logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 15 Gladi Resik

"Bi ini taro mana?" Riko meletakkan tas Feby di sebelah kakinya.
"Udah di sini aja nanti ada yang bawain ke ruang ganti kok," jawab Feby.
"Gila keren banget nih panggung yak, pasti besok penampilan kamu paling juara bi," puji Riko yang menatap ke arah panggung.
"Bukannya kamu mau liat performnya Lira," sindir Feby sembari merapikan tasnya.
"Ah enggak, kok bilang gitu?" Riko bingung.
"Tadi ngeliatin dia sampe segitunya," ujar Feby.
"Ohhh pacar abang cemburu yaaaa, hayo ngakuuu," goda Riko.
"Kalo aku cemburu udah ku samperin ku jambak-jambakin rambutnya," jawab Feby.
"Wuih, keras juga pacar aku ini," Riko menahan tawa.
Beberapa siswa yang mengisi pensi satu persatu telah berkumpul di tengah aula untuk mendengar arahan ketua pelaksana mengenai gladi resik hari ini.
"Eh sorry yang nggak punya kepentingan di sini bisa tunggu di luar aula ya," ujar salah satu tim keamanan.
"Iya udah bi aku tunggu di luar ya, kabarin kalo ntar udah selesai ya," ujar Riko.
"Oke bebi," jawab Feby dengan senyum manisnya.
Saat Riko berjalan menuju ke luar aula, ia menjadi pusat perhatian banyak pasang mata siswi yang memerhatikannya. Perasaan salah tingkah pun di rasakan Riko kala melihat beberapa dari mereka tengah berbisik-bisik seolah membicarakannya.
Feby pun berdehem memberikan kode untuk segera di mulainya gladi resik waktu itu.
"Oh iya, hari ini adalah hari terakhir kita latihan ya guys, pokoknya kita harus berikan yang terbaik oke," ujar Ana.
"Oke," seru yang lain.
Gladi hari itu tidak semua pemeran memakai kostumnya masing-masing. Hanya beberapa peran yang mengharuskan memakai kostum sesuai tema pensi yang sudah di tentukan. Feby salah satu yang harus mengenakan kostum gaun panjang bak putri kerajaan untuk menambah kesan mewah saat membacakan puisi perpisahannya.
"Feb, kamu nggak usah make up ya, ganti kostum aja biar nggak wasting time kita," ujar Ana memberi arahan.
Feby pun langsung menuju ke sebuah ruangan di aula itu yang telah di sulap sedemikian rupa menyerupai ruang ganti. Feby yang kebetulan sendirian di sana bersusah payah untuk mengancingkan gaunnya.
Ssrreetttt
"Eh, makasih ya," ucap Feby.
Feby yang membalikkan badannya sedikit terkejut dengan sosok yang menolongnya mengancingkan gaunnya dari belakang.
"Iya sama-sama,"
Itu Lira, yang akan berganti kostum dancenya. Lira berlalu ke dalam bilik ganti untuk mengganti bajunya. Feby yang merasa canggung pun tak bisa membuka obrolan kembali dengannya.
Sesaat setelah Lira telah selesai mengganti bajunya, ia pun keluar dan duduk di depan kaca rias besar untuk make up.
"Lu tampil di inti acara ya," ujar Lira membuka obrolan.
"I...iya," jawab Feby.
"Pacarnya Riko?" tanya Lira yang masih sibuk mengoles lipstiknya.
"Mm, emang kenapa?" jawab Feby.
"Santai aja kali cuman nanya doang," ujar Lira dengan senyum sinisnya yang terlihat dari kaca rias.
"Ra ke stage sekarang," ucap salah satu tim yang memanggilnya.
"Oke," jawab Lira.
Tatapan Lira seolah tidak bersahabat melihat Feby. Sebelum ia benar-benar meninggalkan Feby, tampak Lira melirik sinis pada Feby di iringi dengan senyuman anehnya.
"Go go go, dancer dah lengkap semua kan? yok," teriak Ana menggunakan toa nya.
Tim dancer yang di ketuai oleh Lira begitu selaras dengan gerakan yang di tampilkan begitu dinamis. Seluruh mata tertuju pada Lira sebagai center dancer tersebut. Feby menyaksikan pertunjukan itu penuh kagum.
Gemuruh tepuk tangan memenuhi aula ketika Lira selesai menampilkan dancenya.
"Jadi kurang gimana Na?" tanya Lira.
"Oke sip kompak terus sampe besok ya," jawab Ana.
"Oke gue udah selesai ya, boleh cabut duluan kan?" Lira meminum air mineral di tangannya.
"Oke oke, thanks ya, see you tomorrow," ujar Ana.
"Guys gue duluan ya," ucap Lira meninggalkan aula.
Lira sebenarnya tidak tertarik dengan organisasi atau perkumpulan semacamnya, maka dari itu ia mengiyakan tawaran untuk mengisi acara pensi sekolahnya dengan syarat ia tak mau berkumpul untuk rapat atau sebagainya. Ia hanya mau latihan dan setelah selesai ia akan meminta untuk pulang lebih dulu, hal itu pun di iyakan oleh Ana.
"Duh panas banget gila," gumam Lira mengecek ponselnya.
Saat ia berjalan menuju ke luar gerbang, Riko pun menyapanya dari arah pos satpam sekolah.
"Hei Ra, dah beres emang?" tanya Riko setengah berteriak.
"Gue udah, yang lain belum, duluan yak," ucap Lira yang terburu-buru menuju halte di seberang sekolahnya.
Namun entah Lira kehilangan fokus atau tak memerhatikan jalanan yang lengang waktu itu, ia pun terserempet sebuah motor yang melaju dengan kencang.
Bbbrraaakkk
"Raaaaaa," teriak Riko.
Riko dan dua satpam penjaga sekolah menghampiri Lira yang telah tersungkur di pinggir jalan dengan kaki dan sikunya berdarah. Motor yang menyerempetnya pun segera menancapkan gasnya agar tidak di haikimi masa.
"Woiii, jangan kabur lo!" teriak Riko pada motor tersebut.
Riko pun menghampiri Lira dengan kepanikannya.
"Ra, lu nggak pingsan kan? gue bawa ke rumah sakit ya?"
"Oouchh, aw," rintih Lira.
"Pak tolong cegatin taksi," ujar Riko yang sigap membopong tubuh Lira.
Akhirnya pak satpam pun membantunya untuk mencarikan taksi. Tak berselang lama munculah sebuah taksi di hadapan mereka. Segera Riko membopong dan memasukkannya ke dalam taksi.
"Pak nitip motor ya, nanti saya ambil," ucap Riko.
"Iya iya, tiati ko," jawab pak satpam.
Taksi pun melaju ke rumah sakit terdekat dari sekolahnya. Riko yang sedikit panik berulang kali menanyakan keadaan Lira.
Sesampainya di UGD, Lira segera di bawa untuk di periksa. Riko yang menemani hanya bisa menggenggam tangannya memastikan bahwa Lira dalam keadaan sadar.
Hampir lima belas menit kemudian dokter pun keluar dari ruangan UGD.
"Dok, gimana apa ada yang serius?" tanya Riko panik.
"Oh tidak parah, cuman pergelangan kakinya keseleo dan beberapa luka ringan di siku dan lututnya.
Riko pun buru-buru menghampiri Lira di dalam UGD.
"Ra, apa yang di rasain? yang mana yang sakit?" tanya Riko panik.
"Apaan sih lu lebay, gue cuman lecet doang," jawab Lira yang sudah terduduk.
"Nggak parah kok mas pacarnya, sekarang juga udah boleh pulang kok," ucap suster.
"Ini mau gue telponin ortu lu apa gimana?" tanya Riko.
"Nggak, nggak usah, anter gue pulang aja ko," jawab Lira.
"Oh oke yuk gue bantuin,"
Setelah mengurus administrasi rumah sakit, Riko pun mengantarkan Lira pulang ke apartemennya menggunakan taksi. Lira yang masih pincang hanya bisa mengaduh saat Riko membantunya berjalan.
"Harusnya kita pake kursi roda aja tadi Ra," ucap Riko saat mereka sudah berada di dalam taksi.
"Gue cuman keseleo bukan lumpuh," uca Lira.
"Udah sakit bandel pula,"
Sementara itu pak satpam yang mengetahui kejadian kecelakaan Lira pun segera menuju ke aula untuk mengabarkan pada anggota yang lain.
"Hah? kecelakaan pak?" Ana terkejut ketika pak satpam menceritakan kronologis kejadian.
"Iya neng, tapi langsung di bawa ke rumah sakit sama Riko tadi," ujar pak satpam.
Feby yang mendengar itu pun sontak kaget. Bukan karena kecelakaan yang menimpa Lira, namun keberadaan Riko yang ternyata mengantar Lira ke rumah sakit.
"Parah nggak pak?" tanya Feby yang menghampiri.
"Wah tadi sih luka-luka berdarah tangan kakinya," jawab pak satpam.
Feby pun mencoba menghubungi Riko saat itu juga.
"Nggak di angkat," ucap Feby.
"Neng nelpon Riko?" tanya pak satpam.
"Iya pak, nyambung sih tapi ngfak di angkat," Feby mulai khawatir.
"Oh hp nya di tinggal di pos, tadi nitip di cas, sama nitip motor juga malahan," jawab pak satpam.
Feby kebingungan bagaimana menghubungi Riko. Sedangkan ia tak mungkin menyusulnya ke rumah sakit entah rumah sakit mana.
"Ya udah balik latihan lagi, nanti gue yang liat keadaannya Lira ya," ucap Ana menepuk bahu Feby.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (492)

  • avatar
    Ndrii

    ditunggu kelanjutan ceritanya yaa kaa😍 seruu bngeet😊, smpee kebawa suasana aku bacanya:)

    19/01/2022

      1
  • avatar
    HOMEGREA

    hidup adalah proses, dalam proses ada kenyataan yang terjadi kadang tidak sesuai harapan dan harus di jadikan pelajaran hidup, pelajaran hidup memberi pengalaman yang membuat kita bijak membuat keputusan yang tepat dalam memilih jalan terbaik untuk masa depan rumah tangga yang di idamkan.

    30/12/2021

      2
  • avatar
    Annisa Febri

    baguss dan menarik,karena mewakili hati seorang perempuan di sayang oleh pacarnya..dan tidak ada yang seperti dia

    22/12/2021

      1
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด