logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bagian 05 || Rumah sakit

Bus berhenti di halte, Luna segera turun dari halte bus. karena rumah Luna sekitar halte tersebut.
"Fey, aku duluan ya." ucap Luna.
"Hati-hati." sahut Fey. Luna mengangguk lalu turun dari bus, tidak lupa membayar bus nya.
Fey menatap Luna yang sudah menjauh dari halte, bus pun berjalan untuk ke halte berikutnya.
beberapa menit perjalanan, halte bus berhenti di sekitar rumah Fey, dengan cepat ia turun dari bus. tidak lupa juga membayarnya.
"Akhirnya sampai juga." gumam Fey.
Fey pergi menjauh dari halte, ia pergi menuju rumah nya.
Tok...tok...tok...
Fey mengetuk pintu rumahnya yang terkunci, ia mengintip ke sekitar jendelanya, rumahnya begitu sepi seperti rumah kosong.
"Orang kerumah kemana sih?!" desis Fey, dengan cepat ia menghubungi kakak laki-lakinya.
"KAK?!" bentak Fey.
"Apa sih, jangan teriak coba," ujar kak Reygan.
"Iya, kunci rumah dimana?" tanya Fey.
"Di bawah pot bunga dekat pintu." Fey menatap pot bunga tersebut, dengan cepat ia menghampirinya dan mendapatkan kunci rumahnya di sana.
"Okay kak, terima kasih." Fey menutup teleponnya, walaupun kakak nya belum menjawab ucapannya.
Di sisi lain, Reygan mendesuh karena kelakuan adeknya.
"Punya adek gak ada sopan santunnya." ketus Reygan yang sedang berada di kantornya.
Fey masuk ke dalam rumahnya, ia membuka sepatunya lalu membaringkan dirinya di sofa. Fey memainkan handphone nya, ia melemparkan tas nya ke sembarang arah, karena di rumahnya hanya terdapat dirinya sendiri.
"Oh iya, lupa minta nomor Luna." Fey menepuk jidatnya.
"Lu kenapa bego banget sih Fey," ujar Fey.
Fey membuka Instagram nya, ia menatap poto-poto idolanya kembali, tiba-tiba ada pesan masuk di Instagram nya.
LUNA_00
"Fey, kapan mau ngejenguk, Lavina?" tanya Luna dari pesan.
Fey membaca pesan tersebut, bagaimana bisa Luna mengetahui unsername miliknya.
"Kok Luna tau unsername Fey sih?" gumam Fey. dengan cepat Fey membalas pesannya.
FEYLICIA_VP5
"Jadi Luna, mungkin sore kita kesana."jawab Fey.
LUNA_00
"Okay kalo begitu." sahut Luna.
FEYLICIA_VP5
"Datang saja, gang mawar blok C5."
LUNA_00
"Okay, siap."
Fey menghela nafasnya, ia mengambil tas yang ia lempar, dan menyimpan rapi sepatu yang abis ia pakai.
Fey pergi ke arah kamarnya, ia merebahkan tubuhnya yang begitu lemah, Fey tidak langsung mengganti pakaiannya melainkan ia tertidur.
Sebelum ia tidur, Fey sempat melihat ke arah jarum jam yang menunjukkan pukul 1 siang, kemudian Fey tertidur lelap.
*****
Tok...tok...tok...
"Woy!! ada temen lu tuh di luar." teriak Reygan di depan pintu kamar Fey.
Fey masih tidak menyaut ucapan kakaknya, ia masih tertidur lelap di kasur.
"FEYLICIA!!" teriak Reygan sekali lagi, Fey terbangun saat mendengar kakaknya memanggil dirinya sambil teriak.
"Apa?" sahut Fey. yang berusaha mungkin untuk mengumpulkan nyawanya sebelum bicara dengan kakaknya.
"Ada temen lu bego," ujar Reygan. Fey menoleh kearah jam, ternyata sudah jam 4 sore. Dengan cepat Fey membuka pintu.
"Siapa?"
"Gak tau, liat aja sendiri." Reygan pergi dari kamar Fey, dengan cepat ia pergi untuk melihat siapa yang datang.
Fey membuka pintunya, Luna menoleh kearah pintu yang terbuka. Fey mendapati sosok Luna yang sedang terduduk di kursi taman depannya.
"Maaf ganggu tidurnya." ucap Luna.
" Gak apa-apa, maaf juga ketiduran." Fey menyengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ayok kerumah sakit." ajak Luna. Sontak mata Fey terbelakak, ia belum bersiap-siap sedikit pun, pakaiannya pun belum di ganti, masih menggunakan seragam sekolah.
"Aku mandi dulu ya, tunggu sebentar." Fey menutup pintunya, ia berlari cepat kearah kamar mandi, Reygan hanya menyaksikan adiknya yang sedang terburu-buru.
Setelah beberapa menit, Fey sudah kelar bersiap-siap. ia dengan cepat keluar dari kamarnya, dan menatap jam yang menunjukkan sudah pukul 5 sore.
Fey turun dari tangga, kamar Fey terletak di lantai 2, rumah Fey memang mewah tapi Fey tidak pernah memamerkan apapun tentang kekayaannya.
Luna yang baru pertama kali kerumahnya saja, begitu kaget melihat rumahnya yang begitu mewah.
"Ayok Luna." ajak Fey. ketika dirinya sudah di depan rumahnya. Luna mengangguk lalu berdiri dari tempat duduknya.
Luna membuka kan pintu mobil, dan mempersilahkan Fey memasuki mobil, Fey menurutinya lalu masuk kedalam mobil. Luna memang bisa membawa mobil, Ayahnya yang mengajarkan dia beberapa bulan yang lalu.
"Pake sabuk pengaman, Fey." dengan cepat Fey memakai sabuk pengaman, dan Luna melajukan mobilnya kearah rumah sakit, yang sudah diberitahu oleh Mieke.
Beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka berdua telah sampai di rumah sakit. Luna memarkirkan mobilnya di parkiran umum rumah sakit.
Fey dan Luna turun dari mobil, mereka berdua masuk ke dalam rumah sakit, dan mencari ruangan Lavina.
"Permisi, Sus. mau cari ruangan atas nama Lavina." ucap Luna. Dokter mencari namanya.
"Lavina Angelina, berada diruangan melati 3 kak." sahut Dokter. mereka berdua mengangguk.
"Terima kasih, Dok."
"Iya, sama-sama."
Fey dan Luna pun pergi keruangan Lavina, dan mencari-cari ruangannya.
"Ini melati 3," tunjuk Fey. Luna mengangguk lalu membuka pintu ruangan tersebut.
"Permisi." ucap Luna diikuti dengan Fey.
Di dalam ruangan terdapat Lavina, yang sedang makan sore, ia menatap sinis kearah Fey.
"Ngapain lu kesini?!" bentak Lavina.
"Mau ngejenguk." sahut Fey. Lavina memutarkan bola matanya malas.
"Gua gak butuh nerd disini!! PERGI!!" usir Lavina. Fey hanya bisa menuruti kemauannya.
"Bentar," ujar Luna. ia menahan bahu Fey yang baru saja ingin keluar dari ruangan Lavina.
"Lo hargai Fey kek sedikit aja, kita capek-capek datang kesini cuman mau ngejengukin lo!! dengan mudahnya lo ngusir Fey!!" lanjut Luna dengan kesal. Lavina tidak menghargai perjalanannya yang begitu jauh, dengan mudah ia mengusirnya.
"Terus, mau kalian apa?" tanya Lavina.
"Lo hargai kita." ketus Luna.
"Okay, kalo gitu." ucap Lavina dengan paksa, sebenarnya ia tidak mau Fey berada di ruangannya, untung ada Luna, ia bakal menurut apapun yang Luna ucapkan.
Tiba-tiba orangtua Lavina masuk kedalam ruangan, Fey dan Luna menyalami tangannya.
"Eh, ada tamu ternyata." ucap tante Viola. ia adalah Ibu kandung dari Lavina.
"Iya tante, kita khawatir keadaannya." sahut Luna sambil menyengir.
"Yaudah, silahkan duduk kembali, terima kasih sudah ngejenguk Lavina, sebentar lagi ia pulang ko. jadi maaf kalo merepotkan kalian." kata Viola. Luna menggelengkan kepalanya.
"Gak merepotkan kok, kita gak enak aja. masa temen sakit gak di jenguk," ujar Luna.
"Oke kalo begitu." jawab Viola.
Luna menoleh kearah Lavina, ia menatap sinis kearah Fey, sedangkan Fey hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Mah!!" rajuk Lavina. dengan cepat Viola menoleh kearah anaknya.
"Iya, kenapa sayang?" sahut Viola.
"Dia yang mulai duluan, dan dia yang nendang perut aku." Lavina menunjuk kearah Fey, ia masih menundukkan kepalanya.
"Maaf tante, Lavina yang memulai duluan anak tante. Lavina mengejek saya di sekolah, jadi saya kelepasan menendang perutnya." batin Fey. Viola mendengarkan ceritanya, ia mengangguk memahami penjelasan Fey.
"Iya, gak apa-apa. yang memulai duluan anak tante ini bukan kamu." Lavina menoleh kearah mamahnya, ia sangat kecewa. mamahnya lebih memilih Fey daripada anaknya sendiri.
"Kok mamah bela dia sih?!" cibir Lavina.
"Tapikan emang fakta loh." sahut Viola.
"Lavina kecewa sama mamah!!" Laviba menatap sinis kearah mamahnya, dengan cepat ia menatap sinis kearah Fey dan Luna.
"PERGI KALIAN!!" usir Lavina. mereka berdua mengangguk.
"Tante kita pamit ya." ucap Luna. Viola mengangguk.
Fey dan Luna menyalimi punggung tangan Viola lalu pergi dari ruangan Lavina. mereka berdua pergi kearah parkiran dan meninggalkan rumah sakit tersebut.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (341)

  • avatar
    ApriliantiRika

    ditunggu banget buat season 2 semangattt!!!!!

    09/05/2022

      0
  • avatar
    Imaniar

    sangat menarik dan seru semoga season 2 secepatnya ada dan sukses selalu buat kamu

    27/04/2022

      0
  • avatar
    Syahirah

    jalan cerita yang sangat menarik

    13d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด