logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Terjebak

Andra melajukan mobil menuju kantor dengan hawa panas ingin meledak, melihat istri mudanya Bersama dengan seorang laki-laki yang mengantarnya. Di dalam kantor Mimi sudah menunggunya dengan senyum merekah memberikan sambutan selamat datang kepada suaminya.
Melihat mimi di dalam ruangan rasa panas mulai surut. Sambutan hangat dengan belitan lidah dan bibir warna merah, cukup membuat tenang hati Andra. Mimi sangat tahu kelemahan suaminya, beruntung sisi baik Andra tidak pernah main dengan wanita yang tidak sah menjadi istrinya. Meskipun lobido Andra sangat besar dalam urusan ranjang.
Kondisi Mimi yang sakit menyebabkan dia tidak bisa melayani Andra di atas ranjang. berbagai pengobatan sudah dia lakukan. Rasa cinta sejak remaja membuat mereka tetap bertahan hingga sekarang. Mimi tidak ingin berpisah dari lelaki yang sudah menemaminya selama lima tahun tersebut. Mimi merasa kasihan jika suaminya merasa tertekan dengan nafsu yang tidak tersalurkan, hanya karena dirinya. Dia ingin menunjukkan sebagai istri yang tetap baik di mata suaminya.
“Mas Andra kenapa? Terlihat kusut sekali?” tanya Mimi setelah aktifitas panas mereka.
“Aku tadi dapat telpon gelap soal Kiara. Awalnya kuabaikan, melihat jadwalku kosong akhirnya kucoba memastikan kabar dari penelpon gelap itu. Dan ternyata benar, Kiara sudah main belakang dengan kita,” ucap Andra melanjutkan menikmati dua buah bibir berwarna stroberi yang ada di depannya.
Di dalam hati Mimi bersorak kegirangan. Rencana untuk membuat panas hati suaminya berhasil. Ferdi layak mendapatkan bonus darinya. Siasatnya hari ini diluar dugaan, Andra cepat tersulut emosi. Deg-deg an juga jika mereka terpergok bersekongkol membuat Kiara menjadi jelek di mata suaminya. Mimi sekarang sangat ketakutan jika suaminya mulai jatuh cinta kepada gadis itu.
“Kamu senyum-senyum aja. Kenapa? Suka lihat aku marah kayak gini?”
“Bukan, cuma heran saja mengapa Mas mesti marah-marah kalau gadis itu bersama cowok lain? Apa jangan-jangan Mas Andra cemburu?” tegas Mimi memancing rasa Andra.
“Kamu mungkin yang cemburu? Aku tidak mau saja kalau selingkuh seperti dulu lagi. Ini mesti cari mata-mata buat Kiara. Biar nggak ngelunjak, udah ditolong juga orang tuanya.”
Mimi tidak menanggapi omongan suaminya, dia sibuk membalas pesan chat kepada Ferdi. Hal ini membuat Andra heran, tidak biasanya istri pertamanya cuek ketika diajak ngobrol. Diam-diam Andra mendekat dari arah belakang tempat duduk Mimi. Dia mengintib ponsel yang sedang dipegang istrinya. Mimi yang merasakan suasana berubah sepi, mendongakkan kepala, terkejut melihat suaminya sudah berada di belakang melihat ke arah ponsel.
Jantung Mimi berdegup kencang, takut ketahuan chatnya bersama dengan Ferdi. Bisa marah besar suaminya sedangkan dia tidak mau sampai diceraikan oleh Andra. Meskipun perusahaan yang ini 50% miliknya, tetap saja Andra yang menjalankan. Berhubung Mimi tidak bisa mempunyai anak dan berharap mendapatkan keturunan dari orang lain dan mereka akui berdua.
Pilihan yang jatuh pada Kiara membuat Mimi sekarang jungkir balik kelabakan. Gadis yang masih muda dan jauh berbeda dengan Mimi. Kepolosan Kiara membuat sikap Andra berbeda waktu menikah dengan Nina, istri keduanya dulu. Perkiraan Mimi meleset, dia pikir Andra tidak menyukai gadis polos itu, tetapi melihat antusias sebelum malam sebelum pernikahan, membuat Mimi berfirasat buruk soal hubungan Andra dan Kiara pada akhirnya. Sebagai langkah awal membuat Andra membenci Kiara berjalan lancar hingga detik ini.
“Hemm … kamu kog senyum terus sejak tadi aku perhatikan. Chat ama siapa?”
Seketika Mimi menatap Andra dan menyembunyikan ponselnya di dalam tas kecil. Andra yang melihat sikap Mimi semakin aneh menjadi penasaran. Mimi yang merasa diperhatikan oleh suaminya seketika berdiri dan pamitan untuk pulang dengan alasan tubuhnya mendadak sakit.
“Mas, aku pulang dulu. Kurang enak badan, sepertinya kelamaan duduk ini,” kata Mimi sambil berdiri tangan mengulur kepada Andra untuk pamitan.
Karuan saja, Andra terkejut dan bingung ingin mengantarkan Mimi pulang, namun meeting akan segera dimulai. Tidak mungkin Andra meninggalkan begitu saja dengan pembahasan proyek dengan jumlah besar. Mimi bernapas lega, akhirnya Andra tidak mengantarnya pulang ke rumah. Bisa ketahuan jika dia sedang chat-an dengan teman Kiara.
Di dalam kantor, setelah meeting berakhir Andra Kembali merenung sikap aneh istinya. Tidak biasanya Mimi gugup dan menutup ponsel dengan cepat. Biasanya dia tunjukkan chat siapa saja yang ada di ponsel. Andra sadar jika saat ini Mimi sedang tidak stabil spikologisnya. Penyakit yang istrinya derita cukup membuatnya stres. Andra tidak ingin membebani pikiran Mimi.
“Mungkinkah Mimi chat dengan dokternya? Dan tidak mau memberitahukan penyakitnya? Bisa bahaya ini, bagaimanapun dia harus tetap menjaga perasaannya dari emosi yang berlebihan.Aku harus tahu, mungkinkah penyakitnya bertambah parah?” gumam Andra duduk di kursi kebesarannya. Kemudian dia memencet bel yang ada di meja.
Seorang laki-laki datang menuju ruang Andra. Pak Joni yang dikenal dengan sebagai tangan kanan Andra ketika ada masalah menimpa keluarganya. Hampir semua karyawan mengetahui siapa pak Joni. Dengan tubuh tegap dan wajah sangar, semua orang pasti menyangka di adalah seorang intel atau preman.
Setelah berbincang dengan Andra, laki-laki itu keluar dan menghubungi seseorang. Sementara Andra dengan tergesa keluar dari kantor berniat pulang ke rumah. Pikirannya masih tertuju pada Mimi yang diperkirakan sakit parah.
Hari masih siang, waktu belum menunjukkan pukul tiga sore, namun Andra sudah tiba di rumah. Sepi, itu gambaran dari halaman depan rumah. Tidak ada tanda-tanda Mimi ada di rumah. Andra semakin panik dan berpikiran buruk tentang Mimi, istri pertamanya. Setelah masuk dan melihat ke dalam kamarnya yang ternyata kosong, Andra pergi ke belakang menemui pelayan.
“Bi Sumi, Nyonya udah pulang belum?” tanya Andra kepada perempuan yang umurnya sekitar 50 tahun.
“Belum Tuan, tadi setelah masak Non Kiara pamit keluar menemui temannya. Katanya penting, Tuan.”
“Kurang ajar anak itu, sekarang berani terang-terangan ijin menemui cowok tanpa pamit kepadaku. Emang dia anggap apa aku ini?! Trus, Nyonya Besar ke mana?”
“Ti-tidak pamit, Tuan. Selama ini juga tidak pernah bilang mau ke mana, meskipun su-sudah saya tanya, sesuai perintah T-tuan,” kata Bi Sumi gugup.
“Oh, ya udah silakan balik kerja lagi, Bi. Aku akan cari mereka,” kata Andra berlalu.
Pikiran Andra semakin kalut, dua istrinya membuat hatinya meradang. Takut terjadi sesuatu dengan Mimi, dan berpikir buruk tentang Kiara yang ketahuan selingkuh di belakangnya. Dia melajukan mobil menuju kafe tempat terakhir melihat Kiara bersama dengan Ferdi. Cowok yang sudah pernah diberikan peringatan ternyata tetap nekat bertemu dengan istri ketiganya itu.
Sampai di kafe Andra langsung menuju tempat Kiara dan Ferdi duduk dan ternyata sudah kosong. Darahnya kembali mendidih membayangkan Kiara berada dalam rengkuhan Ferdi.
“Mereka pasti sudah cek-in. Kurang ajar kamu Kiara! Aku akan membuat perhitungan denganmu!” gumam Andra keluar dari Kafe.
Sementara dilain tempat, Kiara dan Ferdi sudah berada di dalam sebuah kamar hotel. Ferdi berhasil menaruh obat tidur sehingga Kiara tidak sadar dan tertidur pulas. Ferdi tersenyum melihat tubuh molek Kiara yang ada di depannya. Sudah bertahun-tahun dia mengharapkan tubuh itu berada di dalam rengkuhannya. Setelah membuka sebagian pakiannya sendiri, Ferdi mendekati Kiara yang terbaring terlentang.
“Kalau sudah rejeki memang tidak akan lari ke mana. Kee … Kee, lu polos amat jadi orang. Untung gue yang dapetin lo duluan hahaha ….”

หนังสือแสดงความคิดเห็น (321)

  • avatar
    Agus Nofian

    kentang banget sih....

    13d

      0
  • avatar
    Ptrciaaya

    sangat baik

    19d

      0
  • avatar
    Ariyaindy

    suka😍😍😍

    24d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด