logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Chapter 2

"Aku harus segera pulang melihat pria itu" gumamku dalam hati lalu segera berjalan menuju rumah ku.
Jean's POV
Wanita itu sangat manis,aku sudah tak tahan lagi. Aku harus mencicipinya,dia telah menolongku waktu itu jadi dialah takdirku. Darah tikus yang barusan kunikmati tadi masih belum cukup membuatku bertenaga, aku membutuhkan darah manusia. "Bodoh, kemana wanita itu pergi?" Pikirku. Aku tak akan bisa keluar dari rumah ini karena kulit vampir akan terbakar jika terkena sinar matahari, apalagi hari ini sangat cerah.
"Kau harus menemukan cinta sejatimu dasar brengsek,kau akan mati. Kau menyusahkanku saja hingga aku lupa kalau kau anakku. Pulanglah jika kau sudah menemukan seorang wanita"
Perkataan Ayah waktu itu masih terngiang di kepalaku,aku tak punya waktu lagi untuk mencari wanita lain. Wanita bernama Michelle yang beraroma manis itu sudah cukup membuatku jatuh cinta. Hanya saja, aku tak tega melakukannya.
Krek.
"Jean,kau sudah makan?" Suara melengking Michelle membuatku bergairah. Diliriknya roti kismis diatas meja yang masih utuh. "Kenapa tak dimakan?" Tanyanya sambil meletakkan keranjang rotannya di atas meja lalu menghampiri ku. "Apa kau mengkhawatirkanku?" Tanyaku, hidung ku kembang Kempis menghirup aroma darahnya,tidak aku harus menahan nafsuku. Wanita ini akan segera menjadi milikku.
"Kau tidak makan?" Tanya nya lagi.
"Ini sudah siang"
Benar saja, hari sudah mulai siang. Kemana saja wanita itu berkeliaran? Tak sanggup menahan lapar, sepertinya tubuhku memucat, aku tak berani memperlihatkan taringku  ketika sedang lapar.
"Bau bangkai" gumamnya, lalu matanya menelusuri setiap sisi ruangan Dan menemukan tikus mati di bawah meja. "Kyaaa, tikus" serunya. "Apa yang kau lakukan jean?" ,aku hanya tersenyum tanpa memperlihatkan gigiku.
Dia mengambil sarung tangan lalu memungut tikus itu Dan berniat membuangnya. "Kau membolongi leher tikus itu ya? Memangnya kau vampir? Hahaha aku tak percaya menolong pria kekanak-kanakan sepertimu. Dasar psikopat" gumamnya lagi. Aku tak mengerti apa yang dia maksud.
Aku benar-benar tak kuat,sepertinya aku lapar. Wanita itu mendekat ke arahku, menatapku sejenak. "Kau sakit ya?" Gumamnya sambil meletakkan telapak tangannya di jidatku. Aroma darah manisnya sangat memikatku, ayolah aku tak bisa menunggu.
Aku takut wanita ini membuangku setelah tau aku vampir,aku takut dia tak menyukaiku, aku takut kehilangan wanita yang telah ditakdirkan untukku.
"Kurasa kau harus berbaring" pinta nya.
Ia menarik tangan panjangku hingga aku berdiri Dan menyuruhku berbaring di tempat tidurnya. "Berbaringlah jean" ujarnya lagi. Aku terpaksa mengikutinya. "Makanlah roti ini,setidaknya kau mengisi perutmu. Ini Sudah siang" ujarnya lagi lalu berjalan ke arah rak berjejer botol berisi cairan aneh. "Minumlah ini, sepertinya kau demam?" Ia menyodorkan botol kecil berisi cairan hitam pekat. "Tidak,itu air selokan atau apa?" Jawabku.
"Ini obat demam,minumlah" ia mendekatkan botol kecil itu ke wajahku. Baunya menyengat sekali,padahal botol itu tertutup rapat. "Mengerikan,aku tidak mau" ujarku lalu menarik selimut Dan pura-pura tidur.
"Yasudah,aku harus bekerja. Jangan kemana-mana." Jelasnya lalu pergi keluar.
♡♡♡♡♡
Author's POV
"Jean?heyy?" Panggil Michelle. Jean mengerjapkan matanya. Wajah Michelle tampak khawatir. "Kau dingin sekali. Kenapa?" Tanyanya lagi. "Aku tak tahu lagi apa yang bisa kulakukan untukmu." Ujar Michelle.
Gelap Dan dingin adalah hal yang begitu khas di malam hari. Suara anjing mengaum diluar sana,hening hingga suara hewan-hewan malam seperti jangkrik terdengar jelas. Jean bahkan tak sadar,hari Sudah mulai malam. Ia menahan lapar seharian. "Michelle,ada yang ingin kusampaikan" ujarnya. Ia segera bangun dari tempat tidurnya. Michelle duduk di sampingnya.
"Kuharap kau tak meninggalkanku"
Michelle terdiam, "tunggu,memangnya apa yang ingin kau katakan?"
Jean meringis,memperlihatkan taringnya. Mungkin tak melihat jelas,ruangan dirumahnya sangat Gelap ketika malam,lilin kecil tak mampu menutupi kegelapan di sekitarnya.
Michelle mendekatkan wajahnya.
"Jean,gigi taringmu panjang sekali. apa jenis gigi mu memang seperti ini?"
Jean menarik kedua tangan Michelle lalu menggenggam tangannya yang hangat.
"Jangan-jangan kau vampir"
"Ya tepat sekali" ujar Jean. "Michelle,aku harus pergi,jika tidak kau lah yang menjadi korban" ujar jean lalu segera berdiri. Dengan panik Michelle menarik tangan panjang jean,ditatap nya wajahnya yang pucat. "Apa yang kau maksud?kau bilang tak tahu tempat ini dan dibuang keluarga mu,kau pikir bisa kemana?" Ujarnya. "Aku vampir". Michelle terbelalak, "kau serius?" Ujarnya lalu cepat-cepat melepaskan genggamannya.
Jean menghembuskan napas lalu menceritakan Ayahnya yang menendangnya keluar. "Ia membuangku, ia bilang aku harus menemui seorang wanita yang ditakdirkan untukku." Jelasnya panjang lebar. "Siapa wanita itu?" Tanya Michelle. "Belum kutemukan. Wanita itu harus menerima ku apa adanya,ia adalah orang yang menolongku. Kurasa itu kau" ujar nya. "Apa?" Dengan setengah berteriak,Michelle menutup mulut dengan tangannya sendiri.
"Kurasa wanita itu kau,Michelle" ujar Jean. "Aku lapar sekarang,aku tak mau melukaimu."
"Memangnya kau mau kemana?di kota ini banyak pemburu vampir berkeliaran. Kau akan mati" jelas Michelle. Jean terjatuh tiba-tiba, rasa lapar akan merubah kepribadiannya. Ia tersungkur di lantai, tubuhnya panas seketika, ia membutuhkan energi. Michelle membantunya berdiri Dan membaringkannya lagi di kasurnya. "Jadi ini alasan tikus itu bolong?" Gumamnya.
Wanita itu terdiam cukup lama,ia tak pernah melihat vampir di kotanya. Ia hanya sering melihat korban-korbannya.
"Michelle" panggil Jean. "Pergilah." Ujarnya. "Pria ini Gila?kemana aku harus pergi" pikir Michelle panik. Tanpa berpikir panjang, melihat pria itu tersiksa. Michelle menurunkan sedikit lengan bajunya. "Hisaplah darahku" ujarnya. Ia sebenarnya sangat takut,tapi ia tak tega melihat pria itu. Ia juga takut jika Jean ditangkap para polisi kerajaan yang tengah berjaga. "Cepatlah,aku tak tega melihatmu tersiksa" ujar Michelle.
Karena rasa sakit menggerogoti tubuhnya, Jean kembali bangun. "Kau yakin?aku akan melakukannya secara perlahan Michelle. Tahanlah sebentar" ujar nya. Michelle mengangguk, jean memeluknya dari belakang, lalu menurunkan lengan baju Michelle, hingga bahunya terlihat. Ada tahi lalat kecil di bahu kanannya.
Tangan Kiri jean melingkar di pinggang Michelle. Taringnya perlahan menusuk bagian lehernya. Perih,itulah yang dirasakannya. Ia memejamkan matanya,menahan sakit. Perlahan,jean meneguk darahnya, suara tegukannya terdengar di telinga Michelle,hal itu sangat menyakitkan. Tapi ia sudah terlanjur menyerahkan dirinya. "Jean" lirihnya. "Sudah kuduga,darah Michelle yang terbaik" Pikirnya. Seteguk saja Sudah membuatnya cukup bertenaga.
Perlahan ia menarik taringnya. Michelle memegangi bekas lukanya lalu terbaring. "Terimakasih Michelle." Ujarnya. Ia mengangguk pelan,"kenapa aku tak mati?" Tanyanya. "Aku tak menghabiskan semua darahmu" ujar Jean. Michelle tak tau, ia vampir yang rakus. "Michelle,aku ingin kau jadi milikku" bisiknya pada Michelle. Ia mencium Michelle, tepat di bibirnya. Michelle mendorong Dada bidangnya terkejut. "A..apa yang kau lakukan Jean?!" Bentaknya. "Hanya sebuah kontrak,sekarang kau resmi menjadi milikku. Aku akan melindungimu Dan darahmu sebagai gantinya"
Michelle terbelalak tak percaya, "aku tak sudi" ujarnya. "Hm?aku Sudah menciummu. Jika ingin mencabut kontrak, kau akan mati" ujar jean santai. "Vampir Gila,enyahlah kau" ujar Michelle lagi. "Terima saja,lagipula aku sangat berguna untukmu" bisiknya, tangannya membelai rambut panjang Michelle sementara ia sendiri terdiam kebingungan dengan situasi ini.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (92)

  • avatar
    YayaLsnsi

    gila alur ceritanya keren banget👍👍 bikin baper+sedih sihh pokonya kudu baca sampe akhir soal pasti banyak kejutan setiap chapter nya 👍👍 untuk Mimin semangat nulis ceritanya,,Anu nunggu karya-karya Mimin yang lainnya ✨💛

    10/01/2022

      4
  • avatar
    MelCyzxly

    bagus

    15d

      0
  • avatar
    SariSania

    burhan

    20d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด