logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 2 Loftus Hall

Lara berdiri di depan stasiun kereta api, sembari menunggu kedatangan Jessh. Hari ini keduanya berencana lagi untuk keluar karena Lara ingin mencari perempuan tua semalam.
Adapun kereta Api di Irlandia melayani perjalanan jauh, tak hanya di Republik Irlandia, tetapi juga hingga Irlandia Utara yang merupakan bagian dari Inggris. Sementara DATR, yang artinya Dublin Area Rapid Transit, merupakan kereta komuter di sekitaran Selatan dan Utara Dublin. Kereta ini tak hanya beroperasi di sekitar Dublin saja tapi juga hingga County Wicklow. County ini terkenal sebagai tempat shooting film PS. I Love you.
Di sini tiket kereta api bisa dibeli di stasiun ataupun secara online, tiket DATR hanya bisa dibeli di stasiun atau menggunakan Leap Card (dengan menempelkannya ke pintu masuk menuju kereta dan menempelkan lagi pada saat keluar). Membeli tiket kereta secara daring SANGAT disarankan karena harga tiket kereta akan menjadi lebih mahal, bahkan mencekik, ketika dibeli mendadak. Catatan penting bagi turis-turis supaya tak keliru, stasiun kereta api yang besar di Irlandia ada dua, Heuston (untuk wilayah selatan, barat dan juga barat daya) serta Conolly.
Sudah setengah jam, Jessh masih tak menampakkan batang hidung. Lara menekuk wajahnya merasa kesal. Hari ini akan memakan waktu lama, sebab dari informasi yang ia dapat rumah Amberth ( wanita tua yang ia temui kemarin) berada cukup jauh dari pusat kota. Jika Jessh membuat mereka terlambat ia akan pulang atau bahkan sampai pada malam hari di sana.
Tak berselang lama Jessh pun datang keduanya sama-sama menaiki kereta api untuk sampai ke tujuan. Akhirnya setelah Satu jam lebih kereta api berhenti di stasiun pertama. Tidak jauh dari stasiun nampak sebuah bangunan yang hanya berdiri kokoh sendirian di depan hamparan tanah yang luas.
Lara ingin turun dari kereta, tiba-tiba tangan Jessh menghalangi tubuhnya.
Lara, ach nóiméad. Sílim gur sheiceáil mé an seoladh mícheart,"
"Lara, sebentar. Saya rasa saya salah mengecek alamat,"ucap Jessh dengan wajah panik sekaligus gugup.
Mendengar itu, Lara jadi berpikir dua kali untuk turun. Akan tetapi, keduanya tidak punya banyak waktu, jika tidak turun sekarang kereta akan segera melaju dan hanya akan memberhentikan mereka di pemberhentian stasiun berikutnya yang jaraknya lumayan menguras tenanga karena untuk ke sini hanya bisa melalui jalir kereta.
"Right or wrong we'll check it out together, I think if it's too long we'll be home late and that's not good, right?"
"Benar atau salah kita akan mengeceknya bersama, saya pikir jika terlalu lama kita akan pulang larut dan itu tidaklah baik, bukan?"
Jessh menghela napas berat dan tidak ada pilihan lain. Kemudian tiba-tiba masinis datang menghampiri kuduanya, dan berkata,
Halla Loftus! Is teach ársa é, murab ann do ghnó tábhachtach ná bíodh aon mhaith ann! Stopfaidh ár dtraein sa stáisiún seo arís ag leathuair tar éis a cúig tráthnóna, ná bí déanach le dul abhaile. "
"Loftus Hall! Ini rumah kuno, jika bukan untuk urusan penting jangan datang tidak baik! Kereta kami akan berhenti di stasiun ini lagi jam setengah lima sore, jangan terlambat untuk pulang!"
Lara mengangguk mendengar ucapan masinis itu kemudian dengan tatapan keberanian ia memutuskan untuk turun dan diikuti Jessh yang mengekornya dari belakang.
Jessh mengatakan kabar burungnya adalah Amberth tinggal di rumah besar di Irlandia ini dengan 22 kamar tidur. Katanya rumah inj sudah dibangun pada tahun 1350, berlokasi di Semenanjung Hook di Wexford Dublin Irlandia.
Jessh sebenarnya masih ragu dengan ucapan orang yang memberitahunya kemaren malam. Namun, jika tidak mencoba untuk datang, Lara dan ia mungkin tak akan tahu apakah Amberth benar-benar berada di rumah kuno ini.
Dari luar rumah terlihat jelas bahwa rumah ini sangat megah, Lara menatap seluruh sisi rumah dari sudut kiri dan kanan. Mengamati dengan baik-baik, berharap wanita tua itu muncul. Entah kenapa feelingnya mengatakan Amberth tahu sesuatu yang terkait akan dirinya. Jelas saja, mana mungkin ia berbicara dengan asal-asalan waktu itu.
"Tráthnóna maith, táim ag lorg Mrs Amberth."
"Selamat sore, saya mencari Nyonya Amberth,"ucap Lara pada seorang seirbhíseach (pembantu/pelayan) yang menghampiri keduanya.
" Owh, tá ár Madam amuigh agus beidh sé ar ais go luath. Fan taobh istigh le do thoil,"
"Owh, Nyonya kami sedang di luar dan sebentar lagi akan kembali. Silahkan menunggu di dalam," ucap seirbhíseach.
seirbhíseach itu menuntun keduanya untuk duduk di sofa. Jessh menyenggol bahu Lara menandakan ia merasa ada yang tidak beres.
"Is dóigh liom go bhfuil rud éigin ag leanúint orainn ó níos luaithe."
Saya merasa sesuatu sedang mengikuti kita sejak tadi."
"Jessh níl ann ach d’intinn"
"Jessh itu hanya pikirannmu," bantah Lara yang melihat Jessh merasa gusar di tempat ini.
Tak lama seirbhíseach itu kembali lagi. Membawakan Lara dan Jessh minuman serta camilan yang sengaja disiapkan untuk tamu.
"Bain taitneamh as, agus tú ag fanacht go bhfillfidh an bhean mhór,"
"Nikmatilah, sembari menunggu Nyoya besar kembali," ucap seirbhíseach itu kemudian berlalu meninggalkan keduanya, mungkin dia tahu melihat dari wajah Lara yang bukan asli orang Irlandia .
Waktu kian berlalu sejak dari jam 02.00 siang tadi mereka duduk di sini. Namun, Amberth belum juga kembali. Setengah jam lagi kereta api akan datang dan Amberth belum juga .
"An féidir leat teagmháil a dhéanamh le Amberth dúinn?"
"Bisakah kamu menghubungi Amberth untuk kami?" pinta Lara kepada seirbhíseach saat ia keluar berjalan dari dapur.
"Ní thiocfaidh ár mbean abhaile ach nuair a bheidh sé dorcha. Fan tamall beag agus bain taitneamh as an mbia."
"Nyoya kami hanya akan pulang saat gelap, Tunggulah sebentar lagi dan nikmatilah makanannya," usul seirbhíseach itu.
Mendengar itu Jessh dan Lara hanya bisa menghela napas berat. Mereka terus duduk mengikuti usul seirbhíseach itu, 15 menit sudah lewat rasanya muak sekali duduk dan hanya menatapi gambar-gambar di dinding rumah Amberth.
Tak berapa lama seirbhíseach itu kembali lagi dengan hidangan sup hangat yang menggugah selera sembari tersenyum dan duduk di depan keduanya. Melihat itu Lara dan Jessh hanya diam menatap.
"Sílim go bhfuil tú ag stánadh ar na pictiúir leadránach seo ó shin. Mar sin féin, chaill tú pictiúr amháin den bhean. "
"Saya pikir sejak tadi Anda terus menatap gambar-gambar membosankan ini. Namun, anda melewatkan satu lukisan wanita itu," ucap seirbhíseach sembari melirik lukisan yang ada di belakang, tepat membelakangi Lara dan Jessh.
Mendengar itu Lara dan Jessh spontan membalikan tubuhnya, "Cé hé féin?"
" Siapa dia?" tanya Jessh sambil takjub menatap wanita dituliskan tersebut.

"Amberth Whaerin, ár madam mór,"
"Amberth Whaerin, Nyonya besar kami," jelas seirbhíseach pada keduanya.
"Álainn,"
"Cantik," ucap Lara yang tak henti memandanginya. Tak menyangka kalau itu adalah lukisan wanita tua yang baru saja ia selamatkan kemarin.
Ketiganya berbincang hangat sambil menunggu kepulangan Amberth. Kereta api yang tadi membawa mereka ke sini pun sudah melanjutkan perjalanan lagi ke pusat kota. Seirbhíseach itu mengusulkan agar mereka menginap saja, mengingat tidak ada transportasi yang akan mengantar mereka pulang.
Seirbhíseach itu juga mengajak mereka berkeliling rumah Amberth. Namun, Lara dan Jessh menolak, sebab tak sopa rasanya berkeliling rumah tanpa seizin pemilik.
Jam sudah menunjukan pukul 05.00 saat Seirbhíseach itu hendak menawari keduanya makan karena sedari tadi keduanya tak menyentuh atau memakan apapun. Tiba-tiba saja terdengar suara klakson mobil dari luar rumah. Klakson itu terus berbunyi seolah-olah memanggil orang yang ada di dalam rumah.
Lara melirik ke arah jendela, ternyata lelaki muda yang bekerja sebagai masinis kereta api itu kembali. Seirbhíseach tak membiarkan Lara dan Jessh menemuinya. Namun, Jessh menarik tangan Lara keluar agar menemui masinis itu. Seirbhíseach menatap keduanya dari balik jendela. Lara dan Jessh turun dari tangga dan menemui masinis itu.
"Faigh isteach sa charr," titah masinis itu.
[ Masuklah ke mobil ]
"Lig dúinn slán a fhágáil ar dtús"
"Biarkan kami berpamintan dulu," terang Lara sambil melirik Seirbhíseach yang menatap ketiganya dari balik kaca jendela. Namun, masinis itu menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju. Melihat itu Lara dan Jessh segera masuk ke mobil.
Setelah mobil masinis melaju meninggalkan kawasan rumah Amberth barulah masinis muda itu berkata sebenarnya;
"Baineadh geit asat, níl aon duine á lorg agat ansin. Nuair a rith ár dtraein Halla Loftus chonaic mé de thaisme tú ag caint leis an Banshee,"
"Kalian sudah di tipu, tidak ada orang yang kalian cari di sana. Saat kereta kami melewati Loftus Hall saya tak sengaja melihat kalian berbincang dengan Banshee, ungkap masinis muda itu.
Banshe berasal dari Irlandia yaitu bean sidhe atau bean si, yang memiliki arti “wanita dari dunia peri." Hantu ini merupakan sosok wanita misterius pembawa kematian asal Irlandia. Banyak cerita yang mengatakan bahwa kematian sudah dekat. Menurut legenda Skotlandia, hantu Banshhe berasal dari roh wanita yang bunuh diri atau mati setelah melahirkan. Ada pula kepercayaan lain yang berpendapat bahwa sosok hantu ini merupakan malaikat yang jatuh dan terjebak di bumi.
Hantu ini terkadang menunjukan dirinya sebagai seorang wanita tua atau wanita cantik dengan menggunakan pakaian putih atau abu-abu. Hantu ini akan menghampiri manusia dengan membawa pertanda mewujudkan dirinya di rumah salah satu keluarga. Menurut keprcayaan orang Eropa, jika didatangi oleh hantu tersebut, salah satu anggota keluarga tersebut akan meninggal.
Keduanya masih kaget. Bagaimana mungkin seirbhíseach adalah Banshee. Awalnya keduanya tidak percaya. Namun, akhirnya masinis menjelaskan secara detail meski keduanya masih belum percaya. Di Loftus Hall hanya berlaku jam kunjungan siang, tidak ada izin lebih dari jam 05.00 atau waktu magrib. Tidak ada pemilik rumah atau seirbhíseach di sana. Apa yang mereka lihat (Lara dan Jessh) hanyalah sebuah isyarat pertemuan dengan Amberth yang akan datang karena dia bukan orang sembarangan.
Di sepanjang perjalanan Lara dan Jessh hanya bisa memijit-mijit kepalanya masing-masing. Masih belum bisa mencerna dengan baik. Syukurnya, Masinis muda mengantar keduanya sampai ke depan pintu apartemen. Sebelum pulang ia berpesan kepada Lara dan Jessh untuk selalu mengingat Tuhan mereka menurut kepercayaan masing-masing.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (355)

  • avatar
    Jesen Eleek Koyo

    tak pernah mengecewakan aku walaupun kita bukan orang yang diterima oleh para students macam aku ni jenis kalau takda daia nk hidup atau kayu yang telah berpartisipasi seputar produk dan layanan Telkomsel silakan mention kembali apabila ada yang telah berpartisipasi seputar produk dan layanan Telkomsel silakan mention kembali apabila ada yang telah berpartisipasi seputar produk dan layanan Telkomsel silakan mention kembali apabila ada yang telah berpartisipasi seputar produk dan layanan Telkomse

    1d

      0
  • avatar
    AdrianaFiffy

    good

    2d

      0
  • avatar
    ArlianiMira

    judul ny sangat seru

    5d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด