logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Part 8

Bella dan Aldo memang sulit untuk dipisahkan bak anak kembar yang selalu barengan. “ehh… tunggu deh.”ucap Aldo tiba-tiba berhenti berjalan.
“aduhh.. apasih Tong.”jawab Bella penasaran.
“sini deh liat tuh.”ucap Aldo menarik tangan Bella.
“bukuannya itu Agas yah.”ucap Aldo menunjuk kearah Agas.
“ohiyyaa.. ehh tapi Ara mana yah?”
“mungkin udah pulang kali.”
“udahh, ah.. bodoamat kita tuh sebagai teman yang baik ngga perlu urusin kehidupan orang kan setiap orang punya privasi sendiri.”ucap Aldo melirik kearah Bella.
“ya tapi kan.”ucap Bella terpotong karena Aldo “udaahh.. ngga usah banyak tapi-tapi karena kita adalah mahasiswa yang LMT jadi kita harus banyak belajar.”ucap Aldo dengan bijak.
“LMT itu apa?”jawab Bella sambil menggaruk kepalanya dengan raut wajah bingung.
“LEMOT..”jawab Aldo ngegas dengan mata melotot.
“haduuuu…ngapain belajar daddy gue kan kaya.”ucap Bella angkuh.
“Hee… burung beyo!! bapa luh yang kaya bukan elu.”jawab Aldo nyolot.
“biarin suka-suka gue dong.”jawab Bella sinis.
“wahh.. sakit jiwa nih anak, ehh gue kasih tau yah!! ngga semua hal bisa loh beli pake uang.” Bella menghiraukan nasehat Aldo
“udah ayoo..”ucap Aldo menarik tanggan Bella dan mereka pun pergi keperpustakan berlajar bersama.
***
Didalamnya mobil Agas trus memikirkan cowo yang membawa Ara, tiba-tiba sebuah telefon masuk dari Karissa meninggatkan bahwa dua puluh menit lagi  meeting akan dimulai, Agas mencoba menenangkan diri sejenak lalu pergi.
Sementara Ara dan Ardan duduk berdua disebuah Halte bus menunggu hujan reda mereka berdua hanya berdiam tanpa berbincang Ardan yang sibuk membaca buku sementara Ara begitu canggung. Namun, ada satu momen dimana mereka tak sengaja saling melirik satu sama lain namun tiba-tiba Ara memalingkan wajahnya dari tatapan Ardan karena perasaan malu.
“cowo yang tadi itu pacar loh kan.”ucap Ardan sambil membaca buku, Ara melihat Ardan yang sedang asik membaca buku.
Saat mengetahui Ara trus memperhatikannya Ardan menutup bukunya dan menatap Ara mereka pun saling bertatapan.
“kalau loh ngga merasa kan kebahagian dalam ruang itu mending loh keluar ajah, karena semakin loh paksa sama halnya loh membuka peluang untuk terus tersakiti.”ucap Ardan.
Ara hanya terdiam tak berkata apa pun dan terus menatap Ardan. Karena merasa risih Ardan membuka kembali buku bacaannya dan melanjutkannya.
“bagaimana mungkin loh bisa menghindar dari takdir yang ada.”ucap Ara memalingkan wajahnya dari Ardan.
“dia bukan takdir gue, itu sebabnya gue menolak.”jawab Ardan sambil membaca buku.
***
Hujan mulai berhenti Ardan mengajak Ara pergi mereka naik di bus yang sama Ara trus melihat Ardan yang sedang membaca buku itu senjak tadi. Saat sampai di tujuan mereka pun teripisah Ara tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ardan namun seperti biasa Ardan hanya merespon dengan senyuman.
Diruang itu Ara merasa sesak bahkan air mineral pun rasanya pahit. Sampai saat ini ia tak mampu berdamai dengan dirinya sendiri tiga puluh panggilan tak terjawab dari Agas m bahkan mendengar suara Agas pun Ara sudah tak ingin.
Ara melihat foto-foto kebersamaan mereka dengan penuh penyesalan dan kebencian.
"kamu jahat banget yah!! Dan bodohnya aku
percaya sama kamu, janji-janji yang kamu ucapkan semua itu palsu karena pada saat kamu mengucapkannya kamu ngga ada niatan untuk mewujudkannya itu sebabnya sekarang kamu mengingkarinya. Ucapan ngga akan pernah bisa dipercaya tanpanya ada perwujudan, kamu yang membawaku sampai kepada titik kebahagian namun kamu juga yang mengajarkanku awal dari rasa sakit." air mata Ara terjatuh ia berusaha agar tetap kuat dan kembali menjalani hidupnya.
Suara ketukan pintu..
"masukk.." ucap Ara mengusap air matanya.
Ara terkejut dengan kedatangan Bella yang tiba-tiba berdiri di depan pintu kamarnya. Wajahnya tampak ketakutan seluruh tubuhnya gemetaran. "Ra.." ucap Bella menahan air matanya.
"Bella.. loh kenapa?" tanpa menjawab pertanyaan Ara, Bella langsung memeluk Ara dengan sangat ketakutan.
"Bella loh kenapa?"tanya Ara hendak melepakan pelukan namun Bella tetap menahannya.
"Ra.. gue takut."
Ara mencoba membuat Bella tetap tenang dan menyuruhnya untuk duduk sejenak agar perasaannya lebih membaik. "minum dulu." ucap Ara menawarkan segelas air, bahkan saat Bella memegang gelas itu tangannya bergetar.
"Bell.. muka loh kenapa?" Bella menundukkan kepalanya dan menghindari pandangan Ara.
"kalau loh ngga cerita gimana gue bisa bantuin loh." Bella kembali melihat Ara kini ia tak mampu menagan air matanya semua tumpah saat menatap wajah Ara.
"Ra.. gue takut dia datang lagi."
"dia siapa?" keadaan mulai panik.
"Leon.." ucap Bella dengan tatapan kosong.
Mendengar nama Leon Ara langsung memeluk Bella dengan erat namun seluruh tubuh Bella seperti mati rasa ia tak mampu lagi bergerak karena trauma yang ia alami. "Raa.. gue takut." hanya itu yang Bella ucapkan senjak tadi.
"Bella.. liat gue.. liatt guee.." tatapan Bella masih kosong Ara berusaha membuatnya sadar.
"Bella liat guee.."
"Bella liat guee.."
ucap Ara sekali lagi dengan pasrah "Bella liat gue.." Ara bingung harus berbuat apa pada Bella hingga ia menangis dan memohon pada Bella agar melihatnya sekali saja.
Bella meletakkan tangannya diatas kepala Ara yang tengah berlutut dihadapannya. "keluarin semuanya Ra' , gue tau kok loh juga lagi ngga baik-baik ajah kan." mendengar ucapan itu Ara melihat Bella.
"kenapa loh masih bertahan sama dia?"
Bella kembali terdiam.
"Pliss.. gue mohon tinggalin dia.. Demi gue."
"tapi gue sayang sama dia."
"gue juga sayang sama Agas tapi gue berani ninggalin dia."ucap Ara dengan nada suara tinggi.
"gue emang bodoh, mencintai seseorang yang memberi gue luka." melihat Bella trus meneteskan air mata Ara memeluknya agar dia lebih tenang.
"dia cowo satu-satunya yang mampu membuat gue menjadi orang yang paling beda, saat gue ngga menemukan kebahagiaan dalam keluarga gue Leon selalu ada. Meskipun setiap kali dia marah dan gue yang selalu menjadi sasaran kemarahannya gue siap mati demi dia." ucap Bella itu membuat Ara begitu marah hingga kesabarannya habis dan menampar Bella, seketika Ara terkejut saat ia melakuan hal itu, ia menjauh dari Bella.
"kenapa loh menghindar?"ucap Bella terus melangkah menuju Ara "ayoo Raa.. tampar guee..".
Ara terus berjalan mundur hingga tak sadar dibelakangnya ada tembok. Kini,  dia tak mampu menghindari Bella. "ayo Ra.. tampar gue.. tampar guee biar gue sadar kalau apa yang gue ucapkan tadi itu adalah sebuah kebodohan besar."
"cuuuukkuuupp...."ucap Teriak Ara meluap.
"cukuup.."
"sekarang kita obatin dulu luka loh." ucap Ara berusaha menenangkan diri.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (169)

  • avatar
    CuttiestTisya

    good

    29d

      0
  • avatar
    Riaedi Yocher

    bagusssss bangetttt

    16/08

      0
  • avatar
    Alika Nayla

    Bagusss bngitzz

    04/08

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด