logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

LARA

LARA

Bianglala Ra


บทที่ 1 Bertemu Perempuan Tua

Irlandia, adalah negara yang dideskripsikan sebagai nama resminya. Jika kamu melihatnya dari dalam sebuah peta maka posisinya tepat berhadapan dengan negara Britania Raya yang ibu kotanya adalah London. Republik Irlandia adalah sebuah negara yang mencakup lima perenam Pulau Irlandia yang terletak di bagian barat laut Eropa.
Di negara elit Eropa inilah gadis bernama Lara kuliah dan menghabiskan banyak waktunya. Bagi Lara pendidikan tinggi bagi perempuan itu penting, meski nantinya hanya akan berakhir sebagai ibu rumah tangga saja.
Selama ini Lara hidup sendiri dan tinggal di apartemen milik keluarganya. Namun, sayangnya hanya sendiri. Tidak ada ayah atau pun ibuu juga teman kamar sekalipun yang bisa ia ajak ngobrol. Usai pulang dari kampus ia kembali lagi jadi sunyi, kecuali jika sahabatnya datang ke apartemen menginjunginya, barulah suasana akan berubah.
Lara melirik ponselnya dan melihat jam internasional pada sebuah aplikasi. Di Irlan masih sangat terik, dan jam kerja masih tersisa setengah jam lagi. Ia yakin jika menelepon pihak kepolisian sekarang pasti tidak akan digubris. Jadi, ia pun memutuskan menelepon Kevin adik sepupu lelakinya untuknya menanyakan kabar Bibi Margaret dan suami yang adalah kakak dari Almarum Ibunya Lara.
"Hallo," ucap Kelvin.
"Hallo," balas Lara.
"Orang luar negri tumben telpon, kangen gue ya?" ledek sepupu lelakinya itu.
"GR! Mana bibi?" tanya Lara yang tak mau berdebat.
"Gak ada, lagi diluar lho, ada acara mungkin besok akan pulang," jelas Kelvin.
"Owh."
"Kakak tidak pulang?" tanya Kelvin.
"Masih belum tahu, liat saja nanti."
"Yah, Kelvin sepi lho," rengek sepupu lelakinya itu, yang usianya baru empat belas tahun.
Mendengar itu Lara merasa sedikit iba, mengingat Kelvin juga seperti dirinya. Seorang anak tunggal yang kesepian tanpa saudara. "Hmm ... nanti ya, nanti Kakak usahakan."
"Oke! Berjanjilah!" ucapnya membuat keputusan sendiri. Kemudian, ia memutuskan sambungan telepon di antara keduanya.
Usai menelepon Kelvin Lara memutuskan untuk istirahat di atas kasur empuknya. Namun, sebelum itu tiba-tiba ponselnya berdering.
"Hallo," ucap seorang lelaki dengan nada khas suaranya yang berat dibalik telpon.
"Hallo." Lara balik menyapa.
"Ibu Lara pengajuan pengacara ibu kali ini, kembali kami tanggapi dan akhirnya menemukan titik temu," jelas pihak kepolisian.
Mendengar itu Lara tersenyum puas, "Apa pelaku sudah ditangkap?" tanyanya antusias.
"Posisi saat ini pelaku masih dalam pengejaran. Jika ibu berkenan datanglah ke Kapolsek untuk mengurus bukti selanjutnya agar menguatkan dugaan tersangka kepada si pelaku," jelasnya lagi.
Lara menyunggingkan senyum tipis di wajahnya. "Saya akan datang!" tegas Lara.
Lara memasukkan barang-barang pentingnya ke dalam koper. Sekarang yang tinggal dilakukannya adalah meminta izin agar bisa libur dalam beberapa hari.
Lara akhirnya merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia melirik foto kedua orang tuanya yang terletak di nakas. "Sebentar lagi, Bu. Aku akan membalas orang itu. Lihat saja, Ayah. Aku benar-benar akan menyiksa dalang dibalik kematian kalian berdua," batin Lara penuh keyakinan.
Hampir setengah jam ia merenung, saat hampir setengah larut dalam dunia mimpi, tiba-tiba saja bel pintunya berbunyi, menandakan seseorang mencoba untuk masuk, dengan malas Lara berjalan keluar menuju pintu utama. Dibukannya pintu itu dengan mata yang masih mengantuk. Seseorang dibalik pintu langsung mengumbar senyum saat sosok ia dan Lara sudah saling berhadapan.
"Apakah kamu tertidur? Hei, ini waktu tidur balita," ucap seorang gadis yang tengah berdiri di hadapan Lara dalam bahasa inggris yang tak lain adalah Jessh teman wanita yang cukup dekat dengannya.
"Saya kelalahan hari ini."
Lara mempersilahkan Jessh masuk, keduanya berbincang lama. Setelah memutuskan berkali-kali Lara menyetujui rencana Jessh untuk mengajaknya keluar mencuci mata.
Lara dan Jessh keluar dari apartemen. Sebelumnya, seperti kebanyakan gadis lainnya mereka tentu saja make up dulu.
Tak harus menunggu lama, ketika pintu apartemen dibuka keduanya sudah berhadapan langsung dengan jalan raya alias pusat kota. Tujuan mereka kali ini adalah mall.
Lara kemudian melambaikan tangan, memberi kode memanggil kepada salah satu pemilik taksi. Tak seperti di Jakarta, tidak banyak taksi yang lewat di Dublin, kecuali di pusat kota. Di sini mencari taksi lebih mudah ke tempat-tempat di mana pengemudi taksi nongkrong menunggu penumpang. Beruntung apartemen Lara tak jauh berada dari pusat kota, jadi ia bisa dengan mudah untuk bepergian.
Di Irlan tarif taksi sendiri relatif mahal, apalagi pada saat jam pulang dugem. Semakin banyak penumpang juga akan semakan mahal, karena ada biaya tambahan. Dari pusat kota ke bandara misalnya berkisar 25 hingga 30 Euro yang kalau dirupiahkan 1€ Euro = 16.928 IDR 30€ Euro × 16.928 IDR = Rp.507.840,00 IDR. Jadi, 30€ Euro dirupiahkan sama dengan
Rp.507.840,00 IDR.
Di Irlandia sendiri UberX merupakan taksi umum yang menggunakan aplikasi. Soal keamanan taksi, duh gak usah dibahas lah, kebanyakan aman. Akan tetapi, tetap ada saja yang tidak maman dan supirnya kurang ajar ( kebetulan Jessh sudah punya banyak pengalaman buruk dengan pengemudi taksi).
Sudah setengah perjalanan keduanya hampir sampai. Namun, tiba-tiba taksi mereka mendadak berhenti hingga membuat keduanya kaget.
"Dè tha leis a ’chailleach seo,"
Ada apa dengan wanita tua ini, ucap supir taksi kesal.
Melihat supir taksi yang hendak memarahi perempuan tersebut, Lara lekas mencegahnya.
"Tá sé ceart go leor tabharfaidh mé aire dó,"
"Tidak apa-apa, saya akan mengurusnya,"
ucap Lara, rasanya tak tega melihat wanita tua itu akan di maki nantiPak supir tua hanya diam Lara turun sambil kebingungan menatap wanita tua yang tiba-tiba saja muncul itu dan seperti enggan beranjak dari hadapan taksi yang mereka tumpangi.
"An bhfuil cabhair ag teastáil uait?"
"Apa anda perlu bantuan?" tanya Lara saat sudah dekat dengannya.
"Tá eagla orm ionsaí a dhéanamh ar an mbóthar,"
"Saya takut menyerang jalan," jelasnya sambil menatap UberX (taksi) dan beberapa bis antar kota yang berlalu lalang (Bus Eireann AirCoach.)
"Ceart go leor. Cabhróidh mé leat," (Baiklah. Saya akan membantu kamu,) jelas Lara
Akhirnya Lara menuntun wanita tua tersebut berjalan sedang Jessh dia hanya melirik keduanya dari balik kendaraan besi itu. Lara dan perempuan itu akhirnya berhasil menyebrang. Wanita tua itu mengatakan namanya adalah Ambreth, dia juga mengatakan terima kasih kepada Lara. Namun, saat Lara mengatakan ingin kebali ke taksi perempuan itu tiba-tiba berkata,
"Bí cúramach go bhfuil grá ag do naimhde. Cailín bocht le easnacha scaoilte,"
"Berhati-hatilah musuhmu adalah orang tersayang. Gadis dengan tulang rusuk renggang yang malang," ucapnya.
Mendengar itu Lara terkejut, dan menanyakan maksudnya. Namun, perempuan tua itu hanya tersenyum dan kemudian berjalan meninggalkan Lara yang mematung.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (355)

  • avatar
    Jesen Eleek Koyo

    tak pernah mengecewakan aku walaupun kita bukan orang yang diterima oleh para students macam aku ni jenis kalau takda daia nk hidup atau kayu yang telah berpartisipasi seputar produk dan layanan Telkomsel silakan mention kembali apabila ada yang telah berpartisipasi seputar produk dan layanan Telkomsel silakan mention kembali apabila ada yang telah berpartisipasi seputar produk dan layanan Telkomsel silakan mention kembali apabila ada yang telah berpartisipasi seputar produk dan layanan Telkomse

    1d

      0
  • avatar
    AdrianaFiffy

    good

    2d

      0
  • avatar
    ArlianiMira

    judul ny sangat seru

    5d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด