logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Bagian 04 || Masalah dengan Lavina

Sesampai di ruang bk, Fey dan Satria memasuki ruangan tersebut.
"Sini duduk." pinta Pak Asep, mereka mengangguk lalu mendudukkan dirinya di kursi kosong yang berhadapan dengan Pak Asep.
"Fey, kenapa kamu menendang Lavina?" tanya Pak Asep.
"Karena dia membuat ulah duluan Pak," sahut Fey.
"Kamu kan murid baru, harusnya sikap nya yang baik dong kepada teman-teman mu." Fey yang di sadari menunduk langsung menatap ke arah Pak Asep.
"Berbuat baik? bukannya mereka yang harus berbuat baik kepada saya? bukan dia?!" ketus Fey yang tidak terima, memang Lavina dan geng nya membuat masalah duluan saat kedatangan dirinya. Fey tidak terima kalo dirinya terus di sepelehkan.
"Kamu juga dong," ujar Pak Asep.
"Coba bapak bayangkan, saat saya pertama kali datang ke sini tidak ada sapaan dari mereka, melainkan hanya merendahkan diri saya. karena penampilan saya seperti ini." ucap Fey tiba-tiba air mata nya keluar, ia merasa sakit hati di lakukan seperti hewan oleh temannya.
"Iya Pak, yang memulai duluan bukan Fey melainkan Lavina," celetuk Satria tiba-tiba.
Pak Asep mengangguk, "Okay, silahkan keluar dari sini, permasalahan telah selesai." Satria dan Fey mengangguk lalu keluar dari ruang bk.
Jam olahraga telah usai, semua murid mengistirahatkan dirinya, sebagian ada yang di kantin dan sebagian ada juga di kelas.
Fey dan Luna berada di kelas, Luna menyiapkan baju nya karena harus secepatnya mengganti baju, apabila tidak di ganti pada saat mapel berikutnya pasti akan mendapatkan hukuman.
"Fey, ini minum." tawar Luna, ia memberikan minuman yang ia bawa dari rumahnya, Fey menerima tawarannya. Fey meminum air yang Luna berikan.
"Terima kasih, Luna." Luna hanya mengangguk, lalu memasukkan botol minumnya ke dalam tas.
"Anter ke toilet yuk, ganti baju." ajak Luna, Fey mengangguk.
Fey dan Luna pergi ke toilet untuk mengganti baju, Fey hanya mengantarnya saja hanya Luna yang mengganti baju.
Sesampai di toilet, Fey hanya menunggu dirinya di luar toilet. hanya Luna yang masuk ke dalam.
"Aku tunggu disini aja."
"Okay."
Luna masuk ke dalam toilet untuk mengganti bajunya, Fey menunggu di luar sambil membuka Instagram nya. pengikutnya hanya 10 orang tidak begitu banyak, ia melihat-lihat postingan idol nya yang begitu tampan.
"Kapan dapetin jodoh kayak dia, ganteng tinggi lagi." gumam Fey pada diri sendiri, tanpa ia sadari ada pria yang mendengar ucapannya.
"Ganteng juga gue," celetuk pria tersebut, dengan cepat Fey menoleh ke sampingnya. ia menatap pria tersebut dari atas kepala sampai bawah kaki.
"Cakep kan," lanjut pria tersebut, Fey tidak menjawab ucapannya. jantungnya begitu berdetak lebih kencang, ia berusaha untuk meneguk ludahnya tapi tidak bisa.
"I-iya cakep." ucap Fey kaku, ia tersenyum ramah.
"Paling cakep di sekolahan ini." Fey tidak menjawab ucapannya melainkan menatap kagum ke arahnya.
"Jangan di liat gitu, ntar jatuh cinta." Fey masih tidak menjawab ucapannya, ia menatap lengket pria tersebut.
"WOY!!" teriak pria tersebut di samping telinga Fey.
"Salam kenal, Feylicia." ucap Fey tiba-tiba sambil mengulurkan tangannya, pria tersebut menatap binggung dengan Fey.
"Rio." ia membalas uluran tangan Fey, hati Fey begitu terbunga-bunga ketika tangannya di pegang, begitu lembut tangan pria tersebut. Fey menatap ke arah tangannya, lalu ia berteriak kegirangan.
"AAAAA!!" teriak Fey, Luna yang baru saja keluar dari toilet terkejut dengan teriakan Fey, begitu juga dengan Rio. ia menutup telinganya karena teriakan Fey begitu nyaring di telinganya.
"Cih, gak jelas ini anak." decih Rio kemudian ia pergi meninggalkan Fey yang masih menatap dirinya.
"Ada apa Fey?" tanya Luna sedikit kaget dengan teriakan Fey barusan. Fey masih menatap kepergian Rio.
"Hallo Fey." Luna melambaikan tangannya ke arah muka nya, tapi Fey masih terdiam tidak menjawabnya.
"FEYLICIA!!" teriak Luna, namanya yang di panggil menoleh. Fey terkejut dengan kehadiran Luna tiba-tiba.
"Astaghfirullah," Fey terkejut saat menatap Luna, ia hanya memutar bola matanya malas.
"Kenapa kaget? kek liat setan aja." ketus Luna, Fey hanya menyengir lalu menoleh ke belakang nya, sosok Rio sudah tidak terlihat lagi.
"Gak apa-apa ko." Fey tersenyum kikuk seperti orang kebingungan.
"Ayok ke kelas." Fey mengangguk.
Luna dan Fey sampai di kelas, pelajaran berikutnya belum di mulai, masih banyak yang makan di dalam kelas dan bahkan tidur karena kecapean olahraga.
Luna memasukkan baju olahraga nya ke dalam tas, Fey tersenyum sendiri karena pikirannya memikirkan tentang Rio, yang begitu tampan.
"Fey, awas kerasukan setan loh." goda Luna kemudian ia duduk, Fey menoleh ke arah Luna.
"Gak bakalan, Fey lagi ngebayangin muka Rio yang tampan." sahut Fey, kemudian tersenyum.
"Cih, korbannya Rio nih," ujar Luna, Fey langsung mengangguk cepat.
"Dia tampan kan."
"Iya, sangat tampan. tapi dia jomblo." mata Fey terbelakak saat mendenger kata-kata Rio jomblo.
"Rio jomblo? padahal dia tampan loh."
"Gak tau, mungkin dia gak minat buat pacaran," ujar Luna sambil meminum air minumnya.
Di tengah perbincangan Fey dan Luna tiba-tiba Mieke dan Floe menghampirinya.
"Heh nerd!! gara-gara lu, Lavina masuk kerumah sakit." ucap Floe tiba-tiba.
Fey terkejut dengan ucapan Floe, ia merasa bersalah dengan Lavina karena menendang perutnya.
"Lu gak bercanda kan?" bukan Fey yang menjawab ucapan Floe, melainkan Satria yang menjawabnya. Satria mendudukkan dirinya di samping kosong dekat Luna.
"Lo bisa gak sih, gak usah nimbrung pembicaraan kita?!" celetuk Mieke yang kesal dengan Satria selalu ikut campur dengan urusannya.
"Terserah gue lah!!" bentak Satria penuh dengan tekanan.
Mieke memutarkan bola matanya malas.
"Intinya lu harus tanggung jawab nerd," ujar Floe. Fey hanya mengangguk.
"Okay kalo begitu." sahut Fey.
"Emang lu punya duit buat bayar rumah sakit?" tanya Mieke menatap ragu ke arah Fey.
"Punya lah ya kali gak." jawab Fey.
Saat mereka sedang berbincang, tiba-tiba bel pulang berbunyi....
"Ayok Fey pulang, jangan dengerin ocehan dia." ajak Luna, Fey mengangguk lalu pulang meninggalkan Floe dan Mieke yang sedang berdiri menatap tajam.
"Bye girl stres." ejek Satria kemudian pergi meninggalkan Floe dan Mieke.
Fey dan Luna pulang bersama, jalan pulang mereka berdua satu arah.
"Kamu naik bus?" tanya Fey, Luna hanya mengangguk.
"Iya."
"Satu arah dong?" tanya Fey lagi.
"Iya dong." Luna tersenyum ke arah Fey, ia membalas senyuman Luna.
Sekarang Luna dan Fey sedang menunggu kedatangan bus, mereka berdua sedang duduk di kursi halte bus.
"Eh, kok mereka memperlakukan kamu seperti itu sih." ucap Luna
"Gak apa-apa kok, kan baru masuk awal juga. siapa tau nanti akrab sama mereka."
"Iya sih, tapi jangan di masukin ke hati ya ucapannya." Fey mengangguk.
Tiba-tiba bus datang, Fey dan Luna berdiri dari duduknya, mereka berdua masuk ke dalam bus.
"Di sana yuk." ajak Fey, Luna mengangguk. lalu mereka duduk di kursi belakang bus.
Pintu bus tertutup rapat, Fey mendudukkan dirinya, ia menghembuskan nafas beratnya. ia merasa berat harinya hari ini.
Fey menoleh kearah Luna yang sedang asik memainkan handphonenya, Fey menatap pemandangan luar kota yang begitu indah. Fey menyenderkan badannya di jendela bus.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (341)

  • avatar
    ApriliantiRika

    ditunggu banget buat season 2 semangattt!!!!!

    09/05/2022

      0
  • avatar
    Imaniar

    sangat menarik dan seru semoga season 2 secepatnya ada dan sukses selalu buat kamu

    27/04/2022

      0
  • avatar
    Syahirah

    jalan cerita yang sangat menarik

    13d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด