"ck, mam aku usahakan, "
Azka melepaskan pelukannya kepada mama Lusi, lalu berjalan ke arah mobil sambil menyuruh Nissa untuk masuk lebih dulu, setelah sisa hadiah pernikahan mereka masuk kedalam mobil Azka masuk juga di bagian kemudi.
setelah itu mobil mulai meninggalkan pekarangan mansion mewah milik kedua orang tua Azka, selama perjalanan hanya keheningan yang terjadi tidak ada salah satu di antara mereka yang berniat untuk bersuara.
perjalanan menuju rumah Azka pun sedikit lama karena jalan raya yang sudah di padati okeh kendaraan roda dua atau roda empat karena pagi hari dimana semua orang berangkat bekerja.
"mulai besok aku akan kembali bekerja, kau terserah apa yang ingin kau lakukan di rumah asalkan saat aku pulang kau sudah ada di rumah! "
"hum, baiklah, "
di antara mereka kembali hening hingga mereka sampai di kediaman Azka yang cukup luas, Azka lebih dulu turun dan di ikuti oleh Nissa, Azka menurunkan hadiah dan di bantu oleh beberapa pegawainya.
"ayok masuk, "
Nissa mengikuti langkah Azka dari belakang, saat masuk ia kagum dengan dekorasi rumah Azka yang bertema eropa, namun warnanya lebih cenderung ke abu-abu dan putih.
"kau satu kamar dengan ku! jika mama tahu kita pisah
kamar bisa-bisa aku di marahi habis-habisan olehnya, "
"hum baiklah, "
Nissa hanya menurut toh, Azka tidak akan melakukan apapun, tapi soal permintaan mama Lusi tadi Nissa jadi sedikit ragu jika Azka tidak akan melakukan apapun kepadanya terlebih mereka sudah sah sebagai suami istri.
cepat atau lambat Nissa juga harus siap untuk memberikan itu kepada Azka, ia juga ingin menjadi seorang istri yang berbakti selama mereka menikah setidaknya nanti saat mereka bercerai ia sudah memiliki pengalaman dalam rumah tangga.
Nissa di ajak ke lantai dua di mana letak kamar Azka berada, sesampainya di dalam kamar Nissa sedikit tercengang karena dekorasi kamar Azka yang mewah namun bertema Dark cenderung warna hitam dan abu-abu jauh berbeda dengan ruang tamu.
"aku ingin mandi siapkan bajuku! "
"ck, baiklah aku tahu, "
selagi Azka mandi Nissa menyiapkan pakaian untuk Azka dan setelah itu ia melihat-lihat kamar Azka, ia membuka pintu kaca balkon dan keluar menikmati udah yang sejuk di pagi hari, Nissa tidak mandi karena sebelum ke sini ia sudah mandi.
Azka keluar dari kamar mandi dengan keadaan rambut yang basah dan hanya menggunakan handuk yang ia lilitkan dari pinggang hingga lututnya. ia menghampiri Nissa untuk meminta mengeringkan rambutnya entah kenapa ia malah melakukan itu padahal biasanya ia selalu sendiri.
"Nissa keringkan rambutku! "
deg
Nissa berbalik dan terkejut melihat roti sobek milik Azka dan rambut Azka yang basah semakin membuat Azka terlihat seksi di matanya, Nissa dengan cepat menyadarkan diri dan mendekati Azka yang tengah memegang handuk kecil dan menunggunya.
"apakah kau tidak bisa melakukannya sendiri? "
"apa kau ingin menjadi istri yang durhaka karena tidak menuruti permintaan suaminya? "
mendengar itu Nissa langsung terdiam, ia memfokuskan diri dengan mengeringkan rambut Azka posisi mereka sangat dekat saat ini membuat Nissa sangat gugup dan takut jika Azka mendengar detak jantungnya yang berdebar keras.
Azka memeluk pinggang Nissa selama Nissa mengeringkan rambutnya, perlahan-lahan ia membawa Nissa masuk hingga berdiri di samping kasur tanpa Nissa sadari karena wanita itu masih terfokus dengan rambutnya yang basah.
"dia semakin cantik jika di lihat dari dekat, " batin Azka sambil terus memperhatikan wajah Nissa.
"su-sudah, "
Nissa sudah selesai dengan kegiatannya, dengan gugup ia menatap balik ke arah Azka yang juga tengah menatapnya tanpa berkedip sejak tadi. semakin di tatap seperti itu semakin membuat jantungnya berdetak dan merasakan gugup yang luar biasa.
"apakah kau memang berbeda dengan nya? "
"ap-apa maksudmu? lepaskan aku, "
"aku tidak akan melepaskan mu! "
setelah mengatakan itu Azka semakin mempererat pelukannya di pinggang Nissa, sekarang Nissa benar-benar tidak bisa lepas dari Azka ia sudah mencoba mendorong Azka namun apalah daya kekuatan nya tidak sebanding dengan Azka.
tatapan mata Azka tiba-tiba berubah, dari tatapan bisa menjadi tatapan lapar dan bergairah. Nissa seperti nya harus menyerahkan apa yang sudah ia jaga selama 22 tahun ini kepada Azka suaminya.
Azka menurunkan pandangannya dan menurunkan kepalanya mendekat ke kepala Nissa, Nissa sudah memundurkan kepalanya agar tidak terlalu dekat dengan kepala Azka namun dengan cekatan Azka langsung menahan tengkuk Nissa.
dengan kesempatan ini Azka langsung meraup bibir pink milik Nissa dengan lembut, awalnya Nissa terus memberontak namun karena permainan bibir Azka yang lembut lama kelamaan ia terbuai dan memilih memejamkan mata.
Azka melihat Nissa yang sudah pasrah di bawah tekanannya, semakin memperdalam ciumannya, ia sedikit menggigit bibir Nissa agar wanita itu membuka mulutnya.
Azka cukup lama memainkan bibir Nissa hingga mereka sama-sama kehabisan napas baru Azka melepaskan pangutan mereka, Nissa terengah-engah begitu pula dengan Azka yang masih menatap Nissa bergairah.
"frist kiss hmm? "
Nissa tidak menjawab melainkan langsung membekap bibirnya sendiri, sungguh ia tidak menyangka jika ia sudah berciuman dengan laki-laki yang bahkan baru dalam hidupnya.
"haha, wajahmu menggemaskan aku ingin memakan mu, "
tanpa aba-aba Azka langsung menggendong Nissa membuat Nissa terkejut dan mau tidak mau memeluk leher Azka, lalu Azka membawa Nissa ke atas kasur dan menidurkan wanita itu secara perlahan-lahan.
Nissa masih sangat terkejut dengan ciuman dan gendongan Azka tadi, belum selesai keterkejutan nya, Azka berkata ingin meminta itu sekarang membuat Nissa hanya bisa pasrah saja.
"aku ingin membuat anak sekarang sayang, "
Azka kembali mencium Nissa, ciuman kali ini lebih kasar dari yang tadi, tangannya tidak tinggal diam Azka memainkan dua gunung kembar hingga mereka melakukan hubungan suami istri hingga berjam-jam bahkan makan siang pun mereka lewatkan.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (404)

  • avatar
    ArmaArmawati

    cerita nya sangat bagus

    16d

      0
  • avatar
    AzzahraIsra

    Bagussss

    22d

      0
  • avatar
    AmaliaNurul

    kerenn

    23d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด